Perkara Oprec

106 10 0
                                    

"I'll dare you!"

Suasana ruang UKM jadi hening berkat ucapan Kinara barusan. Tapi langsung ramai riuh beberapa saat kemudian, bedanya Brandon nggak ikut-ikutan bicara. Setelah mendengar omongan Kinara, dia jadi merasa aneh, takut kalau tiba-tiba dirinya berubah pikiran.

Nggak lah, nggak mungkin, katanya dalam hati.

Sementara Kinara juga melakukan hal yang sama, merutuki dirinya yang asal bicara.

Ih, gue ngomong apaan sih? Goblok banget sumpah. Ya mana mungkin si

"Tuh, ditantang, Bran!" Terkadang Fariz dan semua anak-anak persma bingung mau memanggil nama Brandon kalau hanya butuh satu kata seperti yang dibilang Fariz tadi. Soalnya antara Bran dan Ndon, sama-sama nggak ngenakin.

Brandon menghela napasnya, "Tantang aja, gue nggak takut!" jawabnya, tapi ada sedikit keraguan dalam kalimatnya.

Kinara meneguk air yang sempat ditaruhnya dalam gelas. "G-gue duluan ya!" pamit gadis itu untuk segera meninggalkan ruangan.

"Gue juga!"

"Gue juga!"

"Anjir, tinggal kita. Lo tetep mau disini, kan?" tanya Zio pada Fariz dan Theo. Cuma mereka yang tersisa.

"Kayanya gue juga mau pulang deh, mau mikirin skripsi." Theo beranjak, hampir meninggalkan kedua temannya jika tidak buru-buru dilarang sama mereka.

Fariz bengong, padahal ini masih semester enam, tapi si Theo udah mumet aja, mau mikirin. "Tuh Bang, lihat. Kaya Theo tuh, sejak dini udah mikirin tugas akhir, untuk meminimalisir biar nggak telat lulusnya," ucap Zio.

Bukannya gimana-gimana, Theo ini bilang kaya gitu supaya buru-buru diijinin pulang, capek. Soalnya kalau nggak pinter cari alasan, ya dia bakal diajal ngopi sebentar di tempat biasa mereka ngobrol. Tapi, sebentarnya mereka tuh nggak cuma satu atau dua jam, jadi ya gitu, Theo lebih baik pulang meskipun ketika mereka ngopi ganteng, tetap ada topik menarik.

"Yaudah deh, gue pulang juga kalau gitu!"

🌹🌹🌹

Sebentar lagi UAS, yang itu berarti mahasiswa akan libur semester bagi yang tidak mengambil kelas tambahan. Tapi memang tidak sepadat seperti kuliah biasa, kok. Kemudian setelahnya bakal ada tahun ajaran baru, maka akan ada juga regenerasi di organisasinya.

Jujur, persma di kampus Kinar itu sepi peminat. Citranya juga lumayan tidak bagus di kalangan birokrat kampus, soalnya di kritik mulu. Siapa suruh sering bikin kebijakan yang nggak masuk akal?

"Riz, buat bahas oprec kapan sih?"

"Enaknya tuh bahas pas sebelum UAS apa setelahnya? Gue ngikut deh sama kalian!"

Semua saling pandang. Organisasi yang hanya beranggotakan kurang dari dua puluh orang itu terkadang memang membuat Kinar jadi lupa dengan segala tugas kuliah, tapi di satu sisi bikin pusing juga. Anggota yang tercatat memang ada tujuh belas orang, tapi yang datang nggak semuanya. Biasa sih sebenarnya, dalam sebuah organisasi ada yang aktif ada yang nggak.

"Sebenernya di acara penerimaan mahasiswa baru besok, setiap UKM tuh disuruh buat presentasi profil organisasi mereka. Boleh bentuk apa aja, video, ppt, terserah."

"Siapa yang ngasih tau, Bang?" tanya Dira. Cewek itu kebetulan sekarang menjabat sebagai sekretaris.

"Tuh anak sebelah!"

Jurnalis KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang