"Kisah kita sulit sekali, kira-kira tuhan sedang merencanakan apa ya untuk kita??"
✏ N O T E ✏
Cerita Fiksi!
Semua disetting hanya untuk kepentingan cerita.•
•
•
"Silahkan, mau pesan apa?""Coffee latte nya satu."
"Baiklah, anda bisa menunggu di sana." ujar ku sambil menunjuk beberapa meja yang kosong.
Aku segera membuatkan coffee latte yang baru saja dipesan. Tak butuh waktu lama, coffee latte itu pun selesai ku buat. Dan segera ku antarkan ke pada nya.
"Silahkan di nikmati."
Perempuan dengan mata bak rubah itu menatap ku lalu ia tersenyum.
Lekas aku pun pergi meninggalkannya menikmati coffee latte yang kubuat.Lonceng di pintu masuk cafe berbunyi. Menampilkan sosok pemilik cafe yang berdiri diambag pintu,—Na Jaemin. Ia mengedarkan pandangannya lalu netranya berhenti di arah ku.
Ia menghampiri ku dengan senyum nya yang merekah.
"Daemi belum datang?" tanya Jaemin.Aku menggeleng lalu berjalan menuju ke belakang meja kasir. "Kenapa emangnya?"
Jaemin berdiri didepan meja kasir. Lalu melipat kedua tangan didepan dada nya. "Aku mau ngajak kamu ke rumah sakit ... ."
Aku tertegun. Aku tidak salah dengar kan? Kerumah sakit?
"M-mau ngapain?" aku tergugup.
Jaemin diam sejenak, memperhatikan ku yang terlihat sangat kaget mendengar tawaran nya. "Jenguk Jisung lah! Dia sudah sadar dari koma nya, Dan sekarang dia udah bisa dijenguk."
Tangan ku mengepal, pandangan ku tunduk. Jantung ku bahkan berdegup tak karuan saking cepatnya. Aku bahkan masih menahan nafas saat mendengar itu.
Jisung sudah siuman? Seharusnya aku senang seperti Jaemin saat ini. Tapi, jelas aku gelisah dan khawatir. Melihat kejadian 3 hari lalu, bisa saja itu bukanlah Jisung.
Aku sudah menceritakan semua pada Madam Sungkyung, Jihyun, Jeno dan juga Renjun. Mereka pun berpikiran sama dengan ku. Pada dasarnya, tidak semudah itu untuk Jisung kembali pada raga nya.
Itu lah yang membuat dugaan ku semakin kuat jika itu bukan lah Jisung yang sebenarnya."Hey, Yara? Mau ikut gak?" Jaemin memecah lamunan ku.
"A-ah, kayak nya nanti aja deh bareng sama Jihyun kesana nya."
"Baiklah." Jaemin menghela nafasnya pelan. "Kamu bisa pulang kalau Daemi sudah datang. Dan istirahatlah, Ok!"
Aku mengangguk tiga kali. Jaemin pun pergi meninggalkan ku beserta cafe nya ini. Aku menghembuskan nafas pasrah saat Jaemin hilang dari pandangan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ᴇxᴏʀᴄɪꜱᴍ ; ᴛʜᴇ ɴᴇxᴛ ʟɪꜰᴇ [Tamat]
Fanfic✏ BOOK 6 [Park Jisung Fanfiction] Tingkat Tertinggi dari mencintai adalah mengikhlaskan, tingkat menyakitkan dari mencintai adalah dilupakan dan tingkat tersulit dari mencintai adalah melupakan. Kamu, tahu? Aku adalah makhluk yang bisa melakukan ke...