Sebagian dari masyarakat masih ada lho yang keliru dengan kepribadian. Ada yang masih bingung dengan tipe kepribadian diri mereka, ada juga yang beranggapan salah terhadap suatu kepribadian.
Berikut fakta dan mitos tentang kepribadian introvert, ekstrovert dan ambivert:
1. Kepribadian manusia bisa dirubah?
Tidak benar demikian. Kepribadian manusia itu berhubungan dengan kondisi biologis dan dipengaruhi oleh dopamin.
Misalnya seorang ekstrovert. Kondisi biologis mereka dipengaruhi oleh dopamin dimana pada saat mereka banyak mendapatkan rangsangan dari luar seperti bersosialisasi, secara otomatis energi mereka akan kembali terisi.
Berbeda dengan sifat manusia seperti pemalu yang merupakan kondisi psikologis yang dipengaruhi oleh faktor eksternal.
2. Introvert susah jadi pemimpin?
Siapa bilang demikian? Tidak juga, kok. Sebuah studi tahun 2012 yang dilakukan oleh Corinne Bendersky dan Neha Shah dan diterbitkan dalam jurnal Academy of Management mengatakan, bahwa orang-orang introvert bekerja dengan sangat baik dalam proyek grup.
Kemampuan sosial dan introversi sebenarnya tidak saling berkaitan. Karakteristik introversi seseorang sebenarnya bisa memberikan kontribusi terhadap kesuksesan, karena orang-orang introvert biasanya lebih teliti dan teratur dalam melakukan penelitian, membaca, merencanakan sesuatu, dan tugas-tugas lainnya yang membutuhkan konsentrasi dan ketenangan. (*hellosehat)
3. Ekstrovert selalu ingin bersosialisasi?
Jawabannya adalah tidak selamanya.Meskipun seorang ekstrovert me-recharge energinya dengan sosialisasi, tapi bukan berarti mereka tidak butuh waktu sendiri.
Saat perasaan mereka tidak baik, seorang ekstrovert juga membutuhkan waktu sendiri untuk menenangkan pikiran dan perasaannya.
4. Ambivert adalah pendengar yang baik?
Fakta. Selain menjadi pendengar, ambivert juga bisa menjadi pembicara yang baik. Meraka tahu waktu yang tepat untuk bicara dan kapan harus diam.
5. Ekstrovert lebih bahagia daripada introvert dan ambivert?
Itu hanyalah mitos. Setiap orang pasti punya "definisi" bahagia masing-masing dengan cara yang berbeda.
Baik introvert, ekstrovert dan ambivert pasti memiliki caranya masing-masing dalam mendapat suatu kebahagiaan. Meskipun bagi masyarakat awam, ketenangan atau kesunyian sering dikaitkan dengan suatu keprihatinan. Sehingga menimbulkan spekulasi bahwa ekstrovert lebih bahagia daripada kepribadian lainnya.
6. Introvert itu sombong dan ansos?
Salah. Perlu diketahui bahwa orang introvert tidak merasa harus berbicara jika memang tidak perlu. Terkadang, mereka lebih suka memerhatikan orang-orang di sekitarnya atau tenggelam dalam pikirannya sendiri. Mungkin, orang lain mengartikan sikap tersebut sebagai orang yang membosankan, padahal menurut orang introvert, aksi observasi dan memperhatikan orang-orang ini termasuk menyenangkan.
Orang introvert cenderung memilih untuk berinteraksi tatap muka dengan satu orang saja di satu waktu. Bukannya sombong atau dingin, introvert pada umumnya menyukai orang lain, tapi lebih menghargai waktu kebersamaan, dan mementingkan kualitas daripada kuantitas hubungan. (*hellosehat)
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG PSIKOLOGI
HumorTips dan trik menerjemahkan bahasa non-verbal melalui gerak tubuh, gaya bicara, gaya chatingan, tulisan tangan dan gerakan bawah sadar lainnya. *Dikutip dari beberapa sumber.