Awal September ini kita disuguhi berita yang cukup viral yaitu tentang seorang gadis cantik yang membunuh ibunya sendiri. Ya, Namanya Isabella Guzman.
Setidaknya ada beberapa hal yang membuat kasus ini dilirik oleh banyak orang, diantaranya:
1. Dia membunuh ibunya sendiri dengan cara menikam dengan pisau sebanyak 151 tusukan.
2. Videonya yang tersenyum di pengadilan seakan ia tidak merasa bersalah sedikitpun.
3. Keputusan pengadilan yang memutuskan Isabella tidak bersalah karena memiliki gangguan mental, yaitu skizofrenia paranoia.
Buat temen-temen yang penasaran kronologinya seperti apa bisa di cek di work-ku yang Ruang Misteri. Karena disini kita tidak akan membahas kasusnya tapi lebih kepada gangguan mental yang dialami Isabella, yaitu skizofrenia.
Apasih Skizofrenia itu?
Sebahaya itukah sampai penderitanya bisa melakukan hal-hal mengerikan?
Simak uraian berikut!
1. Pengertian
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, dan juga menunjukan perubahan sikap. Pengidap skizofrenia umumnya mengalami kesulitan untuk membedakan antara kenyataan dengan pikiran yang ada pada diri si pengidap.
2. Penyebab
Sebenarnya belum ditemukan penyebab utama penyebab seseorang bisa terkena skizofrenia. Tapi beberapa pakar mengutarakan ada faktor-faktor yang memungkinkan seseorang terkena skizofrenia, yaitu:
a. Faktor kimia pada otak
Ketidakseimbangan kadar serotonin dan dopamin pada otak, dapat menjadi salah satu penyebab dan meningkatkan risiko seseorang mengidap skizofrenia. Keduanya merupakan zat kimia yang berfungsi untuk mengirim sinyal antara sel-sel otak sebagai bagian dari neurotransmitter.
Selain itu, pengidap skizofrenia juga memiliki perbedaan struktur dan fungsi otak, bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gangguan mental.
b. Faktor Genetik
Keturunan dari pengidap skizofrenia, memiliki risiko 10 persen lebih tinggi untuk mengidap skizofrenia. Risiko tersebut akan meningkat 40 peren lebih besar ketika kedua orangtua sama-sama pengidap skizofrenia. Sementara itu, anak kembar yang salah satunya menderita skizofrenia, risiko akan meningkat 50 persen lebih besar.
c. Komplikasi saat Kehamilan dan Persalinan
Seperti paparan racun dan virus, ibu seorang pengidap diabetes, perdarahan dalam masa kehamilan, kekurangan nutrisi, berat badan yang terlalu rendah saat kelahiran, kelahiran yang prematur, dan asfiksia atau kekurangan oksigen saat dilahirkan.
d. Faktor lingkungan
Salah satu contoh faktor risiko dari lingkungan adalah konsumsi obat-obatan psikoaktif atau psikotropika, yang mampu mengubah persepsi dan pemikiran saat seseorang masih remaja. Orang tersebut lebih rentan untuk mengalami skizofrenia.
3. Gejala
Gejala skizofrenia terbagi menjadi empat bagian di bawah ini:
A. Gejala negatif
Gejala negatif adalah gejala yang pada kebanyakan orang ada, namun pada penderita skizofrenia tidak ada. Ditandai dengan:
• Hilangnya berbagai macam emosi yang dirasakan dan ditampilkan
• Penurunan kemampuan untuk berbicara
• Berkurangnya minat dan motivasi
• Penderita skizofrenia juga memiliki keinginan untuk tetap merasa lesu dan malas, serta menolak untuk berubah.
B. Gejala positif
Gejala positif meliputi ciri-ciri psikosis yang meliputi:
• Halusinasi, yang biasanya berbentuk suara-suara atau bayangan yang sebenarnya tak nyata
• Delusi, misalnya berkhayal bahwa dirinya dikejar-kejar organisasi tertentu
• Perilaku dan cara bicara yang tidak teratur (meracau)
C. Gejala kognitif
Gejala kognitif yang ditandai dengan:
• Penurunan fungsi memori
• Sukar konsentrasi
• Berkurangnya kemampuan untuk mengatur serta berpikir abstrak
• Kesulitan dalam menangkap dan memahami sinyal atau tanda-tanda dalam hubungan interpersonal
D. Gejala suasana hati (mood)
Penderita terkadang merasa senang atau sedih dengan cara yang sulit dimengerti. Penderita juga dapat merasa murung atau tertekan.
4. Bahaya Skizofrenia
Seperti dilansir dari alodokter, penderita skizofrenia berisiko 2-3 kali lebih tinggi mengalami kematian di usia muda dibandingkan orang normal.
Selain itu bahaya lain dari skizofrenia diantaranya:
• Percobaan bunuh diri
• Melakukan tindakan yang membahayakan orang lain
• Depresi
• Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan
• Masalah dalam kehidupan kerja atau sekolah
5. Pencegahan Skizofrenia
Untuk saat ini tindakan preventif skizofrenia belum tersedia. Namun akan lebih baik jika kamu merasa adanya indikasi skizofrenia segera konsultasi, agar kamu mendapatkan diagnosis dan penanganan sejak dini.
6. Pengobatan
Cara mengobati skizofrenia akan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama penderita sudah mengalaminya.
a. Obatan-obatan
Pilihan obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi gejala skizofrenia adalah obat golongan anti-psikotik.
b. Intervensi psikososial
• Terapi individu dengan psikoterapi: terapi ini bertujuan untuk membantu penderita memperbaiki pola pikir penderita skizofrenia, menghadapi stres, dan mengenali tanda awal kambuhnya gejala.
• Terapi sosial: terapi ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan komunikasi, interaksi sosial, serta kemampuan penderita skizofrenia untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
• Terapi keluarga: terapi ini bertujuan untuk menyediakan dukungan dan pengetahuian bagi keluarga penderita skizofrenia. Penting sekali bagi keluarga penderita skizofrenia mengenali apa itu skizofrenia agar mereka dapat membantu dan memahami penderita skizofrenia dengan lebih baik.
•Terapi rehabilitasi vokasional: terapi ini bertujuan membantu penderita skizofrenia mempersiapkan, mencari, dan kembali bekerja.
c. Terapi elektrokonvulsif (ECT)
Terapi ECT ditujukan bagi penderita skizofrenia yang tidak berespon terhadap terapi obat-obatan dan pada panderita skizofrenia yang menunjukkan gejala depresi.
Sumber:
1. www.halodoc.com
2. www.alodokter.com
3. www.Sehatq.com***
Sebenarnya Skizofrenia ini terbagi ke dalam beberapa jenis, tapi karena takutnya part ini terlalu panjang mungkin akan dibahas pada part berikutnya saja.Selain itu Skizofrenia adalah salah satu gangguan mental yang bahasannya kompleks banget, jadi jika ada yang kurang ataupun ada kekeliruan pada part ini bisa ditambahkan di komentar ya😃
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG PSIKOLOGI
ComédieTips dan trik menerjemahkan bahasa non-verbal melalui gerak tubuh, gaya bicara, gaya chatingan, tulisan tangan dan gerakan bawah sadar lainnya. *Dikutip dari beberapa sumber.