1

517 55 39
                                    

Haloo haloo, gaees!

Setelah sekian lamaaa, akhirnya Achan bisa balik lagi bawa part 1.

Achan Update nya pagi-pagi, udah ada yang bangun?

Lama banget update nya, ya?

Maapin Achan, gaes. Karena udah ninggalin cerita ini lamaa banget.

Wp Achan yyang mendadak jadi berat plas lemot banget, ngebuat up datenya jadi kayak gini.

Ada kesibukan di dunia nyata juga.

Sekali lagi, Achan minta maaf banget banget, gaes.

Buat kalian yang nungguuin cerita ini up date, dm nanyain terus kapan up date, terima kasih banget.

Beneran, Itu penyemangat banget buat Achan.

Sekali lagi terima kasih. Kalian luar biasa bangeet.

Oke, deh.

Semoga sukaa.

Happy reading, gaes.

***

Leuca melangkah pelan. Segelas es teh plus segelas es kopi mantul bikinan ibu kantin nyatanya belum mampu mengusir kantuknya.

Langkahnya makin pelan melihat pintu kelas yang seakan melambai menyuruhnya bergegas masuk.

Leuca mengerjap. Angin mengelus pelan wajahnya, membuat matanya bergerak-gerak ingin menutup.

"Ucaaaa!" Suara itu membuat kasur di hayalannya ambyar.

Matanya membuka malas. Di depannya, seorang gadis dengan seragam yang bukan mencerminkan anak teladan nyengir sambil makan cilok. "Aroma kuah kacang menguar, menggoda Leuca buat makan cilok sambil minum es teh.

Kantuknya menguap sudah.

Leuca melangkah mendekat.

Dan tanpa permisi sampurasun kulo nuwwun, Leuca menyambar plastik cilok di genggaman gadis bungkus cilok, buru-buru menumpahkannya ke mulut hingga kuah kacangnya menetes tumpah mengenai seragamnya.

Gadis bungkus cilok menjerit keras-keras, meratapi kuah kacang yang tumpah di seragam Leuca.

"Cilok gueee ituuuu!" Si gadis bungkus cilok yang merasa tidak terima ciloknya yang masih setengah lebih dikit direbut Leuca gitu aja, langsung mengadakan perlawanan.

Ciloknya gak boleh dijajah orang lain.

Demi cilok kuah kacang paling mantul seantero sekolah, gadis bungkus cilok rela menunda menikmati kesegaran es teh di siang terik.

Gadis itu misuh-misuh, mengamankan es tehnya di tempat yang aman, kemudian melangkah mengejar Leuca yang lagi nyari tempat termantul buat makan cilok.

Si gadis bungkus cilok menemukan Leuca duduk di bawah pohon rindang. Si gadis bungkus cilok diam, menunggu Leuca lengah. Matanya mengawasi Leuca.

Dan gadis bungkus cilok menemukan kesempatan.

Matanya berbinar. Melangkah maju perlahan, tangannya sigap merebut cilok dari genggaman Leuca.

Leuca yang lagi enak-enaknya memejamkan mata sambil menghirup kuah kacang sedap, kaget.

Cilok digenggamannya hilang.

Ganti Leuca yang menjerit.

"Intaaan! Minta dikit doang yampuuun!" Leuca berseru buru-buru mengejar cilok mantul.

Intan, si gadis cilok malas berbalik. Leuca mempercepat langkahnya. Demi sebiji cilok. Sepertinya Leuca lupa, kalau tadi dia udah menumpahkan lebih dari sebiji cilok ke dalam mulut.

[Majapahit] Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang