Halooo!
Yuhuuu, Achan balik lagi bawa part 2.
Setelah dua tahun lebih, masih ada yang nungguin?
Mana suaranyaa?
Yayeeee👏👏
Wkwkwk. Buat yang masih nungguin, makasih banget banget.
Luar biasaa!
Oke, deh.
Happy reading, gaes.
Semoga suka.
***
"Sini, Leuca, sarapan dulu!" seru seorang wanita paruh baya dari dapur ketika melihat Leuca melintas dengan seragam. Leuca menghampiri sambil tersenyum lebar. Aroma masakan mamanya membuat perut cewek itu menjerit minta diisi.
"Pagii, Maa!" Sapa Leuca dengan suara toa, sembari mendudukan tubuhnya di kursi.
"Pagi, Uca. Masak telur ceplok. Kamu mau, gak?" Sang Mama menghidangkan hasil karyanya di atas meja.
"Mauu, Maa!" Cewek itu berucap cepat.
"Makan yang banyak, ya!" Mama Leuca menyendok nasi ke piring cewek itu.
Leuca mengangguk, setelahnya melahap makanan di depannya bagai orang yang tak makan setahun.
Perempuan itu tersenyum, senang sang anak suka dengan masakan sederhananya.
"Sekolahmu gimana, Uca?" Tanya sang mama sambil memandang lembut anak satu-satunya.
Leuca menghentikan pergerakanya menyuap nasi. Menggeleng pelan. "Baik-baik aja, kok. Lancar, Ma."
"Alhamdulillah. "Sip, Uca!" Mamanya mengacungkan jempol senang.
Serius, seketika Leuca jadi merasa bersalah.Sebetulnya kan, sekolahnya tidak selancar itu. Leuca pernah beberapa kali bolos pelajaran dan apesnya ketahuan.
Leuca bukan murit teladan seperti Tari yang suka membaca sambil menari, tapi juga bukan seperti Intan yang hobinya ngilang sesukanya dari kelas dan punya seabrek surat cinta ruang BK.
Leuca itu biasa aja.
Tidur pas pelajaran sejarah, fisika, matematika itu adalah hal yang masih biasa, kan?
Ngomong-ngomong fisika, Leuca mendadak ingat sesuatu.
PR fisikanya apa kabar?
dia kan, belum ngerjain.
Hukuman mengerjakan di depan kelas siap menanti. Belum lagi, soal yang dikasih ke Leuca pasti bakal ditambahin jadi tiga kali lipat.
Aduh, gawat!
Dia harus ke sekolah sekarang dan mencari contekan.
"Leuca!" Suara mamanya membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk berdiri.
"Habis makan, cuci semua piring dan peralatan masak! Besok-besok, kamu yang harus siapin sarapan lagi! Mama udah capek banget kerja. Jangan jadi Anak gak tahu diri yang tinggal ngertinya leha-leha terus"
"Hah?" Leuca mengerjap. Ke mana tatapan lembut dan senyum menenangkan mamanya?
Kenapa sekarang berganti jadi wajah amat kesal dan tatapan tajam?
"Ma!" Leuca memanggil pelan. Berharap, mamanya bisa kembali seperti tadi.
"Apa, Leuca?!" mamanya menyentak.
"Kamu mau nolak? Udah mulai ngelunjak kamu ya! Cuma disuruh kerja segitu aja gak mau. Anak gak tahu terima kasih. Sejak kamu ada, saya jadi.tambah susah. Dasar anak pembawa derita!" sang mama berucap tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Majapahit] Who Are You?
Ficción históricaHidup Leucaena Leucocephala Subsp Glabrata yang dihiasi kalimat istighfar dari guru agama, wejangan bermakna guru sejarah, mendadak jungkir balik ambyar. Takdir membawanya ke tempat yang tak pernah dia bayangkan, bertemu dengan orang yang tak dia me...