Setelah gue desak-desak akhirnya Kian bersedia nurutin kemauan gue, awas aja kalo enggak bakal gue pepetin terus sampai bangkotan. "Kalo kamu gak segera putusin Tia....mending hubungan kita sampai disini aja, deh."
"Iya, nanti aku putusin."
"Jangan cuma iya-iya. Kelamaan aku nunggunya, deadline minggu ini atau aku tinggal pulang ke Jakarta biar tahu rasa kamu!" Gue ngedrama penuh totalitas.
"Mau dianter gak?" Kian malah bercandain gue.
"Aku bilangin Pak Panji kamu jahatin anaknya, biar dilaporin polisi!" Lama-lama gue kayak Jihan, dikit-dikit bilangin papi sebentar-sebentar ngadu.
"Nanti aku bilang sendiri, sekalian minta anaknya jadi istriku." Kian gak ada seriusnya, kesel.
"Enak aja, beresin dulu tuh urusan rumah tangga kamu sama Tatia! Ogah ya aku digantungin terus!"
Kian cuma mesem-mesem sambil liatin gue. "Kamu pikir aku lagi bercanda?"
"Enggak." Kian tersenyum geli.
"Terus kenapa senyum-senyum gitu? Kamu ngeledekin aku?" Gue siap-siap ngamuk. Tapi Kian malah ngerangkul gue dan masih kecupan sekali di pipi. Dasar pacar orang, bisa-bisanya bikin gue makin jatuh cinta.
"Apa, sih, lo!" Gue sok-sokan nolak.
"Mbak, ada rencana nambahin beban hidup gak kalo ada saya siap jadi suami." Kian gombal mulu, gue jadi demen.
"Males, ah!" Gue belagak sewot.
Kian cuma ketawa sambil buka hape, lalu dia nunjukin chatnya sama Tatia semalam. Intinya Kian ngajak ketemuan nant siang, karena ada hal penting yang mau dibicarakan.
"Aku boleh ikut?"
"Ngapain? Tunggu dirumah aja, paling cuma bentar." Kian menggeleng.
"Kenapa, ih, gak boleh?"
"Nanti jadi rame malah gak selesai-selesai."
"Aku kan pengen tahu waktu kamu mutusin Tia...beneran putus atau cuma akal-akalan kamu buat ngibulin aku?" Tuduh gue.
"Ngibulin gimana?"
"Siapa tahu kalian ketemuan buat ngedate bukan omongin putus." Gue gak segampang itu.
"Kamu gak percaya banget sama aku?" Kian mulai hilang kesabaran.
"Enggak." Gue jujur. "Atau katakanlah kamu udah bilang putus, tapi Tatianya gak mau. Ada jaminan gak kamu bakal teguh pendirian? Yakin kamu gak akan berubah pikiran lagi?"
"Mau kamu apa, sih, Ky? Gak liat aku lagi mencoba nurutin kemauan kamu, masih kurang ya?" Kian nahan dongkol.
"Kan baru omongan belum kebukti beneran." Gue sedikit kebawa trust issue. "Aku bisa kok percaya sama kamu, Mas. Asal dibuktiin dan aku liatnya pake mata kepalaku sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH
FanfictionTELAH TERBIT VERSI LENGKAPNYA DALAM BENTUK EBOOK DI GOOGLE PLAYSTORE!! 'Gue ogah punya pacar giveaway, mending nikung lebih kelihatan ada usahanya' - Kirana Azalea