Back to reality. Setelah menghabiskan liburan semester selama 2 bulan. Alana dan Leon pun kembali dengan aktifitas mereka di kampus. Alana sudah memasuki semester lima, sedang sibuk-sibuknya dengan urusan kampus.
Alana saat ini sedang berada di kantin fakultasnya bersama dengan salah satu teman pria sekelasnya, Alex. Sudah menjadi rahasia umum jika Alex memang menyukai Alana walaupun pria itu tau ada Leon disisi Alana. Tapi Alex tidak takut dengan itu. Menurutnya jika di kartu identitas Alana masih menyatakan status single, dia masih punya peluang untuk mendapatkan Alana.
"Jadi kita bagi tugas aja ya, Lex? Nggak usah kerjain bareng-bareng." ucap Alana pada Alex sambil meminum es jeruknya. Perempuan itu takut jika Leon mengetahui Alana mengerjakan tugas kelompok berdua dengan Alex dan Leon akan marah besar.
"Kok gitu? Kerjain bareng-bareng aja, Al" rayu Alex, lelaki itu tidak ingin kehilangan kesempatan berdua dengan Alana.
Alex sudah akan melompat kegirangan saat disatukan dengan Alana dalam kelompok mata kuliah, apalagi hanya berdua. Jangan tanya Alex betapa senangnya dia.
"Bagi-bagi materi nya aja, Lex. Nanti setelah lengkap baru kita jadi satu." ucap Alana masih dengan pendiriannya.
"Lo takut Leon marah? Nanti gue yang izin sama Leon, gimana?" ucap Alex dengan santai.
Alana yang mendengar itu melotot.
"Jangan, lo mau muka lo itu hancur sama Leon?" balas Alana dengan sengit.
Alex tertawa mendengarnya. Tapi setelah itu tawanya hilang melihat dari belakang punggung Alana tepatnya dari pintu keluar kantin, Leon berjalan ke arah mereka dengan langkahnya yang besar. Leon melotot ke arah Alex. Marah karena beraninya pria itu mencoba mendekati Alana.
Tidak lama Leon pun sampai tepat di belakang Alana. Pria itu langsung mencium pipi Alana dari belakang. Alana yang menerima ciuman itu kaget. Hendak memukul Leon. Tapi urung karena dilihat ternyata Leon yang menciumnya.
"Leon!" teriak Alana, "Bikin kaget aja ih" lanjutnya dengan memukul pelan dada Leon.
Leon mendengarnya terkekeh kecil. Kembali mencium pipi Alana. Sengaja ingin memperlihatkan pada Alex jika Alana hanya miliknya. Alana yang menyadari aura Leon berubah gelap buru-buru mengajak Leon untuk pulang.
Leon pun menuruti Alana yang mengajaknya untuk segera pulang. Alana pun berpamitan pada Alex, setelah berpamitan gadis itu menggandeng lengan Leon berjalan menuju keluar kantin fakultas.
Setelah sampai di parkiran, Leon membuka pintu pemumpang untuk Alana. Menutup pintunya kembali, lalu masuk dan duduk dibelakang kemudi.
Leon terdiam sejenak, menutup matanya dengan lengan kananya. Alana yang sadar bahwa Leon daritadi hanya diam pun menoleh ke arah Leon.
"Kamu marah ya?" tanya Alana dengan pelan, takut semakin membuat Leon marah.
Leon yang mendengar itu menghela nafasnya dengan kasar. Sadar sudah membuat Alana takut.
"Nggak, Al." jawab Leon pelan.
"Bohong." ucap Alana dengan cepat, "Kalo nggak marah, berarti kamu cemburu?" lanjutnya dengan senyum kecil.
Leon menghela nafasnya lagi, entah sudah berapa kali dia menghela nafasnya hari ini karena Alana.
Leon memutar badannya kearah Alana, menghadap gadis itu.
"I'm jealous of everybody who can see you every day." ucap Leon dengan tegas sambil mengusap kepala Alana pelan.
Alana yang mendengar itu tersenyum lembut, "Kamu kan juga liat aku tiap hari, Le." ucapnya sambil tertawa kecil.
"Tapi aku nggak mau kalo orang lain juga dapet apa yang aku dapet." jawab Leon dengan kesal.
Alana pun kembali tertawa. Lalu memeluk Leon dengan erat.
"Aku punya kamu. Remember?" ucapnya sambil mengelus pipi Leon.
Leon yang mendapat perlakuin itu mengambil tangan Alana, lalu mengecup telapak tangannya dengan sayang.
"I love you, Al."
"I love you, Le."
***
"Jadi? Kamu ada urusan apa sama Alex tadi?" tanya Leon penasaran. Mereka saat ini dalam perjalanan menuju rumah Alana.
"Aku ada tugas kelompok sama Alex. Tapi aku udah bilang buat kerjain sendiri-sendiri aja. Jadi kita cuma bagi materi." jawab Alana menjelaskan sambil mengunyah cemilan miliknya yang berada di dalam mobil Leon.
"Tapi dia nggak mau?" tebak Leon yang tepat sasaran.
"Kok kamu tau?" tanya Alana heran.
Leon berdecak. "Dia kan suka kamu, Al. Nggak mungkin dia lepasin kesempatan buat deket sama kamu gitu aja." ucap Leon. Terkadang Leon merasa bersyukur pada gadis disebelahnya yang tingkat kepekaannya sangat rendah.
Leon melirik Alana di sebelahnya setelah diliat lampu merah menyala. "Nanti aku yang ngomong sama Alex untuk urusan itu." lanjutnya.
Alana yang mendengar itu sedikit panik, takut Leon beneran membuat hancur wajah Alex.
Leon yang melihat Alana sedikit panik langsung menambahkan ucapannya, "Beneran cuma ngomong, Al. Nggak aku apa-apain." ucap Leon dengan yakin.
Alana yang mendengar ucapan itu menghela nafas lega dan mengganggukan kepalanya, Alana percaya pada Leon.
Setelah sampai di rumah Alana, mereka pun langsung memasuki rumah besar Alana. Menuju kamar Alana. Setelah sampai di kamar gadisnya, Leon langsung merebahkan tubuhnya di ranjang empuk Alana. Alana pun memasuki kamar mandi, badannya sudah sangat lengket karena aktifitasnya di kampus. Alana keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk di tubuhnya.
"Le, mau ikutan aku maskeran nggak?" ucap Alana tiba-tiba.
"Nggak mau ah." tolak Leon langsung.
"Sekali aja, Le." rayu Alana dengan puppy eyes nya yang sudah pasti membuat Leon mengangguk. Alana pun mulai memakaikan maskernya ke wajahnya sendiri setelah itu ke wajah Leon.
"Le, foto ya?" ucap Alana sambil mengarahkan kamera ponselnya pada cermin.
Leon pun mengangguk.
Cekrek
"Aku upload boleh?" tanya Alana.
"Boleh, baby." jawab Leon lalu mengecup rambut Alana dengan sayang.
Alana.halim
778.658 likes
Alana.halim it's only you.
KAMU SEDANG MEMBACA
love, Alana (COMPLETED)
Romance"I'm jealous of everybody, who can see you everyday." - Leonardo Soedharman. "It's you. You're the one I want. It's always been you." - Alana Halim ps: tidak ada konflik berat, hanya ada kebucinan Leon dan Alana.