Hubungan antara Alana dan Leon bukanlah sesuatu yang mudah dijelaskan dengan kata-kata sederhana. Mereka bukan sekadar teman, terlalu dekat untuk dibilang teman, tetapi terlalu terikat secara emosional untuk sekadar disebut sahabat.
Tapi mereka juga bukan sepasang kekasih, setidaknya bukan secara resmi. Tidak ada tanggal jadian, tidak ada label yang terucap, dan tidak ada janji-janji manis seperti pasangan pada umumnya. Namun keterikatan di antara mereka nyata, terasa dalam setiap pandangan, dalam cara mereka saling memperhatikan, dalam keheningan yang tetap nyaman ketika mereka bersama.Jika seseorang bertanya kepada Leon tentang status mereka, ia hanya akan menjawab singkat dengan nada datarnya yang khas, tanpa ragu sedikit pun, "Alana punya gue." Kalimat sederhana, tanpa embel-embel romantis, tapi tegas.
Kalimat itu mungkin terdengar kasar bagi sebagian orang, tapi bagi yang mengenal Leon, mereka tahu betapa seriusnya pria itu jika sudah menyangkut Alana.Leon menyayangi Alana dengan caranya sendiri, tenang, tak banyak bicara, namun selalu hadir saat dibutuhkan.
Dia bukan tipe pria yang akan mengumbar kata cinta, tapi tindakannya selalu menunjukkan lebih dari sekadar perhatian. Alana tahu itu. Dan begitu pula orang-orang di sekitar mereka.
Semua orang bisa melihat betapa besar rasa sayang Leon, meski ia sendiri jarang mengakuinya secara langsung.Dan anehnya, hal itu saja sudah cukup untuk Alana. Mungkin karena ia pun sama, tidak membutuhkan label untuk tahu bahwa ia istimewa di mata Leon. Tidak butuh kepastian verbal saat yang ia rasakan jauh lebih nyata dari sekadar kata. Hubungan mereka rumit, ambigu, dan penuh teka-teki. Namun untuk saat ini, kehadiran satu sama lain dan keyakinan diam-diam yang mereka genggam, sudah lebih dari cukup.
Hari ini, suasana hati Alana terasa berbeda. Ada semangat yang mengalir sejak pagi, menyambut hari yang telah lama ia tunggu, festival musik bergaya summer vibes yang digelar di kawasan terbuka di pusat kota Jakarta.
Udara memang cukup terik, tapi justru itulah yang membuat acara ini terasa lebih hidup, lebih bebas.
Bersama Kayla, sahabat setianya, Alana sudah merencanakan momen ini jauh-jauh hari, dan kabarnya, Leon beserta teman-temannya juga akan hadir di sana. Entah mengapa, mendengar kabar itu membuat detak jantung Alana berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya.Di kamarnya, Alana sudah selesai berdandan. Di hadapan cermin besar, ia berdiri sambil memperhatikan penampilannya dengan seksama.
Ia mengenakan tank top putih berdada rendah yang memamerkan lekuk bahunya dengan elegan, memberi kesan segar namun tetap edgy.
Paduan itu ia sempurnakan dengan mini skort yang memperlihatkan sisi kasual dan santainya, menambah kesan effortless dan stylish.
Di kakinya, sneakers putih bersih melengkapi gaya street style yang sempurna untuk suasana festival.Make-up-nya tidak berlebihan, justru sangat alami. Foundation ringan yang meratakan warna kulitnya, blush tipis di pipi yang memberi efek sun-kissed, alis yang tertata rapi, serta lip tint merah muda yang membuat senyumannya terlihat manis tanpa terkesan dibuat-buat.
Rambut panjangnya dibiarkan tergerai, sedikit bergelombang, tertiup angin dari jendela kamarnya yang terbuka.Saat ia mengambil tas kecil selempangnya dan menyemprotkan parfum beraroma floral yang lembut, ia sempat melirik ponselnya, mungkin berharap ada pesan dari seseorang. Tidak ada. Tapi tidak mengapa.
Hari masih panjang, dan siapa tahu, segalanya bisa berubah dalam satu pertemuan di tengah lantunan musik dan lampu warna-warni senja Jakarta.Sesampainya di lokasi festival, suasana sudah terasa meriah. Musik mengalun dari kejauhan, lampu-lampu dekoratif bergantungan di sepanjang area masuk, dan angin sore Jakarta membawa semilir aroma makanan dari food truck yang berjejer di sisi jalan.
Alana melangkah sigap melewati kerumunan, pandangannya menyapu area hingga akhirnya ia melihat sosok yang dikenalnya sedang berdiri di dekat loket penukaran tiket.

KAMU SEDANG MEMBACA
love, Alana (COMPLETED)
Roman d'amour"I'm jealous of everybody, who can see you everyday." - Leonardo Soedharman. "It's you. You're the one I want. It's always been you." - Alana Halim ps: tidak ada konflik berat, hanya ada kebucinan Leon dan Alana.