BAB 6

38.7K 1.4K 12
                                        

Sinar matahari pagi perlahan menyusup masuk melalui celah tirai putih yang bergoyang lembut karena angin laut. Cahaya hangatnya membias ke seluruh sudut kamar yang masih sunyi, menyinari ranjang besar tempat Leon dan Alana tidur. Suasana hening, hanya terdengar debur lembut ombak dari kejauhan.

Leon membuka matanya pelan. Cahaya yang menimpa wajahnya membuat ia menyipit. Lalu ia menoleh sedikit dan tersenyum melihat Alana yang masih tertidur nyenyak di pelukannya, napasnya tenang dan wajahnya tampak damai. Lengan Leon masih melingkar di pinggang gadis itu sejak semalam.

"Baby... wake up," bisik Leon lembut di telinga Alana, suaranya masih serak karena baru bangun.

Alana bergeming. Tubuh mungilnya hanya bergerak sedikit, lalu diam kembali. Leon menahan tawa kecil, lalu mulai menempelkan bibirnya ke pipi Alana, mencium perlahan, kemudian ke pelipis, ke dagu, bahkan ke leher. Ia membisikkan namanya dengan lembut di sela kecupan.

Alana mengerutkan alis, lalu matanya terbuka perlahan. Tatapannya yang masih buram bertemu mata Leon yang penuh senyum.

"Hmm... kenapa pagi-pagi udah manja gini?" gumam Alana pelan, suaranya parau tapi manis.

"Karena pagi ini terlalu indah buat dilewatin tanpa ciuman dari kamu," jawab Leon, lalu mencium bibir Alana singkat, hangat, tapi penuh sayang.

Alana tertawa pelan. "Kamu cheesy banget pagi-pagi gini."

Leon memandang mata Alana, menyingkirkan sedikit helaian rambut dari wajahnya. "Rasanya aku nggak mau keluar kamar hari ini."

"Hari ini hari terakhir kita di sini, Le. Aku mau ke pantai lagi. Main air bareng kalian. Foto-foto. Aku nggak mau nyesel."

Leon menghela napas, lalu bangkit perlahan. Bagian atas tubuhnya yang telanjang terekspos cahaya pagi, otot-ototnya bergerak saat ia mengusap rambutnya. Ia menoleh ke arah Alana yang masih meringkuk di ranjang.

"Okay... ayo kita mandi. Habis itu sarapan. Terus kita ke pantai. Sesuai maumu." suaranya penuh pengertian, meskipun sedikit terdengar pasrah.

Alana langsung melonjak turun dari tempat tidur dan memeluk Leon dari belakang, melingkarkan tangannya ke pinggang pria itu. "Thank you, Leon."

Leon menoleh, mengelus kepala Alana. "Anything for you, baby."

***

Restoran semi-terbuka itu ramai dengan suara kicau burung dan hembusan angin laut. Leon dan Alana duduk di meja dekat jendela besar, dengan pemandangan langsung ke pantai. Sepiring roti panggang, omelet, dan buah segar terhidang di depan mereka.

Tak lama kemudian, Kayla datang dengan langkah cepat dan senyum lebar. Riko dan David menyusul di belakangnya, tampak segar setelah mandi dan bersiap.

"Gue hari ini mau surfing!!" seru Kayla begitu ia duduk di kursi sebelah Alana, semangatnya membara.

Alana melongo, lalu mengernyit. "Lah? Emangnya lo bisa surfing, Kay?"

Kayla tertawa renyah. "Nggak, sih. Tapi kan bisa gaya duluan."

Riko yang baru duduk langsung tertawa dan merangkul Kayla. "Gimana sih, surfing tapi nggak bisa. Mau jadi bahan meme lo?"

"Just for the gram, bro," jawab Kayla santai, mulai membuka buku menu.

Alana tertawa pelan sambil menggeleng. "Bahaya tau, Kay. Udah deh, kita main air di pinggir aja ya."

David yang duduk di seberang Kayla ikut nimbrung. "Atau kita main jetski aja, gimana? Lebih aman, tapi tetap seru."

love, Alana (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang