BAB 9

29.1K 1.1K 39
                                    

Pagi ini Alana terbangun sekitar pukul 8 pagi. Perempuan cantik itu beranjak dari kasurnya yang nyaman menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Setelah selesai dengan ritual paginya, Alana berjalan menuruni tangga menuju ke arah meja makan untuk sarapan.

Alana mengernyit bingung karena tidak melihat siapapun di ruang makan tersebut. Biasanya Mami dan Papinya serta Gio, kakak laki-lakinya, sudah duduk di meja makan untuk sarapan bersama.

Alana pun langsung memanggil asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja dengan keluarga mereka.

"Bi, Mami dan Papi kemana?" tanya Alana bingung dengan kening berkerut.

Bi Imah, pembantu dirumah Alana terheran melihat Alana yang bingung.

"Loh? Non Alana nggak tau?" tanya Bi Imah heran, "Tuan dan Nyonya serta den Gio kan sedang ke London non. Katanya ada masalah dengan cabang perusahaan disana." lanjut Bi Imah menjelaskan.

Alana kaget mendengarnya. Pasalnya, Mami dan Papinya tidak memberitahukan apapun padanya.

Alana langsung berlari kembali ke kamarnya, mengambil ponselnya, lalu menghubungi Maminya. Tidak dijawab. Setelah dua kali menghubungi Maminya, akhirnya panggilannya dijawab.

"MAMI! Kenapa ke London nggak kasih tau aku?" ucap Alana dengan kesal.

"Sayang, maaf. Mami, Papi serta Kak Gio mendadak sekali harus ke London. Ada masalah besar disini, sayang. Mungkin akan lama, sekitar sebulan. Kamu baik-baik di Jakarta. Jika kamu kesepian kamu hubungi Leon atau Kayla untuk temani kamu ya." ucap Mami Alana menjelaskan.

Alana yang mendengar itu mendadak sedih. Tapi berusaha menerima jika dia ditinggal sendirian di Jakarta dalam waktu yang lama.

"Oke. Mami, Papi dan Kak Gio juga jaga kesehatan disana. Kabari aku jika ada apa-apa ya, Mi." ucap Alana.

"Sure sayang."

"I love you, Mi."

"I love you, sweetheart."

Alana pun menutup panggilan tersebut dan menghubungi Leon dengan video call. Setelah diangkat Alana langsung menceritakan kejadian tersebut pada Leon dengan menangis. Gadis itu merasa sedih akan membayangkan tinggal sendiri selama sebulan tanpa kedua orang tua dan kakaknya.

Leon yang melihat Alana menangis mencoba menenangkan kekasihnya tersebut. Setelah dirasa tenang Leon memerintahkan Alana untuk sarapan terlebih dahulu. Alana menurut dan mematikan sambungan video call mereka.

Alana melangkah kembali menuju dapur untuk sarapan. Saat sedang sarapan tiba-tiba ponselnya bergetar, ada pesan masuk dari Leon.

Leon Soedharman

I'm so happy you called me this morning

Alana Halim

Why? I was crying. That's ugly.

Leon Soedharman

Because it just shows how comfortable you are with me and how you called me instead of anyone else or instead of just being alone.

I love you.

Alana Halim

Stop it. It was ugly.

I love you too.

Leon Soedharman

No baby. It was beautiful.

love, Alana (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang