Alana Halim melangkah anggun keluar dari mobil Toyota Alphard hitam mewah yang berhenti perlahan di depan lobby salah satu kampus elit di Jakarta. Pintu mobil segera dibukakan oleh sopir pribadinya yang mengenakan seragam rapi.
Dengan mengenakan dress simple berwarna krem yang terlihat elegan dan pas di badannya serta kacamata hitam, Alana mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya sejenak sebelum matanya menangkap sosok sahabatnya. Kayla, yang sudah menunggu di depan lobby kampus tersebut, tersenyum lebar dan segera melangkah maju menyambut Alana.
"Rambut baru, eh?" ucap Kayla sambil tertawa yang diikuti tawa Alana. Alana memang baru saja mencat rambutnya menjadi warna ash grey yang semula berwarna brown.
"Gue nggak tahan, bosen banget rambut coklat." ucap Alana sambil tertawa kecil.
Mereka berdua berjalan beriringan menyusuri koridor kampus yang ramai, langkah kaki mereka mantap dan anggun, seolah waktu melambat sejenak saat keduanya lewat.
Suasana sekitar mendadak hening, perhatian para mahasiswa tertuju pada sosok Alana Halim yang mencuri perhatian di setiap langkahnya. Tatapan penuh kagum, bisik-bisik kecil, dan lirikan tak percaya bermunculan dari berbagai arah.Alana bukan hanya sekadar cantik, kata "cantik" terasa terlalu sederhana untuk menggambarkan aura yang ia pancarkan. Wajahnya seperti lukisan sempurna: mata tajam namun teduh, kulit seputih porselen, dan senyum tenang yang memancarkan keanggunan alami. Gayanya yang effortless namun berkelas mempertegas statusnya, tak heran jika banyak yang menjulukinya sebagai lambang kemewahan kampus.
Bukan hanya soal paras, latar belakangnya pun menambah pesona yang sulit ditandingi. Teman-teman kampusnya sering berbisik bahwa Alana adalah "old money" sejati, bukan sekadar kaya, tapi lahir dan besar dalam kemewahan yang sudah mendarah daging.
Siapa yang tak kenal Lucas Halim? Sang ayah, tokoh besar di dunia bisnis, dikenal sebagai salah satu pengusaha batu bara terbesar di Indonesia. Nama belakang Halim sudah cukup untuk membuka banyak pintu, dan Alana, sebagai pewarisnya, membawa nama itu dengan penuh wibawa."Habis kelas terakhir mau kemana?" tanya Kayla pada Alana sambil terus berjalan dan memainkan ponselnya.
"Gue lagi pengen banget sushi, Sushi Tei Kokas aja yuk habis itu kita ke Salon ya." balas Alana dengan semangat.
"Siap bos." ucap Kayla diikuti tawa keduanya.
***
Kelas hari itu akhirnya usai, ditandai dengan suara dosen yang menutup perkuliahan dan riuh rendah para mahasiswa yang mulai berkemas.
Alana dan Kayla berdiri dari bangku mereka, lalu berjalan keluar dari ruangan dengan langkah santai, menyusuri lorong kampus yang mulai lengang.
Percakapan ringan di antara mereka mengalir begitu saja, hingga tiba-tiba langkah Alana terhenti.
Tubuhnya diam di tempat, dan pandangannya terpaku lurus ke depan, seolah ada sesuatu atau seseorang yang berhasil mencuri seluruh perhatiannya.Di seberang area parkir, di bawah cahaya matahari sore yang hangat, berdiri sosok Leon. Dengan jaket denim yang sedikit kusut dan tawa ringan yang mengalir saat bercanda dengan beberapa temannya, ia tampak begitu berbeda dari keramaian sekitarnya.
Tidak glamor, tidak mencolok, tapi justru itu yang membuatnya menarik.
Ada sesuatu dalam sikap santainya yang membuat Alana tak bisa mengalihkan pandangannya.Tanpa sengaja, tatapan mereka bertemu. Mata Alana yang tajam dan penuh rasa penasaran bertemu dengan mata Leon yang tenang namun dalam. Waktu seolah melambat sejenak, menciptakan ruang hening di antara hiruk pikuk kampus.
Beberapa detik berlalu, penuh makna yang sulit dijelaskan, hingga akhirnya Leon memutuskan untuk mengalihkan pandangannya lebih dulu. Ia tersenyum tipis, lalu kembali bercengkerama dengan teman-temannya, sementara Alana masih berdiri di tempat, terdiam, seolah pikirannya mulai dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang baru saja muncul sejak tatapan itu terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
love, Alana (COMPLETED)
Romance"I'm jealous of everybody, who can see you everyday." - Leonardo Soedharman. "It's you. You're the one I want. It's always been you." - Alana Halim ps: tidak ada konflik berat, hanya ada kebucinan Leon dan Alana.