Khia pov
Dasar om-om tua bangka emang aku barang apa, seenak jidatnya mengkalim aku jadi miliknya, rasa nya aku ingin memakan orang didepan ku ini, eh jangan deng nanti aku tambah embul dong, astaga konsen Khia" grutuk Ara dalam hati" anda sepertinya benar-benar sudah gila" aku rasa mukaku sudah memerah karena emosi
" saya tidak gila my Ara, saya sadar 100% ketika mengatakan itu, cukup kamu jadi milik saya semua hutangmu pada saya lunas bereskan?" dengan tegas ia mengatakanya serta ekpresi yang dingin.
Rasanya aku ingin mencakar wajah tampan orang didepanku, apa tampan sadar Khi dia adalah penjahat.
" ogah banget aku jadi milik anda, emng aku barang dengan mudah dimiliki orang. Pokoknya aku tidak akan mau jadi milik anda, ingat itu. Saya akan ganti rugi kesalahan saya tpi saya tidak akan pernah menggantikan tubuh saya kepada anda". Aku begitu marah dengan orang ini
" saya pastikan kamu pasti akan jadi milik saya My Ara. Jangan salah paham sayang, aku bukan mau tubuhmu untuk jadi penghangat ranjang, tapi jadi teman hidup saya, kamu paham" dengan tegas
" mau teman hidup, mau teman mati juga aku tidak peduli, huh dasar om-om" rasanya aku ingin mencakar wajah tanpamnya, astaga apa? Tampan, aku sepertinya juga sudah gila. Sadar Khia
" kamu tidak akan bisa menolak saya sayang"
" aku enggak mau ya, aku sudah punya pacar lebih ganteng, muda pokoknya perfect de" kata Khia membanggakan pacar halunya, yaitu Oh Sehun.
Dengan ekpresi berbinar khia membayangkan apa yang sudah ia katakan dengan Shakari tapi dia tidak tahu bahwa ucapannya akan membuat sosok didepannya sangat geram
" cuman pacar kan sayang?, bukan suami kan. Aku bisa saja menghancurkan apa saja menjadi penghalang saya untuk mendapatkanmu." dengan muka memerah menahan marah dan sorot mata yang tajam
Karena melihat tatapan menyeramkan dari orang didepanku rasanya aku ingin menangis dan kabur
" pokoknya saya akan ganti rugi, anda tenang saja, kalua begitu saya pamit" dengan tergesa-gesa aku berdiri dan akan kabur.
Tetapi sebelum Khia pergi Shakari sudah menghentikan gerakan Khia dengan memegang tangan Khia
"kamu tidak akan pergi my Ara, kamu akan ikut aku ke rumahku. Mulai saat ini kau milikku cam kan itu" kata Shakari
"lepas aku tidak akan pernah mau ikut dengan anda" Ya Allah tolong kan Khia yang imut ini, gimana jika aku dibunuh oh tidak kata hati Khia.
Khia berusaha melepaskan genggaman tangan Shakari di tangannya tapi karena tenaga Khia tidak sebanding denga Shakari jangankan lepas tergesar saja tidak. Ketika sampai didepan mobilnya Shakari menyuruh Khia masuk kemobil
" silakakan masuk sayang"
"aku enggak mau, aku mau pulang sendiri, tolong lepaskan tangan anda"
" jangan membangkang sayang kamu tidak mau melihat kemarahanku kan?" dengan tatapan yang tajam hal ini membuat nyali Khia menciut
" bodoh amat, pokoknya aku enggak mau ikut dengan anda, Paham" kata Khia dengam suara keras
" kau tidak tahu apa saja bisa saya lakukan kepadamu ketika saya marah. Jadi kamu masuk sebelum saya menyeretmu". Dengan kejam Shakari mendorong Khia masuk kemobil.
Dengan tergesa-gesa Shakari melajukan mobilnya hal itu membuat Khia sangat ketakutan, Air mata yang sudah ia tahan sudah jatuh membasahi wajah cabinya.
hiks..hiks....hiks. Shakari melihat ke arah Khia ketika ia mendengar suara tangisan. Hal itu tentu membuat hati Shakari sakit. Begitu takutnya Khia kepadanya, tapi egonya masih menguasainya
" Diamlah" bentak Shakari
Maaf ya telat updatenya, rencananya aku mau update minggu kemarin tapi aku sibuk banget buat proposal KKN jadi aku telat Update. Aku harap kalian masih menunggu ceritaku. Jika ada masukkan boleh kok disampaikan ke aku. Terimakasih semuanya yang sudah support aku dan memberi semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My wife
ChickLitShakari Putra Wijaya merupakan CEO Wijayagroup yang memiliki tampang bak pangeran dengan pesona yang dapat meluluhkan hati wanita, tapi dia merupakan sosok yang dingin dan tempramental, serta apa yang dia inginkan harus dia miliki saat itu juga. " k...