Setelah dua hastawara dilaluiku tanpa nenek. Aku sudah mulai terbiasa untuk mandiri. Semua kukerjakan serba sendiri. Mama terus membujukku untuk pindah ke Surabaya untuk ikut dengannya. Untuk apa aku ikut dengan Mama kesana kalau disana tidak bahagia. Sendiri disini saja sudah bahagia.
Pagi-pagi sekali, Aku sudah berangkat ke sekolah. Aku tidak mau terlambat hari ini. Aku sudah berkomitmen pada diri sendiri dan juga kepada Rajma tentunya.
Rajma banyak mengajariku untuk menjadi lebih baik. Bahkan, aku pernah dipukul olehnya gara-gara tak mengerjakan tugas seni budaya. Galak sekali memang gadis itu, tapi biarlah.
Disekolah
Sebelum ke kelas, Aku melihat Rajma sedang berada didepan kelasku, mungkin dia menungguku.
"Eh, akhirnya datang juga... Udah sarapan belum" Ucapnya sambil memberikan 2 buah roti gandum isi kacang. "Eh, Kamu tau ajaa si, aku belum sarapan hehe" Aku mengambilnya dengan cepat. "Aku jaga di gerbang dulu ya" Ucapnya sambil meninggalkanku.
"Makasih Ma!" Teriakku...
+-+-+-+
"Apa? Pak Joko nyuruh aku ke rumah?" Ucapku kaget saat Papa Rajma menyuruhku untuk ke rumahnya. "Gak salah?" Aku meyakinnkan kembali. "Benerannn Sa, papaku mau ketemu kamu" Rajma meyakinkanku. "Aku cerita ke Papa tentang kamu" Lanjut Rajma dengan senyumannya. "Oh iya-iyaa.. Nanti pulang sekolah ya" Aku pasrah saat Rajma berkata demikian.
+-+-+-
Saat aku sudah berada di rumah Rajma. Keadaannya canggung sekali. Aku diam tanpa kata seakan bisu saat Pak Joko duduk didepanku.
"Kamu orang mana!?" Tanya Lelaki berpangkat AKBP itu. "Orang Bandung asli Pak" Jawabku.
Percakapan kami pun terus berlanjut hingga pukul 9 malam. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Perkataan yang aku ingat dari Pak Joko adalah "Jangan Lupa Sholat!". "Doa tanpa usaha itu bohong. Usaha tanpa Do'a itu sombong." Lanjutnya
Makin membuatku tersentuh dan merasa punya keluarga disini. Siap Pak! Mahesa pasti akan ingat kata-kata Bapak!
Bersambung...
Gimanaa part ini?
Mohon maaf kalau ada kekurangan
Mohon saran dan kritik yaa
Jangan lupa vote :)
Terima kasihh
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRADIMUKA
Teen FictionSebuah tamsil tentang hidup yang sporadis. Baik dan buruk sudah tak dapat dibedakan, dan hanya menjadi sebuah sawala bagi sebagian orang. Hidup adalah sarana orang berakah untuk membanggakan diri, dan sebagian orang tetap sumarah atas apa yang terja...