[7] Prasetia

44 5 5
                                    

Aku telah berubah.
Aku bukan orang yang seperti dulu.
Aku bukan orang yang selalu menadahkan tangan sembari meminta.
Aku bukan orang yang payah dalam membuat perubahan.
Aku bukan orang yang menyerah ketika gagal.
Aku bukan orang yang layu sebelum tumbuh.
Aku bukan apa-apa, tanpa campur tangan kamu.

Meski baskara sudah tepat berada satu tombak dari cakrawala, aku tetap semangat untuk pergi ke acara kelulusanku.

Dengan kemeja ditambah jas yang membuatku merasa lebih tampan 2 kali lipat dari biasanya. Aku memasang senyum kepada mama sambil menunjukkan gigi putih berseri, dan sok sok an lucu padahal menjijikan.

"Tuhkan, baju ini cocok di kamu Hes, Ganteng yaa anak mama" Ucap mama mencubit pipiku. "Ih apaan si maa, jangan buat Mahes Baper" Ucapku melepas cubitan mama. Baju yang Aku pakai sekarang ini didesain dan dibuat khusus oleh Mama untukku, dengan sentuhan kemeja putih dan jas hitam yang tampak elegan.

"udah Hes, udah.. Udah ganteng, jangan ngaca mulu" Mama meledekku.

Kami bergegas menuju acara yang dilaksanakan di balairung sekolahku.. Untuk mencairkan suasana, Aku dan Mama berbincang di dalam mobil, Mama menanyakan rencanaku setelah kelulusan. "Hes, kamu mau masuk Universitas mana memang?" Tanya Mama sambil fokus mengendarai mobilnya. "Hmm.. Gimana yaa Ma" Aku tidak menjawab pertanyaan Mama tadi.

"Unair ajaa ya? Biar bisa tinggal di Surabaya sama Mama"

"Ehmm.. Engga deh Ma, pokonya setelah acara kelulusan ini, Mahes mau ngomong serius sama Mama" Jawabku.

"Oh, apapun keputusannya, pasti Mama dukung Ko" Mama tersenyum kepadaku.

Jujur sebenarnya aku tidak mau melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Ada seseorang yang membuatku bertekad untuk menjadi sesuatu. Dan merubah semua rencanaku.

——————————————————

Di balairung, terlihat Rajma, Lendra, Dito dan Nabila. Sepertinya mereka sudah menungguku. Maklum, acaranya mulai pukul 10 pagi, Aku datang agak terlambat karena mungkin aku terlalu lama menatap kaca dan melihat ketampananku ini. Jujur, saat itu aku sangat pangling dengan penampilan Rajma. Ia memakai kebaya berwarna merah muda dan rok yang bermotifkan batik serta tatanan rambut yang dicepol, make up nya pun tak terlalu tebal. Shit! Memang benar kamu gadis cendayam Ma! Bukan srikandi lagi sih kalau kubilang, sekarang dia seperti bidadari.

"Eh, akhirnya dateng jugaa kamu Saa! Kemana ajaa sih" Rajma berkata sambil agak kesal.

"Hehe, Sorry yaa tadi macet parah!" Jawabku.

"Ma, kenalin ini Rajma, Lendra, Dito dan Nabila. Mereka temen-temen Mahes" Ucapku mengenalkan teman-temanku kepada Mama.

Acara akan dimulai, para siswa dan orang tua disuruh untuk menduduki kursi. Ini saat-saat yang mendebarkan sih, pasalnya sebentar lagi akan ada pengumuman "Adhi Praditya Widyanata"  itu adalah penghargaan untuk siswa yang mendapatkan nilai dan prestasi terbaik di Sekolah kami.

3 siswa peraih penghargaan Adhi Praditya Widyanata adalah...
Rajma Andini Pamalayu dari kelas XII-IPA1
Mahesa Chandradhiyaksa dari kelas XII-IPA6
Feidya Nurul Aryana dari kelas XII-IPS1

Aku sangat tidak menyangka bisa mendapatkan penghargaan yang sangat bergengsi di sekolah kami ini. Ucap syukur tak pernah terhenti dari mulutku yang kupanjatkan untuk Allah Swt. Aku membuat Mama meneteskan air mata. Tapi, ini bukan akhir. Ini baru permulaan. Masih banyak jalan terjal yang harus kutapaki kedepannya.

"Eh Selamat yaaa! Kamu hebat Sa!" Ucap Rajma kepadaku.

"Kamu juga selamat yaa Ma!"

"Eh, btw. Kamu mau lanjut ke Universitas mana Sa?" Tanya Dito.

"Aku tau nih! Pasti Unair kann, di Surabaya.. Ikut Mama?" Nabila menerka-nerka.

"Ehm. Aku daftar Akmil"

"Serius Sa? Kesambet apa kamu?" Tanya Rajma heran.

"Aku tergugah ajaa untuk jadi abdi negara. Kan aku ingat katamu Ma yang kutipan dari Presiden Amerika, John F. Kennedy. "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu. Tapi tanyakan apa yang kamu berikan untuk negara".

"Selama ini kamu udah bantu aku berubah Ma. Dari sosok yang gak disiplin, susah diatur, bandel, sekarang aku sudah sedikit berubah. Kan kita ini pemimpin ya Ma" Jelasku.

"Perubahan Kamu, ya dari Kamu Sa. Aku hanya sebagai fasilitator saja" Jawab Rajma

"Pokonya Selamat dan Selamat ya Sa! Apapun keputusanmu, semoga berhasil" Lanjut Lendra.

---

Adhi Praditya Widyanata adalah secuil pembuktianku kepada dunia.

Ternyata Dunia tak serumit yang kukira. Dunia tergantung apa yang kita pikirkan.
Jika kita berpikir dunia itu rumit, ya akan terasa rumit.
Jika kita berpikir dunia itu mudah, ya akan terasa mudah.

Apa yang harus dibanggakan dari dunia, lagipula dunia ini hanya pelabuhan sebelum berlayar ke keabadian.

Satu pesan Mahes,
"Use your spirit in yourself to change the world. Don't let the world destroy your spirit and struggle."

--

Gimana nih part ini?

Jangan lupa tinggalkan vote
Mohon saran dan kritiknya yaa
Maaf agak telat update. Hehe
Terima kasih folks!

CANDRADIMUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang