Good Bye🌠

573 59 37
                                    

Hey, ini adalah bagian ending dan ini agak panjang. So happy reading

------------------------

Lagi-lagi Jisung hanya bisa ikut tersenyum melihat betapa bahagianya orang lain yang berpelukan dengan orang tuanya atas kelulusan mereka. Namun, yang bisa dilakukan Jisung hanyalah menutup rasa iri dan sedihnya melihat mereka semua. Ia memang mendapatkan posisi juara kedua dengan nilai yang cukup tinggi. Akan tetapi hal itu tak membuat Jisung merasa sombong dengan yang dia peroleh, sebab dia tak bisa memarkannya pada kedua orang tuanya yang sudah tiada.

Jisung melangkahkan kakinya menuju luar aula, meninggalkan pesta kelulusan-nya. Tak ada yang membuatnya merasa hidup, disini dia malah semakin sakit. Karena melihat momen bahagia orang lain bersama kedua orang tuanya.

Dia menatap sebuah rooftop yang berada di perpustakaan sekolahnya. Sebuah ide bodoh pun terlintas dalam otak Jisung. Dia tersenyum hambar, lalu melangkah untuk kesana.

Tangannya terulur untuk membuka pintu rooftop. Haruskah dia melakukan hal bodoh seperti itu? Namun ego nya lebih besar. Membuat Jisung melanjutkan langkah kakinya untuk menuju rooftop.

Sampailah dia disana, dia terus melangkah hingga sampai di ujung. Dia menatap ke arah bawah dengan tangan yang bergetar hebat sembari memegang pembatas. Untuk kali ini rasa takutnya terhadap ketinggian menghilang. Yang dia pikirkan hanyalah untuk melompat dari sana. Dan berharap untuk tenang bersama kedua orang tuanya.

"Aku sayang kalian" gumam Jisung lalu menaiki pembatas, bermaksud untuk lompat dari sana. Namun tangan seseorang mencekalnya. Membuatnya malah jatuh pada pelukan seseorang. Ingin memberontak, namun tak jadi. Karena sadar jika orang itu adalah Minho.

"Jangan lakukan hal bodoh itu!"

"Kemana saja kau? Aku merindukanmu Minho"

Minho tertegun mendengarkan apa yang dikatakan oleh Jisung. Bahkan untuk beberapa tahun ke belakang dia sangat merindukan kebersamaannya bersama Jisung kecil.

Minho mendorong tubuh Jisung agar memberi jarak diantara keduanya. Raut kebingungan pun Jisung tampakan. Minho menggelengkan kepalanya, tak lama dari itu sebulir air mata mulai keluar dari matanya. Membuat Jisung semakin kebingungan saja.

"Selamat untuk teman kecilku, kau sudah lulus. Bahkan kau tak mengingat siapa aku" Ucap Minho lalu menarik tubuh Jisung kembali agar dia peluk.

Butuh beberapa detik untuk mencerna apa yang dikatakan oleh Minho.

Jisung melepas pelukannya secara sepihak. Di menatap Minho sembari menggelengkan kepalanya.

"Kau..."

"Iya, aku Kak Ino mu, aku Kak Ino yang menghilang begitu saja"

Jisung menggeleng tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Minho. Tak mungkin orang yang ada di hadapannya ini adalah teman kecil sekaligus tetangganya waktu dulu.

Tangan Jisung terangkat untuk memukul dada Minho. Sebuah kenangan manis itu pun mulai berputar kembali di otak Jisung.

"Kenapa kau pergi? Aku belum sempat mengatakan ucapan selamat atas kelulusan menengah pertama mu saat itu. Kenapa hah?"

Minho menangkup kedua pipi Jisung. Mata mereka saling bertatapan.

"Berjanjilah kau tak akan sedih maupun menangis ketika aku menceritakannya"

Jisung mengangguk kecil, tanda dia berjanji tak akan menangis atau pun bersedih saat mendengar sebuah penjelasan terhadap hilangnya Minho saat itu. Lebih tepatnya keluarga Minho.

Jisung masih setia duduk di kursi yang di sediakan di teras keluarga Lee. Dia nampak senang, karena tak sabar menunggu temannya yang akan pulang dari acara kelulusannya. Namun ini sudah lebih dari dua jam dia menunggu. Dan orang yang dia tunggu tak kunjung datang. Percayalah jika menunggu adalah hal yang sangat melelahkan. Begitulah yang dirasakan oleh Jisung saat ini. Karena lelah terus menunggu, dia pun pergi dari sana dengan wajahnya yang cemberut.

Fiesta, Minsung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang