°•°DEUX CÔTÉS4°•°

3K 459 28
                                    

.

.

.

.

"Joel mau mommy, hyung." Juyeon terus menerus berkata begitu membuat Hyunjae bingung harus berbuat apa. Yang bisa ia lakukan hanya mengelus kepala hingga punggung Joel.

Joel mendongak menatap Hyunjae yang kebingungan di depan nya. Ia yakin pasti Juyeon belum memberitahu nya perihal diri nya yang lain.

"Hyung." Panggil Joel pelan dengan tangis yang sudah mereda. Hyunjae menoleh pada Joel dan tersenyum kecil.

"Ada apa?" Tanya nya pada Joel.

"Juyeon hyung belum memberitahu mu ya?" Hyunjae tidak tau apa maksud perkataan itu tapi ia tetap mengangguk.

Joel menghela napas pelan, ia semakin beringsut mendekati Hyunjae saat suara petir kembali terdengar.

"Hyung tidur dengan ku ya, aku takut petir." Pinta Joel dengan wajah memohon nya.

Hyunjae mengangguk menyetujui, karena tujuan awal nya menemui Juyeon adalah untuk tidur bersama pria tampan itu. Tapi justru ia mendapat sesuatu yang sangat mengejutkan nya, kepribadian lain Juyeon.

"Berapa umur Joel?" Tanya Hyunjae sembari membaringkan tubuh nya di sebelah pria tampan itu.

Joel terlihat sibuk dengan jari tangan nya, seperti menghitung.

"Sepuluh tahun. Kata Younghoon hyung aku berusia sepuluh tahun." Jelas Joel sembari menunjukan sepuluh jari nya pada Hyunjae.

Hyunjae pusing sekarang, bahkan sangat pusing mengatahui keadaan majikan itu. Ia harus bertanya pada Juyeon nanti saat pria tampan itu sudah bangun.

"Hyung izinkan aku memeluk mu selama tidur ya?" Hyunjae sebenarnya mau menolak tapi melihat tatapan memohon Joel yang sangat berbeda dengan tatapan tajam Juyeon membuat nya luluh.

"Ne, kemarilah."

Joel memekik senang, ia segera memeluk Hyunjae dan mulai memejamkan mata nya bersiap untuk tidur.

"Selamat malam hyung."

"Selamat malam."

Malam itu Hyunjae akhir nya memaksakan tidur nya walaupun di dalam pikiran nya masih banyak pertanyaan yang sangat mengganggu.

°•°

Pagi telah tiba, Juyeon yang menjadi pertama bangun terkejut melihat Hyunjae yang berada di pelukan nya.

Ingatan nya kembali terputar pada kemarin malam.

"Hyunjae sudah tau?" Inner nya lalu melirik Hyunjae yang masih nyaman di pelukan nya.

Juyeon bergerak perlahan menuruni ranjang tapi rupa nya pergerakan yang ia buat mengusik tidur pria cantik itu.

"Eungh.. Joel kau sudah bangun?" Tanya Hyunjae setengah sadar.

"Ini aku Juyeon." Jawab Juyeon dan sukses membuat Hyunjae kaget sampai hampir terjatuh dari ranjang karena duduk secara tiba-tiba.

"Ma-maafkan aku hyung. Aku akan keluar." Hyunjae menunduk hormat dan turun dari ranjang.

"Siapkan aku air untuk mandi dan juga pakaian ku, setelah itu kau boleh turun untuk memasak." Perintah Juyeon langsung di iyakan oleh Hyunjae.

Juyeon menatap punggung Hyunjae yang hilang di balik pintu kamar mandi nya.

"Huhh.. setelah ini aku harus memberitahu kan semua pada nya."

°•°

"Ja-jadi, hyung adalah penderita DID?" Juyeon mengangguk kemudian menegak kopi nya yang sudah mulai mendingin.

Mereka saat ini masih berada di dapur, dan baru saja selesai sarapan. Dan Juyeon menahan Hyunjae karena ia harus menjelaskan semua nya.

"Lalu kapan Joel akan bangun?" Tanya Hyunjae hati-hati.

Juyeon meletakan cangkir nya. "Saat aku benar-benar lelah, dan saat itu Joel akan bangun dan biasa nya akan bermanja dengan mommy ku." Jelas Juyeon, Hyunjae mengangguk mengerti.

"Pantas saja kemarin ia terus meminta bertemu ibu nya." Inner Hyunjae.

"Maka dari itu aku selalu berusaha agar diriku tidak kelelahan sampai berada di titik terendah. Pekerjaan ku bisa terus tertunda jika anak itu terus terbangun."

Hyunjae hanya mendengarkan, karena diri nya masih berusaha menerima semua kejadian yang terjadi.

"Hyunjae."

"Ne, hyung?"

"Karena sekarang kau adalah asisten pribadi ku, kau juga bertugas untuk memperingati ku, jika aku sudah lelah untuk menghentikan pekerjaan ku sebentar." Ucap Juyeon berdiri dari duduk nya.

Hyunjae mengangguk paham.

"Sekarang bersiaplah, kau ikut aku ke kantor. Dan ya, tak usah di bereskan biar nanti aku menyewa jasa pembersih sekalian membersihkan rumah ini." Perintah Juyeon langsung berlalu kembali ke kamar nya.

"Ya tuhan, sebegitu kaya nya kah dia sampai sekedar membersihkan rumah pun harus menyewa orang lain. Apa orang kaya lain nya juga seperti itu?" Hyunjae tak habis pikir.

"Ish.. apa yang kau pikir kan! Kau bisa membuat Juyeon hyung menunggu." Hyunjae segera berlari ke kamar nya.

°•°

Canggung, malu, merasa rendah.

Itulah yang Hyunjae rasakan saat ini. Semua pegawai di kantor Juyeon menatap nya seakan ia adalah orang yang aneh.

"Jangan menunduk, angkat wajah mu." Ucap Juyeon angkuh.

Hyunjae mengangkat wajah nya bahkan hampir mendongak, Juyeon hampir saja tertawa melihat nya.

"Tidak seperti itu juga." Ia terkekeh pelan dan membetulkan posisi kepala Hyunjae agar tidak seperti tadi.

Hyunjae hanya memasang cengiran nya. "Hehe, aku tidak tau."

Semua pegawai disana merasa kaget dan juga iri, bos dingin mereka bisa terkekeh hanya karena bocah seperti Hyunjae, pikir mereka.

"Siapa dia? Kenapa dekat sekali dengan pak Juyeon." Kesal seorang wanita, menatap tajam ke arah Hyunjae.

°•°

note : Dissociative Identity Disorder atau DID sebelumnya dikenal dengan nama Multiple Personality Disorder atau juga kepribadian ganda merupakan suatu masalah psikologis kompleks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

note : Dissociative Identity Disorder atau DID sebelumnya dikenal dengan nama Multiple Personality Disorder atau juga kepribadian ganda merupakan suatu masalah psikologis kompleks. Kebanyakan manusia mengalami disosiasi ringan seperti melamun atau kehilangan waktu selama sesaat ketika sedang beraktivitas.

Akan tetapi, dissociative identity disorder merupakan suatu bentuk disosiasi yang sangat berat, suatu proses mental yang menghasilkan kekurangan hubungan dalam pikiran seseorang, ingatan, perasaan, aksi ataupun rasa akan identitasnya. Penderitanya memiliki dua kepribadian yang berbeda atau lebih dan mengambil alih kesadarannya secara bergantian.

DEUX CÔTÉS °•° ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang