Epilogue

627 60 14
                                    

"MILO! KE MANA SIH TUH ORANG?!" Lova buru-buru melepas apronnya lalu berlari ke kamarnya ketika mendengar suara tangisan.

"MILOOOO!" serunya kesal.

Lova menepuk-nepuk pelan pantat kecil itu. "Udah ya, Nak... Jangan nangis lagi. Papi kamu itu emang kurang ajar ya, seenaknya sendiri pergi-pergi, kamunya ditinggalin. Udah nggak apa-apa ya, ada Mami di sini. Nanti kita marahin Papi ya!"

Mata bulat bayi berusia satu tahun itu berhenti menangis. Dia menatap Lova lama lalu tertawa renyah dengan sisa air matanya.

Lova ikut tertawa melihat putrinya tertawa. "Heh! Kamu kok malah ketawain Mami sih. Atau kamu ketawa gara-gara kita mau marahin Papi ya?"

Lova menciumi pipi gembul bayi di gendongannya itu dengan gemas.

"Mami, Zora, Papi pulang!"

"Sstt ... Oya diem ya. Kita ngumpet dari Papi," bisik Lova sambil membawa Zora bersembunyi dibalik lemari.

"Lova! Lov! Masakan kamu gosong!"

Lova tersentak lalu segera berlari ke dapur dengan Zora yang masih digendongannya.

Mata Lova makin membulat ketika melihat wajan berisi ayam gorengnya sudah gosong.

Lova menatap Milo kesal. "Kamu sih! Ke mana aja! Tadi Zora nangis, kamu malah ilang. Jadi gosong kan masakan aku!"

Milo tanpa rasa bersalah malah tersenyum lebar lalu mengambil Zora dari gendongannya. "Udah deh, Mam. Aku laper nih."

Lova mendelik kesal melihat reaksi suaminya yang sama sekali tidak merasa bersalah. "Apa senyum-senyum?! Laper-laper! Makan tuh wajan gosong!"

Milo menghela napas.

"Aku nggak mau tahu ya, pokoknya kamu yang masakin lagi. Aku sebel sama kamu," omel Lova lalu kembali mengambil Zora ke gendongannya.

"Ya udah..." sahut Milo sambil berjalan ke kulkas dengan lesu.

Lova duduk di kursi dekat pantri lalu mendudukkan Zora di meja. Lova terkekeh melihat muka Milo yang sedang serius membuat makan siang.

"Liat tuh Papi kamu, Oya. Sukurin ... makanya jangan suka kelayapan," ucap Loza sengaja dengan suara lantang agar Milo mendengarnya.

"Kamu mah, anak bayi udah dihasur buat musuhin Bapaknya," protes Milo sambil membaluri paha ayam dengan tepung.

"Salah sendiri kelayapan ke rumah Indra mulu! Iya kan, Oya?"

Seperti tahu bahwa Ibunya sedang kesal denggan Ayahnya, Zora tertawa dengan mata bulatnya.

Lova tersenyum menatap malaikat kecil yang ada di depannya, lalu beralih menatap Milo yang mulai memasukkan ayam ke wajan baru. Lova sama sekali tidak pernah membayangkan akan mempunyai keluarga kecil bersama Milo. Bahkan sampai detik ini, dia kadang masih sering tidak menyangka bahwa ia dan Milo bisa bersama dan dia bisa melahirkan malaikat kecil ini ke dunia.

Ternyata kesedihan dan penantian Lova selama ini tidak sia-sia.

Terima kasih, Milo.

Untuk semuanya.

____

Yeeyyyy nii siapa yang minta epilog.

Bisa bayangin kan gimana kesehariannya Milo sama Lova🤭

Terima kasih buat semua yang udah support! Jangan lupa baca Alea&Reya ya hihihi.

Lov u all♥️

1 Juni 2020

Setelah Usai (Milova 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang