22. Kacau

993 84 29
                                    

Lova membuka matanya karena ponselnya berdering terus menerus.

"Siapa sih berisik banget," gerutunya sambil mengambil ponsel.

Radmilo : Lov.

Radmilo : Udah di rumah?

Radmilo : Gue tadi ada urusan.

Radmilo : Sorry banget ya.

Radmilo : Lova?

Lovanka : Ok.

Lova mematikan ponselnya lalu kembali membaringkan tubuh di atas kasur. Gadis itu sedang tidak ingin ribut dan nantinya merusak suasana hatinya sendiri yang sebenarnya sudah cukup kacau hari ini.

Beberapa jam kemudian Lova kembali terbangun karena ketukan dari luar kamarnya.

"Lova?"

"Ya?"

"Makan yuk."

"Iya, bentar. Lova cuci muka dulu, Ma."

Lova mendengar langkah kaki menjauh. Setelah itu ia berjalan ke kamar mandi.

...

Lova mengernyit ketika melihat seseorang duduk di meja makannya dan bergabung dengan Amira dan Egra. "Lah?"

Milo menatap Lova dengan senyum lebar.

"Ngapain di sini?" tanya Lova ketus.

"Dari tadi dia di sini. Kamu Mama bangunin tapi nggak bangun-bangun. Sekalian aja makan sama kita." Amira menjelaskan.

Lova hanya berdeham lalu mengambil nasi dan memilih untuk mengabaikan Milo.

"Lov?"

"Ntar aja ngomongnya abis makan," potong Lova.

...

"Lo marah ya gara-gara gue nggak jadi jemput lo?"

Lova hanya diam sambil terus melangkah.

"Lov, jangan diem aja dong."

Lova menatap Milo sekilas lalu memutar bola mata malas. "Menurut lo?"

Lova duduk di sofa ruang tamu dan memilih untuk memusatkan pandangan ke halaman depan agar tidak bertambah emosi.

"Lov, maaf. Jangan diemin gue kaya gini dong."

Lova menoleh lalu menatap Milo tajam. "Menurut lo kesel nggak nungguin orang yang janjinya mau jemput, tapi ditungguin satu setengah jam nggak dateng-dateng, ditelepon nggak diangkat. Gue bahkan ngerasa bego karena udah khawatirin lo, eh ternyata yang dikhawatirin lagi nganter cewek lain ke rumah sakit. Gimana?"

Milo diam.

"Kok diem?" tanya Lova.

"Gue bisa jelasin."

Lova melipat kedua tangan di depan dada. "Ya udah jelasin cepet, jangan ngomong doang."

"Tarisha tadi telepon gue waktu gue mau jemput lo. Dia bilang dia kecelakaan dan temen-temennya yang bisa dihubungin cuma gue, makanya gue tolongin dia."

"Seenggaknya lo ngomong kek. Nggak usah bikin gue nunggu kalo emang nggak dateng. Lo jawab chat Tarisha bisa, jawab chat gue nggak bisa."

"Kok lo jadi marah gini sih."

Lova tertawa sumbang. "Ya terus gue suruh senyum-senyum sama lo disaat gue lihat lo lebih care ke cewek lain. Gitu? Gue juga nggak akan semarah ini kalau lo ngabarin dulu. Kalau lo bilang mau anterin Tarisha ke rumah sakit gue bakal oke-oke aja kok. Tapi lo nggak ada usaha sedikit pun kan? Udah pulang aja lah sana. Gue lagi nggak pengin ngerusak mood."

Setelah Usai (Milova 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang