11. Salah Paham

2.1K 257 27
                                    

"Lov, nanti malam kita ke kafe yang ada live music-nya yuk! Di mana ya kira-kira? Lo ada ide?" tanya Marsha sambil mengeringkan rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lov, nanti malam kita ke kafe yang ada live music-nya yuk! Di mana ya kira-kira? Lo ada ide?" tanya Marsha sambil mengeringkan rambutnya.

"Oh ada kok, nanti deh ya kita ke sana. Agak maleman kali ya?"

Marsha mengangguk. "Mana ada live music siang-siang."

Lova mendengkus. "Ya maksud gue sekitar jam delapan atau sembilan aja."

Marsha terkekeh. "Iya sih..."

"Sha, carpool karaoke yuk! Udah lama ngidam carpool karaoke bareng lo," ajak Lova tiba-tiba.

"Udah kayak ibu hamil aja lo. Ayo aja sih ... emang mau ke mana?"

"Ya muter-muter aja, yang penting nyanyi-nyanyi aja."

"Yuk!"

Lova ke luar dari kamarnya lalu menghampiri Amira. "Ma, mau pakai mobil nggak?"

Amira yang sedang menonton drama mengalihkan pandangan lalu menggeleng. "Enggak, Mama mau tamatin ini dulu."

"Ya udah aku pakai buat jalan-jalan sama Marsha ya?"

Amira mengangguk. "Kuncinya ada di kamar Mama."

"Oke!"

...

"DON'T GO LOOK AT ME WITH THAT LOOK IN YOUR EYES ... YOU REALLY AIN'T GOING NOWHERE WITHOUT A FIGHT!"

Lova dan Marsha tertawa mendengar suara kami. Rasanya seperti kembali ke masa-masa SMA.

"WE'RE JUST FRIENDS!"

"Mampus lo Indra," gumam Lova dibalas tawa Marsha.

"Lo masih dendam banget ya kayaknya sama Indra?"

Lova tertawa. "Enggak kok, bercanda doang ... gue kan cinta damai."

Marsha tertawa. "Laper nggak sih, Lov?"

Lova mengangguk setuju. "Kita ke kafenya sekarang aja yuk, udah malam juga."

Marsha mengangguk.

...

"Yah, live music-nya belum mulai," keluh Marsha ketika melihat panggung yang biasa digunakan untuk live music masih kosong.

"Mas, live music-nya mulai jam berapa ya?" tanya Lova pada pelayan yang sedang mengantar pesanan mereka.

"Oh, sepertinya sebentar lagi, Kak. Yang mau ngisi acara baru datang."

Lova mengangguk paham. "Oh, oke. Makasih ya, Mas."

"Kita tungguin ya, Lov."

Lova kembali mengangguk. "Ini makanan kita juga kan baru datang."

Lova dan Marsha menyantap pesanan mereka sambil sesekali bercanda.

"Selamat malam semuanya, berhubung hari ini malem minggu, gue sama temen-temen bakal bawain lagu langit abu-abu. Enjoy it!"

Lova refleks membalikkan badan ke arah panggung ketika mendengar suara dari sana.

Marsha menepuk paha Lova beberapa kali. "Lov! Milo, Lov!"

"Iya, Sha. Itu beneran dia?" tanya Lova memastikan.

Marsha mengangguk sambil menatap ke arah panggung dengan bingung.

Begitu pula Lova, ia masih menatap Milo dengan tatapan tak percaya. Walau sudah beberapa kali bertemu Milo, tetap saja kadang ia masih merasa tidak percaya jika bertemu dengan laki-laki itu secara tiba-tiba.

"Kadang dering masih ada namamu, beberapa pesan singkat untukku ... Entah apa maksudmu, yang kutahu, sayangimu aku telah keliru..."

...

Marsha berdiri lalu menarik tangan Lova. "Lov, ayo kita samperin si Milo."

"Ngapain, Sha? Enggak ah..." tolak Lova.

"Ayo ih ... gue juga udah lama nggak ketemu dia."

Lova menghela napas berat lalu akhirnya mengikuti Marsha yang sudah berjalan ke belakang panggung untuk menghampiri Milo.

"Hai, Mil!"

Milo mendongak. "Eh, Marsha?"

"Iya! Gimana kabar lo!?"

Lova hanya menunduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Baik, lo sendiri gimana?"

"Eh, Milo! Ini temen lo yang waktu itu kan?" salah satu teman Milo menunjuk Lova. Lova ingat laki-laki itu yang dulu bersama Milo ada di minimarket.

Milo hanya mengangguk tanpa menyapa Lova, bahkan laki-laki itu langsung membuang pandangannya dan kembali berbicara pada Marsha.

Lova mengernyit bingung, memikirkan apa yang telah dilakukannya dan membuat Milo marah karena akhir-akhir ini laki-laki itu menjadi sangat cuek.

"G— gue ke kamar mandi dulu..." ucap Lova sambil segera berlalu.

...

"Lo udah punya pacar kok nggak cerita ke gue sih!" ucap Marsha dengan muka kesal ketika Lova baru saja ke luar dari kamar mandi.

Lova menatap Marsha bingung. "Apaan sih, Sha? Pacar siapa? Ngaco ya lo."

"Yang ke jungleland bareng lo, siapa tuh?"

Lova masih menatap Marsha bingung sambil mengingat-ingat. Ia akhirnya teringat Ken.

"Oh, ya ampun! Jadi lo lihat gue di jungleland? Itu temen gue! Namanya Ken."

"Bukan gue!" sahut Marsha cepat.

"Terus siapa?"

"Milo!"

Lova membulatkan mata kaget. "Serius lo!?"

"Iya lah! Ngapain gue bohong?! Dia kira lo udah punya pacar!"

"Hah? Terus sekarang Milo di mana?"

"Udah balik."

"Dia bilang gimana tadi?"

"Kan gue bilang kenapa dia cuek gitu ke lo. Terus dia jawab katanya buat apa deketin lo lagi, Lovanya aja udah punya cowok. Gitu."

Lova berdecak pelan. "Lo kenapa nggak bilang ke Milo kalau itu bukan pacar gue sih, Sha?"

"Lah gue mana tahu, lagian lo nggak cerita."

Lova memijat keningnya.

...

Lova menatap langit-langit kamar sembari masih memikirkan bagaimana caranya agar Milo tahu kalau Ken bukan pacarnya.

Lova menatap Marsha yang sudah terlelap di sampingnya.

"Sha, gue chat Milo atau enggak?" tanyanya.

Marsha diam.

Lova mengguncang tubuh Marsha pelan. "Sha, ih!"

Lova menghela napas pelan karena Marsha tak kunjung bangun. Gadis itu meraih ponselnya.

Lovanka: Mil. Yang di jungleland itu bukan pacar gue.

Delete.

"Gue harus chat apa?" gumamnya pelan.

Lovanka: Mil, lo marah sama gue?

Delete.

Lova mengacak rambutnya frustrasi.

"Gue harus gimana biar dia tahu?" gumamn Lova pelan    

____

15 Juli 2018

Setelah Usai (Milova 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang