🍓12

13.5K 2.3K 539
                                    

Udah satu minggu berlalu sejak kejadian belajar bersama yang penuh dengan tragedi itu berlangsung. Lisa berusaha buat bersikap biasa aja, seolah tak ada masalah apapun yang pernah terjadi diantara mereka bertiga.

Lisa bukannya mau lari dari masalah. Cuma yang jadi perdebatan didalam hatinya adalah dia sendiri gak ngerti kenapa Junghwan dan Jungkook sampai nyaris gelud saat itu. Lisa juga gak paham kenapa Junghwan pengen ngajak dia belajar dikamar, sementara Jungkook tetap bersikukuh dan gak ngizinin mereka untuk melakukan hal itu. Tangannya ditarik ke kanan dan ke kiri, terus ditambah lagi dapet tatapan misterius dari Jungkook dan senyuman penuh arti dari Junghwan.

Lisa gak mau sibuk menduga-duga. Dia cuma takut kalau pemikirannya itu salah.

"Lagi bikin apa?"

Suara Jungkook yang tiba-tiba mengudara diruang dapur tersebut bikin Lisa nyaris melempar gelas ditangannya karena terkejut. Bayangin aja, sekarang waktu udah menunjukkan pukul tiga dini hari. Lisa mendadak terbangun karena lapar dan si kampret Jungkook bener-bener bikin jantungnya hampir melompat keluar.

Lisa mendengus malas. "Susu cokelat."

"Jam segini minum susu?" Jungkook bertanya sembari melangkah mendekat pada Lisa dan menuangkan air mineral ke dalam gelas. Ia juga mendadak terbangun karena merasa haus.

"Gue laper. Tapi gue takut khilaf kalau ngemilin snack yang ada di kulkas. Bisa-bisa kebablasan terus tau-tau berat badan gue nambah dua kilo."

Jungkook tertawa pelan. "Gak apa-apa. Lu kalo gendut malah lucu kok. Mirip babi."

Rasanya Lisa pengen banget nyiramin susu cokelat didalam gelasnya ke wajah Jungkook. Tapi, tahan, tahan. Ini masih subuh. Gak baik kalau mereka ribut dan bikin seluruh penghuni Home Share terbangun.

Lisa tertawa kering disana. "Lama-lama mulut lu gue sumpel ya, Kuk."

Jungkook tergelak. Ia lantas tersenyum menggoda, "Mau dong disumpel pake bibir."

Lisa merotasikan bola matanya. Ngeladenin omongan Jungkook emang cuma bikin emosinya meledak doang.

Selanjutnya yang terjadi adalah mereka cuma diem-dieman dan fokus sama kegiatan masing-masing. Tapi udah lima belas menit berlalu, Jungkook belum juga pergi dari tempatnya, padahal dia cuma minum segelas air doang.

Lisa sengaja nikmatin susu cokelatnya sedikit lebih lama, tapi Jungkook gak pergi-pergi juga. Sekarang cowok itu masih menyandarkan tubuh disisi counter dapur dan mainin ponselnya sendiri.

Sebenernya Lisa punya banyak pertanyaan buat Jungkook yang sayangnya cuma bisa mengendap didalam kepala. Tapi kali ini, dia pengen nyoba untuk memberanikan dirinya. Gadis itu lantas berdehem pelan untuk meredakan kegugupannya, sebelum berbicara dengan tenang, "Lu tadi pulang sekolah bareng Seojin, ya?"

Telinga Jungkook masih berfungsi dengan baik kendati fokusnya masih tertuju pada ponsel ditangannya. Ia kemudian memberikan anggukan pelan sebagai jawaban.

"Tapi tiga hari yang lalu lu pulang bareng Nara. Secepat itukah lu ganti pacar?"

Menyadari nada penasaran yang tersirat dari ucapan Lisa, membuat Jungkook terkekeh pelan. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan kini terfokus pada presensi Lisa dihadapannya. "Gue gak pacaran sama mereka. Seumur hidup, gue cuma pernah pacaran satu kali."

"Pfftt.." Lisa menahan tawanya. Kalimat Jungkook benar-benar terdengar seperti gurauan belaka untuknya. "Masa sih seorang badboy dan playboy semacam Jeon Jungkook ini baru sekali pacaran? Kok gue gak percaya, ya?"

Jungkook tersenyum tipis. Dia natap Lisa dengan teduh. Reaksi itu sangat berbeda dari yang Lisa pikirkan sebelumnya. "Iya, gue emang pantes dilabelin sama dua kata itu. Tapi yang gak banyak orang tau, gue gak pernah deketin mereka secara personal. Mereka yang datengin gue, ngajak hangout, dan lain-lain. Gue bahkan gak pernah nyoba buat ngerayu salah satu dari mereka. Gue nerima ajakan mereka cuma karena... kesepian."

Lisa tertegun. Semakin dia nyoba buat menyelami kehidupan Jungkook, membuatnya semakin terperangah dan tak percaya. Sekarang Lisa mulai ngerasa bersalah karena udah ngasih pertanyaan semacam itu ke Jungkook. Tapi kalau dia gak nanya, dia juga gak bakal ngerti tentang bagaimana Jungkook ngejalanin kehidupannya selama ini.

"Tapi apa lu pernah... having sex?"

Kali ini Jungkook terkekeh pelan. "Pernah, beberapa kali."

Tatapan Lisa melunak. Sekarang dia semakin bisa melihat sorot mata Jungkook yang dipenuhi dengan kekosongan. "Ada banyak cara supaya lu terhindar dari rasa sepi, Kuk. Lu punya banyak temen disini. Lu juga masih punya... gue." gadis itu menahan napasnya sejenak, sebelum melanjutkan, "Gue udah pernah bilang kalau gue bisa jadi pendengar yang baik buat lu."

Jungkook tersenyum tipis. Sebuah senyuman yang jarang Lisa lihat selama ia kenal dengan pemuda itu. "Gue tau kalau gue emang salah karena nyoba buat ngebunuh rasa sepi dengan cara kayak gini. Jadi gue gak pernah menuntut pembenaran atas tindakan gue ini."

Kemudian Jungkook berlalu pergi, meninggalkan Lisa yang cuma bisa menatapi punggung tegap itu dari tempatnya berpijak.








°°








Pada jam istirahat kali ini, Lisa kembali memutuskan untuk menyendiri di rooftop sekolah. Disini gak ada siapa-siapa, jadi dia bisa bebas merenung dan bergelut dengan isi kepalanya sendiri.

Gadis itu menumpukan kedua tangannya didinding pembatas. Siang ini cuacanya cenderung mendung. Mungkin hujan bakalan turun dalam beberapa menit ke depan.

Pagi ini, dia lagi-lagi jadi topik perbincangan di sekolah. Para siswi berbisik-bisik, mempertanyakan kenapa Lisa bisa sedekat itu sama Junghwan dan Jungkook.

Berangkat sekolah kadang sama Jungkook, karena mereka seringkali datang saat bel masuk nyaris berbunyi. Iya, karena hampir telat, Lisa selalu mengiyakan ajakan Jungkook karena berkendara dengan motor itu lebih menghemat waktu, bisa selap-selip dijalanan.

Sementara pas pulang sekolah, Junghwan lebih sering menghadang Lisa di area parkir buat pulang bareng. Lisa gak bisa nolak meskipun pada kenyataannya dia gak pernah keberatan akan hal itu. Dia seneng bisa pulang bareng Junghwan. Cuma tatapan dari fans Junghwan yang bikin Lisa gak nyaman.

Udah terhitung sekitar satu minggu para gadis-gadis disekolahnya membicarakan Lisa. Mereka membahas soal Lisa dan melabeli gadis itu dengan sosok 'gadis tak tahu malu' karena deketin dua cowok sekaligus. Apalagi disini masalahnya adalah si kembar Jeon, yang tak lain merupakan jajaran idola di sekolah.

Loh, dalam kasus ini kan Lisa punya alasan yang kuat. Dia gak pernah tuh kegatelan minta tumpangan sama Junghwan atau Jungkook. Dia juga gak pernah teriak histeris sampe sesek napas karena disenyumin si kembar itu, atau ikut list antrian buat jadi cewek yang duduk di jok motor Jungkook atau jok mobil Junghwan.

Belum aja tuh cewek-cewek bibirnya Lisa kuncirin satu-satu.

Tapi ya meskipun hal itu gak bikin Lisa takut atau minder, gadis itu tetap merasa tidak nyaman. Sekarang dia lagi mikirin gimana cara terbaik untuk bersikap dan menghadapi dua cowok tampan itu.

Sampai akhirnya Lisa dikejutkan dengan sepasang lengan yang melingkari perutnya secara tiba-tiba. Ditambah lagi dengan dagu yang tahu-tahu sudah mendarat mulus diatas pundak kanannya.

Pemuda itu lantas berbicara dengan deep voice yang mampu membuat aliran darah Lisa berdesir seketika. "Gue mau ngomong sesuatu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
home share | lizkook ft 97line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang