Lisa menahan napasnya sejenak. Hanya dari mencium aromanya saja, ia sudah tahu siapa pelaku yang sedang memeluk tubuhnya itu. Lelaki tersebut adalah..
..Jeon Junghwan.
Gadis itu segera membalikkan tubuhnya dan memasang senyum canggung. Ia melepaskan pelukan Junghwan dengan perlahan sembari berujar, "M-mau ngomong apa?"
Junghwan tersenyum manis seperti biasanya. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam sakunya, dan menyuguhkannya dihadapan Lisa. Gadis itu mendapati ada sebuah kalung dengan bandul berbentuk kupu-kupu berwarna silver disana.
"Mau jadi pacar gue gak?" kata Junghwan tanpa ragu-ragu.
Lisa terdiam. Dia mengigit kecil bibir bawahnya sambil menatapi kotak kecil yang disuguhkan Junghwan untuknya. Jantungnya berdegup cepat, tak terkendali. Isi kepalanya kembali berkecamuk. Pemikiran yang selama ini mengendap didalam sana kini menjelma menjadi kenyataan.
Ada jeda yang cukup lama, namun Junghwan masih dengan sabar menungguinya, lengkap dengan senyuman yang terpatri manis dibibirnya. Tapi tak seperti dugaannya, disana Lisa malah memasang senyum tipis dan berucap sesal, "Maaf, tapi gue gak bisa."
Jawaban Lisa bikin senyuman Junghwan mengendur secara perlahan. Kini hanya satu sudut bibir yang terangkat kaku, dengan mata yang memandang tak percaya. "A-apa? Apa lu bilang?"
Lisa menatap teduh pada si pemuda. "Maafin gue.."
Kini raut wajah Junghwan berubah mengeras. Sebuah ekspresi yang tak pernah Lisa lihat sebelumnya. Dan hanya dalam hitungan detik, kotak kecil itu sudah dihempaskan pada permukaan lantai beton begitu saja.
Pemuda itu mendorong tubuh Lisa hingga membentur dinding pembatas dibelakangnya yang hanya setinggi dada. Ia mengunci pergerakan si gadis dan mengapit kedua pipinya menggunakan tangan kanan. "Lu gak boleh nolak gue." katanya, dengan penuh penekanan.
Meski sempat terkesiap, nyatanya Lisa tidak terlalu terkejut akan hal itu. Ia masih menatap Junghwan dengan berani kendati rasa ngeri segera melingkupi dadanya secepat roket yang menembus awan. "Lu gak ada hak buat ngatur hidup gue."
Junghwan lagi-lagi dibuat tak percaya. Pemuda itu mendengus pelan dan tersenyum kecut. Ia bahkan melangkah mundur, memijat kepalanya yang mendadak terasa pening sebelum berucap, "Ternyata sok jual mahal juga lu, ya.. Hahah.."
Kemudian Junghwan kembali memandang ke arah Lisa. Tak ada lagi tatapan lembut dan penuh kasih sayang dari sorot matanya. Semua itu seolah telah lenyap, atau mungkin tatapan tajam seperti ini merupakan tatapan absolut yang dimilikinya. "Oh, atau jangan-jangan lu lebih suka sama adek gue?"
Kini Lisa memasang senyum miring yang kelewat tipis--menyiratkan banyak hal yang tak perlu terucapkan. Ia semakin memahami pemuda ini hanya dalam beberapa waktu saja. "Jungkook bersikap buruk dihadapan semua orang hanya karena dia pengen terlihat kuat dan menyembunyikan sisi lemahnya. Sedangkan lu..." Lisa menahan napasnya sejenak, "..lu bersikap layaknya malaikat untuk menjebak mangsa baru."
Junghwan sempat terkesiap akan pernyataan Lisa. Namun setelahnya, ia justru memasang senyum devil-nya tanpa rasa ragu. "Apa yang lu tau tentang gue, hm?"
Ditatap seperti itu, membuat nyali Lisa nyaris menciut dan tergenggam habis. Namun ia tetap memberanikan diri sembari menatap pemuda itu dengan berani. "Malam dimana pesta ulang tahun Yuju dilangsungkan, Yoonhee sengaja nyiram gaun gue dengan cocktail. Lu tau kenapa dia ngelakuin itu? Karena dia ngerasa amat kecewa, sebab dimalam sebelumnya lu udah nidurin dia sementara besoknya lu ngajak gue ke pesta itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
home share | lizkook ft 97line ✔
Hayran Kurgu[M] Coba bayangin gimana rasanya tinggal di dalam Home Share yang berisi deretan ciwi-ciwi cantik! Belum lagi dengan barisan 𝘧𝘶𝘤𝘬𝘣𝘰𝘺 dan 𝘴𝘰𝘧𝘵𝘣𝘰𝘺 yang bikin kamu sesek napas nyaris setiap harinya. 𝘏𝘮𝘮.. 𝘞𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘰 𝘺𝘰𝘶 𝘵𝘩𝘪𝘯�...