🍓18

16.7K 2.3K 678
                                    

Sekarang waktu masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Suasana diluar penginapan masih terpantau sepi. Hanya ada suara debur ombak dengan kemilau cahaya temaram matahari yang mulai keluar dari tempat peraduannya.

Junghwan menghembuskan napas pelan. Ia melangkah turun menuju beranda bagian depan dan mendudukkan diri disalah satu kursi kayu yang berjajar disana. Bagaimana caranya menjelaskan ketika ada rasa bahagia yang berpadu dengan rasa sakit yang menggerogoti hatinya dalam satu waktu yang bersamaan?

Junghwan memang bahagia saat mengetahui kalau adiknya berhasil mendapatkan gadis pujaan mereka. Namun di saat yang sama, rasa sakit itu lumayan cukup untuk membuat jantungnya seolah tengah diremas kuat-kuat.

Junghwan paham betul kalau tidak semua yang ada di dunia ini bisa berada didalam genggamannya begitu saja. Ia tidak ingin mengulangi kesalahan besar dimasa lalunya. Ia benar-benar ingin bangkit dan mencoba untuk menghapus semua perasaannya pada Lisa.

Pemuda itu menghembuskan napas lagi dan lagi--berusaha untuk menetralkan detak jantungnya yang berdegub nyeri. Ia lantas menyelipkan sebatang rokok diantara sela-sela bibirnya dan menyalakan ujungnya dengan pemantik. Dalam sekejap, asap dari benda nikotin tersebut langsung membaur dengan sejuknya udara pagi.

Junghwan membutuhkan waktu untuk merelaksasi dirinya sendiri. Ia harus menata hatinya kembali agar bisa berburu kebahagiaannya lagi. Namun baru mendapatkan dua hisapan rokok, tiba-tiba seorang gadis mendudukkan diri disisinya dan tanpa ragu merebut sebatang rokok dari tangannya.

Junghwan terperangah. Tak hanya sampai disana, gadis itu bahkan menghisap rokok tersebut dan bersandar dengan nyaman dikursi dalam mode yang kelewat santai.

"Sepi banget, ya. Pasti orang-orang belum pada bangun gara-gara abis main kuda-kudaan semaleman." ucap si gadis, seringan kapas.

Junghwan masih menganga. Mulutnya membentuk huruf O kecil, terutama ketika ia memerhatikan bagaimana paras dan pahatan wajah gadis tersebut.

Si gadis lantas mengernyit bingung melihat ekspresi Junghwan. "Kenapa? Lo gak suka gue minta rokok lo? Nanti gue gantiin deh dua bungkus. Rokok gue ketinggalan di kamar dan gue males balik lagi ke atas."

Junghwan segera tersadar. Ia menggeleng pelan dengan sekelumit senyum tipis dibibirnya. "Enggak. Gue cuma agak kaget aja. Soalnya wajah lo mirip sama seseorang."

"Oh, ya? Siapa?"

"Seseorang yang gue sayang." jawab Junghwan.

Iya, gadis itu emang mirip banget sama Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya, gadis itu emang mirip banget sama Lisa. Bedanya, tampilan gadis tersebut terkesan boyish sekali. Lihat saja coker besar yang melingkari lehernya. Belum lagi pakaian serba hitam, dengan celana jeans sobek-sobek dan juga sepatu boots yang membuatnya seakan ingin menghilangkan predikat 'gadis' yang memang sudah seharusnya ia sandang.

"Maksud lo Lisa?"

Junghwan terkesiap mendengar nama itu disebutkan. "Lo kenal Lisa?"

Gadis tersebut terkekeh kecil. Ia kembali membuang pandangannya ke arah laut dan menghembuskan asap rokok dari mulutnya. "Satu-satunya orang yang dibilang mirip sama gue ya cuma Lisa."

home share | lizkook ft 97line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang