Jiyeon pulih begitu cepat, bukan karena gadis itu ingin, lebih tepatnya menghindari pria yang kini menjelma menjadi bayangannya. Terhitung seminggu Jiyeon meninggalkan rumah sakit dalam kondisi yang sepenuhnya baik, tidak sedikit pun Taehyung melepaskannya. Mendadak hari-hari penuh ketenangan Jiyeon terusik oleh kehadiran satu pria yang sialnya adalah kakak kandung dari sahabatnya sendiri.
Jangan salahkan Jiyeon jika tidak mengetahui kalau Kim Taehyung adalah kakak laki-laki Yeonsa. Karena gadis yang telah bersahabat dengannya selama dua tahun ini hanya menceritakan tentang kakaknya yang seorang fotografer dan telah lebih dari lima tahun tidak kembali ke tanah kelahirannya. Bahkan saat Yeonsa melangsungkan pernikahannya, Taehyung hanya mendatangi adiknya tidak lebih dari dua jam. Membuat Jiyeon dan Krystal tidak begitu mengenal rupa kakak laki-laki Kim Yeonsa ini.
"Akhirnya kau datang juga." Sambutan dari Yeonsa berlari-lari kecil menghampiri Jiyeon yang baru saja memasuki toko cheesecake mereka.
"Di mana Krystal?" tanyanya setelah membalas pelukan Yeonsa.
"Sudah dua hari dia tidak ke sini. Mungkin sibuk," jawab gadis yang lebih muda.
Jiyeon hanya mengangguk dua kali menanggapi, matanya melirik meja di paling sudut dekat dengan jendela besar yang mengarah ke jalan raya. Meja yang dulunya sering ia tempati berdua dengan Jungkook, menikmati cheesecake dengan secangkir kopi hangat yang Jiyeon buat sendiri untuk Jungkook. Meski Jiyeon sering protes karena rasa pahit pada kopi cukup menganggu tekstur cheesecake sewaktu dimakan, pria itu tidak peduli, Jungkook begitu menyukai perpaduan cheesecake dan kopi.
Lekas gadis itu membuang pandangannya dan berjalan menuju Espresso Machine. Jiyeon lebih suka meracik sendiri minumannya, sebisa mungkin tidak menyentuh Coffee Grinder maupun Coffee Roaster agar tidak membuat hatinya kembali mengenang Jungkook yang telah pergi. Karena semenjak saat itu, coffee bisa membuat Jiyeon merasa sakit luar biasa di relung hatinya. Jungkook begitu sempurna mematahkan garis yang sudah mereka buat berdua dengan berlandaskan cinta. Sekarang Jiyeon sepertinya harus memilih jalan lain setelah jalan yang sekarang berujung buntu.
Selesai dengan espresso-nya, Jiyeon menyiapkan sepotong cake tiramisu. Lihat bukan? Jiyeon benar-benar menghindari semua hal yang mengingatkannya pada Jungkook. Gadis itu memilih duduk di meja yang berada dekat jendela, berjarak tiga meja dari tempat biasanya ia duduk sembari memikirkan kapan Jungkook akan pulang.
"Kapan kau mulai bekerja?" Yeonsa ikut mendudukkan diri di hadapannya setelah menggeser kursi dengan gerakan tergesa.
"Minggu depan," balasnya menyesap minumannya.
"Syukurlah, punya rencana sekarang?"
Jiyeon menggeleng, ia tidak memiliki rencana untuk kemanapun. Duduk berjam-jam di sini sepertinya lebih baik dari pada berada seharian di apartemen.
"Kak Tae?"
Mendengar panggilan itu. Jiyeon refleks memutar tubuhnya, mengikuti arah pandangan Yeonsa yang tertuju pada sosok di belakang Jiyeon.
"Hai Sister, " balasnya tersenyum kotak. "What are your plans for today?"
"Kuliah," balas Yeonsa tersenyum menyambut kakak laki-lakinya yang berjalan semakin mendekat.
"Good girl, mau aku antar?"
"No, brother, thanks. Wonwoo will pick me up in a minute. we will also have lunch together." Yeonsa tersenyum dan melirik Jiyeon yang jelas-jelas membuang pandangannya ke luar jendela.
"Sounds good, have fun, Little Girl." Tangan besar Taehyung mengusak pucuk kepala Yeonsa yang kini berdiri dari duduknya.
"Ji? Tidak apa-apa aku tinggalkan?" tanyanya sedikit membungkuk dengan nada lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
hereinafter✔
RomanceSemenjak saat itu... langit tak lagi cerah, hujan hanya menyisakan basah yang menjelma menjadi luka.