Jiyeon menarik nafas dalam-dalam, memenuhi rongga paru-parunya dengan udara segar yang jarang-jarang sekali mengisi alat pernafasannya. Membuka kembali kedua matanya, Jiyeon mendapati Taehyung yang terlihat menikmati hasil bidikan kamera di tangannya. Berkali-kali bibir tebal itu tersenyum puas sebelum kembali mencari objek melalui viewfinder-nya.
Mengambil ponsel dalam sling bag-nya, Jiyeon mengarahkan kamera ponselnya pada Taehyung yang tampak serius membidik objek yang menarik matanya. Beberapa foto Taehyung didapatkan Jiyeon tanpa sepengetahuan pria itu. Memeriksa kembali satu persatu foto tersebut yang membuat kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Berbagai pikiran merayap masuk ke dalam benaknya, tentang bagaimana Taehyung bisa terlihat seperti model dari pada seorang fotografer. Juga apakah pria itu menyadari jika wajahnya kelewat tampan untuk ukuran manusia?
Tanpa Jiyeon ketahui, Taehyung pun melakukan hal yang sama. Diam-diam mengambil foto Jiyeon yang tampak serius dengan ponselnya. Juga beberapa foto gadis itu tadi yang terpaku pada pemandangan di depan mata.
Mereka berada di atas bukit, karena pagi-pagi sekali Jiyeon berkata ingin Taehyung membawanya ke tempat yang indah yang jarang terjamah oleh manusia. Wajah gadis itu terlihat senang sekali, menikmati liburan pertamanya setelah resign dari tempat kerjanya.
Taehyung berjalan menghampiri dan ikut duduk di sebelah gadisnya. Melihat Jiyeon yang dengan sigap memasukan kembali ponsel ke dalam sling bag-nya.
"Apa itu? Kau selingkuh?" candanya yang ditanggapi Jiyeon dengan pukulan pelan pada lengan atas Taehyung. Pria itu tertawa kecil dan meletakan kameranya tepat di sebelah sling bag Jiyeon. Sementara gadis itu merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Taehyung sebagai bantalan untuk kepalanya.
"Ada beberapa pilihan untukku," kata Jiyeon sembari melihat langit biru yang ditimpal awan tipis. "Menerima tawaran Krystal untuk masuk agency-nya. Kai juga mengajakku untuk jadi patner bisnis restoran Perancis-nya. Atau seperti yang Yeonsa katakan tadi, bekerja di perusahaan Wonwoo."
"Kau membawa lipstikmu?" tanya Taehyung yang mendapat delikan kesal dari Jiyeon. Taehyung terlihat tidak menanggapi ucapan Jiyeon barusan.
Gadis itu memutar matanya malas. "Selalu," jawabnya ketus.
"Baguslah." Dan bersamaan dengan itu Taehyung menekuk kaki kanannya hingga paha yang dijadikan bantal oleh Jiyeon terangkat naik dan Taehyung yang merunduk hingga wajah mereka semakin dekat, membawa kedua bibir itu untuk bertemu sebelum melumat dengan tidak sabaran. Lidah pria itu terulur dan menjilati bibir Jiyeon sebelum gadis itu memberi celah untuk Taehyung memperdalam ciumannya. Memagut dan menggigit pelan benda manis itu.
Beberapa menit yang masih terasa belum cukup, Taehyung mengakhiri pagutannya. Perlahan pria itu menarik wajahnya dan menjadi yang pertama membuka mata, melihat wajah putih Jiyeon yang di warnai semburat merah di kedua pipinya. Juga bibir merah yang terlihat basah. Jelaganya semakin menggelap dibalik tatapan sayunya.
Tidak membuang kesempatan, tangan Taehyung segera meraih kameranya dan mengambil foto Jiyeon bahkan gadis itu masih belum sepenuhnya mengerti.
"Taehyung!"
"Aku suka wajahmu yang ini, Sayang," balasnya mengabaikan kekesalan gadisnya. Ibu jarinya mengusap lembut bibir bawah Jiyeon yang basah.
Gadis itu menepis dan tangannya bergerak untuk mengambil kamera Taehyung. Tapi pria itu segera menjauhkannya dari jangkauan tangan Jiyeon.
"Sebenarnya masih ada satu tawaran lagi yang harus kau pertimbangkan, Ji," tutur Taehyung seketika menghentikan pergerakan Jiyeon yang nyaris saja berhasil merebut kameranya.
"Apa?"
"Menikahlah denganku ... dan temani aku kemanapun. Kau tidak harus bekerja, cukup temani aku seperti saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
hereinafter✔
RomanceSemenjak saat itu... langit tak lagi cerah, hujan hanya menyisakan basah yang menjelma menjadi luka.