13

496 85 18
                                    

Myungsoo menghela nafasnya pelan.
Berdiri kaku di tempatnya.

Ragu,haruskah dia melangkah maju atau tetap pada tempatnya?

Myunsoo menatap pada Cha Eun Woo di depan sana dengan mata yang sebam -sangat kacau berdiri dengan tubuhnya yang sesekali bergetar karna sisa isak tangisnya.Membalas setiap salaman dan ucapan belasungkawa dari orang-orang yang sudah menyempatkan waktu mereka untuk datang dan memberikan doa beserta hormat terakhir mereka pada sang Ibu.

Suzy berada di sampingnya, gadis itu juga nampak sangat kacau dengan wajah pucat nya. Matanya juga nampak sebam.

Myungsoo menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.

"Myungsoo!"

Suara lirih Kim Yerim mengalihkan aktestasi nya dari pasangan kekasih yang tengah rapuh itu.

Myungsoo menatap Yerim dengan tatapannya yang sendu.

"Bisa kita berbicara?"

Dan myungsoo hanya mengangguk mengiyakan.

_

Keheningan tercipta di antara mereka.

Baik Myungsoo maupun Yerim tak ada satupun dari mereka yang mau membuka suaranya.

Ini sudah menit yang ke sekian meraka terdiam,dengan duduk saling bersisihan di sebuah taman yang berada di dekat rumah duka___

"Ada apa Yerim ~ah!"

Myungsoo memutuskan untuk memulai. Dia menoleh menatap Yerim yang memasang ekspresi wajah gugup.Tangannya saling bertautan diatas pangkuannya.Saling meremas satu sama lain.

"Apa kau sekarang menyukai Suzy?"

Katanya tiba-tiba, yang sukses membuat Myungsoo tersentak kaku.

Myungsoo mengalihkan tatapannya.

Kim Yerim yang menyadari perubahan mimik wajah Myungsoo tersenyum kecut.

Ah ternyata ketakutannya benar ya!

Myungsoo menyukai Suzy ya?

Kim Yerim menunduk dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Aku tidak yakin-"

Di luar dugaan,Myungsoo memulai ragu.

Yerim mendongak dan menatap Myungsoo dengan dahi yang mengerut samar.

"Maksudmu?"

"Aku tidak tau- apakah perasaan yang ku miliki pada Suzy itu merupakan perasaan cinta pada umumnya atau tidak.

Aku bingung"

Myungsoo menghela nafas gusar.

"Sebelum,hubungan di antara Eun Woo dan Suzy semakin dekat .Aku tak pernah merasakan perasaan semacam ini kepada Suzy.

Aku menganggapnya sebagai adikku sendiri.

Tetapi, setelah mendengar Suzy dan Eun Woo telah resmi menjadi sepasang kekasih.Entah kenapa________      aku merasa sangat kesal,marah ,aku tidak bisa menerima itu Yerim!!

Ada apa denganku?

Aku menyukai-mencintaimu.

Tetapi akhir-akhir ini __

Aku mulai meragukan perasaanku sendiri.

Apa yang telah terjadi kepadaku Yerim? Aku benar-benar di buat bingung "

Myungsoo mengusak frustrasi surai coklatnya.

Dan Kim Yerim hanya bisa meresponnya dengan terdiam tak bersuara.Namun tangannya yang panjang nan lentik itu terangkat untuk memberikan usapan lembut di bahu Myungsoo yang kaku dan menegang.

Yerim tersenyum lembut, yang terkesan getir dan dipaksakan.

_

"Makan sedikit saja ya?,ku mohon"

Ini sudah yang ke lima kalinya, Suzy meminta Eun Woo untuk memakan makan yang sudah sedari tadi Suzy pangku.
Namun untuk yang kesekian kalinya juga.Eun Woo menolaknya.

Bae Suzy menghela nafas.

"Ku mohon, kau belum makan sejak tadi pagi .Eun Woo,kamu bisa sakit.Dan Ibumu tidak akan menyukai itu"

Bibir Suzy bergetar. Saat ini Suzy tengah berada di dalam Kamar Eun Woo.

Setelah selesai dengan acara pemakaman Sang Ibu,2 Jam yang lalu.
Cha Eun Woo mengurung dirinya di dalam kamar.

Menolak keluar dan makan,hanya duduk menatap kosong bingkai foto sang Ibu di pelukannya.

Suzy. Tanpa bisa dapat dia cegah lagi.Air matanya kembali meluncur bebas.

Hatinya benar-benar terasa sesak dan sakit.

Melihat sosok pemuda yang dia Cintai kini dalam keadaan paling terpuruk semasa hidup nya.

Dia tak pernah melihat seorang Cha Eun Woo yang biasanya selalu berbuat usil,tertawa dengan matanya yang menyipit menawan ,berubah menjadi sosok yang begitu rapuh seperti ini.

Suzy tidak menyukainya.

Tak sanggup lagi.Suzy membanting nampan makananya kearah lantai,hingga jatuh dan berserakan.
Setelahnya, Suzy raup tubuh besar sang kekasih dan memeluknya dengan erat.

Keduanya pun meledakkan tangisnya secara bersamaan.

Saling mendekap erat tubuh masing-masing mencari kenyaman untuk mengelurkan segala rasa sakit nan sesak didalam dada lewat tumpahan air mata mereka.

"Menangislah, Eun Woo ~ya ..Hisk- aku akan selalu ada di sisimu. Aku berjanji hisk-

Aku cinta kamu.Sangat-"

Dan hal itu menjadi jawaban bagi seorang Kim Myungsoo yang sendari tadi terdiam melihat dan mendengar semunya di depan pintu kamar yang sedikit terbuka .

Tersenyum kecut.Dengan langkah lemas.
Kim Myungsoo mengambil langkah mundur.

Dia kini mengetahui jawabannya___    tentang perasaannya yang kacau dan bimbang.

Kini dia tau ,dia harus berbuat apa.

Dia harus mundur,

ya...

Sebelum Semunya berubah semakin runyam dan rumit.

"Selamat tinggal"

  Hi....masih ingat ff ini kan?

Maaf ya kalau aneh: (

I'M FINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang