10 - Keputusan.

27 6 2
                                    

Arkan membuka amplop yang berisi surat di duga dikirim oleh Cherry, dia membaca setiap tulisan dan terkejut ternyata surat itu bukan dari Cherry melainkan dari orang misterius yang mengetahui nama nya. Hal itu dia ketahui karna namanya terletak dengan rapi di depan bagian amplop.

"Gue udah maafin lo, mulai sekarang stop mencari tahu tentang keberadaan gue!." Arkan membaca setiap tulisan. Dia mengerutkan dahinya. Bingung dan Aneh kenapa korban tersebut tahu kalau dia ingin mencari tahu tentang kejadian malam itu.

Arkan melihat sekilas stiker bergambar piggy. Dia berfikir sebenarnya orang ini benar memaafkan dirinya atau tidak. Kenapa bisa memberikan stiker bergambar seperti itu.

Dia lega kalau orang itu mau memaafkannya. Mulai sekarang dia tidak akan lagi merasa cemas dan ketakutan. Sebenarnya dia juga sedikit merasa bersalah pada Cherry. Karna hal itu dia melampiaskan semuanya pada gadis itu. Disisi lain dia kembali berfikir, mungkin Cherry memang pantas mendapatkan perlakuan seperti itu. Kalau May mengatakan suatu saat Cherry akan menjadi hal yang penting baginya itu hanya mimpi dan ngga akan pernah terjadi! Percayalah.

Arkan menyimpan surat itu di kotak tempat biasa dia menyimpan barang penting. Ntah kenapa surat itu termasuk dari bagian kotak itu sendiri.

Arkan mematikan lampu kamar lalu menuju tempat tidurnya. Dia tak sabar memulai hari esok disekolah dengan rasa lega dihatinya dan tak sabar ingin menemui Vanessa disana.

Dia menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Mata nya mulai terlelap.

☆☆☆

Mendengar ucapan Arkan yang mengatakan dirinya seperti benalu. Cherry memutuskan untuk pergi sekolah tanpa menjemput Arkan. Dia cuma butuh waktu untuk menjernihkan pikiran, pasalnya ucapan tersebut sangat menyakitkan dirinya. Bagaimana mungkin pacar nya sendiri mengatakan hal seperti itu padanya.

Cherry berjalan dengan kepala menunduk, perasaan campur aduk dirasakan sejak tadi malam. Dia ingin sekali hari ini libur namun dia tidak tahu gimana memberikan alasan pada Andin. Ibunya. Dia bukan seperti Cherro yang memberikan alasan bisa langsung disetujui padahal alasan itu hanya kebohongan belaka. Cherry hanya tidak bisa berbohong pada Andin. Kalau dia mengatakan apa yang terjadi pada dirinya apa yang akan dipikirkan oleh sang Ibu?.

"Duh!." Cherry mengelus dahinya. Baru saja dia menabrak seseorang dari depan

Orang itu menoleh padanya. "Kalo jalan tuh mata ke depan bukan kebawah!." Cherry mendongak pada sumber suara yang memekik telinganya.

"Karel? Kenapa sial banget sih bisa ketemu sama dia. Pasti mau malak nih orang."batinnya Cherry merogoh saku bajunya. Dia mengambil tangan Karel lalu memberikan beberapa uang kertas padanya. Karel menaikan satu alisnya. Bingung pada gadis di depannya

"Mau uang kan? Nih ambil aja."
Ucapnya nyelonong pergi.

"Eh lo mau kemana." Karel mencengkam bahu Cherry yang hendak pergi dari hadapannya.

"Ke kelas lah. Aku udah kasi kamu uang."

Karel mengambil tangan Cherry mengembalikan uang yang baru saja diberikannya. "Hari ini gue ngga lagi malak." Karel menggenggam tangan Cherry lalu membawanya pergi ke suatu tempat yang masih di lingkungan sekolah. Ditengah langkah mereka Cherry terus melihat tangannya yang digenggam oleh Karel. Dan bergantian melihat cowok itu dari samping.

Cherry Heart♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang