"Takdir yang harus dihargai." Seketika tatapan Cherry berubah jadi hangat. Dia terkesan dengan ucapan yang baru saja terlontar dari mulut Karel.
Karel benar dia itu takdir yang harus dihargai. "Harusnya selama ini kamu hargai aku Ar sebagai pacar kamu."
"Tapi sayangnya Cherry bukan takdir gue."
"Jelaslah dia bukan takdir lo." Ujar Karel tertawa receh.
"Maksud lo?." Tanya Arkan tak mengerti.
"Bukannya udah jelas? Dia itu takdir gue." Karel menarik tangan Cherry hingga sampai kedalam rangkulannya.
Cherry terdiam tanpa berkata-kata. Dia hanya melihat dua cowok yang di depannya ini saling perang batin dengan hanya tatap-tatapan maut.
"Oke sekarang gue dan takdir gue. Pergi dulu." Karel memegang tangan Cherry membawa cewek itu pergi dari hadapan Arkan. Cherry tak melepaskan sedikitpun pandangannya dari belakang menatap Arkan.
☆☆☆
"Lepasin gue." Cherry menghempas genggaman tangan Karel yang kelewatan erat.
"Kenapa? Gue kan pacar elo emang ngga boleh megang tangan lo?." Pertanyaan Karel yang sebenarnya dia tahu apa jawabannya.
"Nggak! Gue ngga pernah anggap lo pacar gue! Lo kenapa sih muncul pas gue lagi sama Arkan? Lo tau kan momen berdua terus ngobrol sama dia itu jarang banget buat gue. Terus lo dateng dan ngacauin semuanya. Lo emang pandai merusak suasana Dan pandai juga mencampuri urusan orang. Apa karna itu juga lo banyak musuh yang benci sama lo?" Cherry benar-benar tidak dapat lagi mengontrol emosinya dia meluapkan semua kekesalannya malam ini.
"Kenapa lo jadi marah sama gue? Bukannya lo tuh harusnya berterima kasih?."
"Makasih buat apa?."
Karel terdiam.
"Oh Maksud lo gue harus berterima kasih sama lo gara-gara lo bilang gue takdir lo?." Tanya Cherry. "Gue bukan takdir lo Rel." Sambungnya lagi.
"Okey. Lo bener lo bukan takdir Gue. Yaudah gue pulang dulu." Pamit Karel merutuki ucapannya, apapun yang dilakukannya dia memang tidak berhak. dia berbalik arah pergi kerumah Cherry. Saat tadi bersama Arkan dia sangat emosi hingga membawa Cherry ke pertengahan jalan tanpa membawa motornya. Dia lupa.
"Kok balik arah?." Tanya Cherry.
"Motor gue di depan rumah lo."
"Oh yaudah." Cherry berjalan duluan meninggalkan Karel.
☆☆☆
Hari terakhir sekolah sebelum liburan bagi Karel sama sekali tak menyenangkan. Meskipun semua siswa bergembira karna gerbang liburan sudah di depan mata. Hati Karel justru sebaliknya, apalah arti dua minggu liburan kalau tidak ada teman bersenang-senang.
Mario dan Diki biasa nya setiap liburan mengunjungi kerabat mereka yang jauh dari rumah. Tidak ada lagi teman Karel selain mereka berdua, itu semua karna karakter Karel yang menyebalkan dan menakutkan membuat semua orang berfikir seribu kali untuk menjadi temannya.
Tiba-tiba suatu ingatan terbesit di pikirannya. Dia lupa kalau sekarang dia punya pacar, apa gunanya pacar kalau tidak diajak bersenang-senangkan ? Tenang ini hal positif kok, senakal-Nakalnya dia ngga akan mau merusak harga diri cewek lain apalagi orang itu Cherry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Heart♡
Novela Juvenil#13 cherry (04/07/2020) #667 heart (04/07/2020) #955 perjuangan (05/07/2020) ~~~ Berpacaran dengan Arkan suatu kebahagiaan bagi Cherry untuk terus memperjuangkan Cintanya yang sering dibalas dengan Sikap dingin dari Arkan. Yap, Arkan selalu bersikap...