18 - Luka yang tidak berdarah.

25 2 0
                                    

"Gue mau minta maaf." Cherry mengerutkan alisnya tak mengerti mengapa dan kenapa cowok itu minta maaf.

"Buat apa?."

"Yang Tadi malem." Jelas Karel.

"Oh." Cherry hanya ber oh-ria, dia berfikir seharusnya dia lah yang meminta maaf atas perkataannya tadi malam.

"Ikut gue."

"Kemana?." Tanya Cherry tanpa dijawab oleh Karel yang fokus membawa nya entah kemana.

☆☆☆

"Atap?."

"Ini tempat favorite gue." Ujar Karel sambil memejamkan mata meresapi angin-angin yang membuat rambutnya bergerak mengikuti arah angin.

Satu hal yang Cherry tahu tentang Karel. Kalau cowok ini ternyata punya sisi hangat yang bisa membuat hati para kaum hawa tergerak olehnya.

"Karel bentar." Cherry menepi kan ke samping poni Karel yang terdapat sebuah goresan sedang di dahinya. Karel segera menjauhkan wajahnya.

"Itu luka sejak kapan?." Tanya Cherry.

"Sejak kecil." Jawab Karel memandang arah depan.

"Karna jatuh?." Tanyanya lagi.

"Iya jatuh." Jawab Karel menoleh ke arah Cherry.

"Pantesan lo pake modal rambut kayak oppa-oppa korea." Cherry terkekeh pelan.

"Setidaknya gue ganteng makanya cocok pake model rambut beginian." Karel membanggakan dirinya hingga membuat Cherry ingin muntah di depannya.

" Karel membanggakan dirinya hingga membuat Cherry ingin muntah di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yah terserah." Ucapnya mengalah dari pada dia makin banggain diri. Walaupun yang dia omongin emang bener dia ganteng. Banget malah! Tapi tetep Arkan yang paling ganteng di hati Cherry.

"Oh iya!." Ucap Cherry mengingat sesuatu yang terlupakan.

"Kenapa?."

"Jam tangan gue ketinggalan di westafel toilet, gue duluan ya itu jam penting banget." Cherry langsung turun dari meja berukuran panjang menuju pintu keluar. Jam itu kado dari Arkan untuk pertama kalinya di ulang tahun Cherry yang ke -17. Maka dari itu dia sama sekali tidak ingin kehilangan jam itu.

Cherry menuruni tangga dengan hati-hati, walaupun dia ingin cepat-cepat mengambil jam itu setidaknya kesehatan lebih penting. Sayup-sayup dia terdengar suara yang tidak asing baginya dari bawah tangga. Dia pun mencoba mendekat kearah sumber suara dan yang melihat Arkan sedang memberikan sebuah liontin pada Vanessa.

"Itukan." Ucapnya menunjuk liontin yang akan diambil Vanessa.

#flashback on.

"Ih bagus banget. Ar coba liat ini." Cherry menunjukkan liontin dengan permata bulat berwarna biru.

Cherry Heart♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang