Karel melirik kelas Cherry mencari sosok gadis itu namun nihil, dia tidak bisa menemukannya. Dia pun mendengus kesal. Padahal sejujurnya dia sangat khawatir pada Cherry saat mendengar isakkan tangisannya di telfon malam itu hingga membuat Karel tidak bisa tidur dengan tenang. Dia bertanya-tanya kenapa gadis itu bisa nangis. Dan menebak-nebak apa itu salahnya karena sudah memaksa Cherry untuk putus dengan Arkan.
Ditengah lamunannya Karel dikejutkan oleh suara yang tak asing di denger telinganya. Dia berbalik arah menghadap sumber suara.
"Karel?."panggil Cherry dari belakang punggung Karel.
"Lo kenapa lama banget sih datang ke Sekolah." Ucapnya dengan nada kesal.
"Aku emang datang jam segini kok. Kamu nungguin aku ya dari tadi?." Tanya Cherry.
"Nggak!." Karel langsung nyelonong pergi dari hadapan Cherry yang menatap bingung ke arahnya.
"Dia ngga masuk kelas?" Gumam Cherry melihat Karel yang pergi tanpa meletakkan tas punggung miliknya, padahal kelas mereka bersebelahan tapi kenapa dia malah putar balik?.
☆☆☆
"Dasar cewek ngga peka! Udah jelas gue nungguin dia di depan pintu masih juga nanya." Karel mencerocos panjang lebar.
Mario menepuk bahu Karel, "Lo kenapa sih pagi-pagi udah ngomel, kayak emak gue pas ngga sengaja ngilangin tupperware."
"Emang pernah?." Tanya Karel menoleh pada Mario.
"Ya pernah lah emang siapa di dunia ini yang ngga pernah ilangin tupperware ?." Karel menatap Mario dengan intens saat dia mengatakan siapa yang tidak pernah menghilangkan tupperware.
"Elo?." Tanya Mario.
☆☆☆
Cherry mencoret-coret kertas dibuku menggunakan pena sejenak menghilangkan rasa jenuh. Tak sampai disitu, dia merogoh tasnya mengambil headshed Lalu mendengarkan lagu Favorit kesukaannya. Lagu yang menurutnya mewakili perasaannya pada Arkan.
Cherry menikmati lagu itu hingga saat dia liat Arkan dari balik jendela, dia melepaskan cepat headshed dari telinganya lalu berjalan keluar menemui Arkan.
"Arkan." Cherry nongol didepan Arkan membuat cowok itu agak terkejut melihatnya tiba-tiba.
"Kenapa?." Jawabnya dengan muka datar.
"Kamu kenapa ngga jawab pertanyaan aku semalam?." Tanya Cherry. Arkan menatap mata Cherry dalam-dalam yang agak sembab. Sekilas dia berfikir, apa dia nangis semalam?
Arkan tak memperdulikan pertanyaan Cherry. Dia berjalan melewati cewek itu menuju kelasnya yang bersebelahan dengan kelas Cherry.
Cherry berbalik arah melihat Arkan hingga masuk ke kelasnya.
"Kenapa sih susah banget bilang kalo kamu pacar aku." Gumamnya."Bukannya mantan?." Cherry terkejut melihat sesiapa yang tiba-tiba ngomong di belakangnya.
"Apaan sih." Jawab Cherry buang muka.
"Kapan Putus?." Tanya Karel.
Cherry diam.
"Apa gue aja yang wakilin lo?." Tanyanya lagi mulai ingin menghampiri Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Heart♡
Teen Fiction#13 cherry (04/07/2020) #667 heart (04/07/2020) #955 perjuangan (05/07/2020) ~~~ Berpacaran dengan Arkan suatu kebahagiaan bagi Cherry untuk terus memperjuangkan Cintanya yang sering dibalas dengan Sikap dingin dari Arkan. Yap, Arkan selalu bersikap...