Part 9

1 1 0
                                    

Bi Isum yang melihat kejadian itu ikut bersedih melihat majikannya yang sedang menangis meminta kejelasan dari orangtuanya

  "Sudahlah, bila kau tak terima dengan perlakuan kami. Kau boleh angkat kakimu dari sini. Lagian ini semua salah Daddymu yang dulu sempat berselingkuh dengan wanita lain saat aku mengandungmu dulu, yang sampai sekarang saat aku melihatmu membuat kejadian tempo dulu terngiang ngiang dikepalaku"ujar Andrea emosi

   "Apa apaan kamu, itu juga salahmu yang tak pernah mengurusku dengan baik"ujar Rafael tak kalah emosinya.

    "Heh,, emang kehidupan ku hanya tentangmu, pekerjaan ku banyak bukan hanya kau"ujar Andrea menunjuk Rafael.

    "Diam kamu ya, emang apa pekerjaan yang kau lakukan. Aku selalu pulang larut malam dan kau tak pernah membuatku tenang. Selalu saja merepotkanku"ucap Rafael dan membanting vas bunga yang ada di sampingnya.

    Gladis yang melihat pertengkaran kedua orangtuanya, langsung berlari keluar dan membanting pintu yang membuat orangtuanya langsung  terdiam.

   "Lihat anakmu itu tak sopan spertimu"ujar Andrea

    "Terserah kau saja aku ingin segera istirahat aku sangat lelah"ucap Rafael meninggalkan Andrea.

   Dilain tempat, Gladis berlari tak tentu arah. Ia tak menginginkan ini, dia hanya mau orangtuanya memberikan perhatian mereka pada Gladis. Gladis merasa sudah berlari sangat jauh kakinya mulai lelah. Ia berdiri diatas sebuah jembatan yanh mengalir dengan derasnya.

    "Tuhan kenapa kamu tak adil padaku, kenapa kamu menghadirkanku dikehidupan yang sangat menyakitkan ini"ujar Gladis berteriak. Seseorang melihat apa yang Gladis lakukan sedari tadi.Gladis yang mulai hilang akalpun mencoba naik keatas pembatas jembatan. Orang yang melihat kejadian itu segera menghampiri Gladis.

   "Hey, apa yang kau lakukan. Apa dengan cara ini masalah yang kau alami dapat terselesaikan? "Ucap orang tersebut.

  "Kamu tak mengerti, Tuhan begitu tak adil denganku. Kamu tahu orangtuaku tak pernah perhatian padaku sedari kecil, yang mereka pikirkan hanya uang, uang dan uang. Mereka tak memikirkan kehadiran ku disisi mereka"ujar Gladis, ia pun turun dari pembatas jembatan tersebut sembari  bersimpuh dan menangis sejadi jadinya.

    "Aku mengerti bahkan aku sama sepertimu. Aku mengerti bagaimana rasa sakitmu. Tapi aku tak pernah berpikir untuk mengakhiri hidup dengan konyol sepertmu"ujar orang tersebut dan sembari membungkuk. "Kau hanya perlu menunggu kebaikan Tuhan untuk membuat orangtuamu memperhatikanmu"ujarnya lagi.

  "Tapi kapan? Aku sudah lama menunggu hari itu, tapi apa? Hari itu tak kunjung ada"ujar Gladis sembari menatap manik mata orang tersebut.

    "Kau harus sabar dan kuat. Agar hari itu cepat datang"ucap Orang tersebut."Sudah kau pulang lah dan beristirahat agar pikiranmu kembalu jernih kembali"ucapnya lagi sembari menarik Gladis untuk berdiri.

   "Aku belum dapat pulang sekarang pasti rumahku sudah dikunci dan orangtuaku juga sedang bertengkar. Aku tak ingin melihat pertengkaran mereka lagi"ucap Gladis sembari mengusap air matanya.

   "Yasudah kau ikulah denganku. Aku akan memberikan tumpangan untuk semalam saja"ucap orang tersebut sembari memasukkan tangannya ke saku jaketnya.

   "Tapi aku tak mengenalmu"ucap Gladis dengan sesenggukan.

  "Percayalah, aku tak akan berbuat hal aneh padamu. Lagian aku tak berminat melakukannya."ucap orang tersebut dengan wajah datarnya

   Gladispun menganggukan kepalanya. Gladis dan orang tersebutpun pergi menuju rumah miliknya orang itu. Tak butuh waktu lama mereka pun telah sampai.

    "Apakah kau tinggal sendiri di rumah ini? "Tanya Gladis

   "Tidak aku tinggal dengan orangtuaku"ujar orang tersebut.

  "Lalu dimana mereka? Aku ingin meminta izin untuk menginap disini?"Gladis

   "Mereka sedang bekerja, ayo masuk"ucapnya

   Merekapun memasuki rumahnya dan menuju kamar milik orang tersebut. Gladis yang baru saja masuk terkejut melihat banyaknya kaset yang berjejer rapi disebuah lemari kaca.

 
  "Itu milikmu?"tanya Gladis yang dibalas anggukan. "Sepertinya aku pernah melihatmu. Kau yang  tadi ada di cafe bersama Frans bukan? "Tanya Gladis lagi

  "Iya, namaku Gino"Orang yang tadi menolong Gladis adalah Gino. Gino yang baru saja pulang dari rumah Frans, tak sengaja melihat orang yang tak asing sedang berdiri di jembatan malam hari seperti ini. Diapun keluar dari mobilnya dan melihat lebih dekat, Gino pun sadar bahwa Orang yang sedang ia perhatikan adalah Gladis. Iapun terus memperhatikan hal yang Gladis lakukan

   Gino yang melihat Gladis sedang menangis dan menaiki pembatas jembatan pun segera menghampiri Gladis dan mencoba memberikan pengertian pada Gladis agar tak jadi melakukan hal konyol seperti melompat kebawah.




Lanjut lagi ya semua. Maap banyak typonya , baru belajar soalnya Mheheh😂

Jangan lupa tinggalin jejak ya. Vote dan comment sebanyak-banyaknya gratis kok gak bayar😋🍑
@Irna_aaaaaa di ig ya guys✨


  

   



Unobstructed(on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang