Part 14

1 1 0
                                    

   Gladis bangun dengan tergesa gesa karena ia sudah terlambat untuk pergi kesekolah hal itu dikarenakan ia tidur subuh tadi demi menuntaskan menonton film yang ia pinjam pada Gino dan hasil dowload-an tadi malam sampai memori ponselnya dipenuhi berbagai film yang sangat ia sukai sekarang.

  Ia berlari menyusuri koridor sekolah, karena bel sudah berbunyi sepuluh menit tadi, untung saja penjaga sekolahnya mengizinkan ia masuk tanpa harus diberi hukuman dulu. Sesampainya didepan kelas ia mengatur nafas dan mengetuk pintu.

   Tok,,, tokkk

"Permisi bu"ucapnya

  "Iya, loh kamu tumben telat Gladis?"tanya Bu Galingging, seorang guru matematika yang terkenal ramah dan baik tidak seperti  kebanyakan guru matematik di luaran sana.

  "Iya bu, maaf tadi mobilnya pecah saat perjalanan menuju ke sekolah jadi harus singgah ke bengkel bu"ucapnya berbohong

  "Ohh,, begitu. Yasudah silahkan masuk"ucap Bu Galingging.

  Gladispun masuk dan segera duduk dibangku miliknya. Dedes hanya memandanya dengan heran dan kembali fokus pada buku miliknya. Sama halnya dengan Gladia ia langsung membuka bukunya dan fokus pada penjelasan Bu Galingging di depan kelas.

   Bel pulang sekolahpun berbunyi dengan meriahnya yang membuat seluruh murid bersorak kegirangan. Karena mereka dapat lepas dari penjara ilmu yaitu sekolah. Gladis dan para sahabatnya janjian untuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk menyeristhirahatkan pikiran mereka.

   Mereka berkeliling untuk menjelajahi segala tempat yang ada di pusat perbelanjaan itu. Mulai dari tempat permainan, toko sepatu, pakaian, alat rias, dll. Gladis mengajak para sahabatnya pergi menuju kesebuah toko kaset ia berniat membeli kaset film kesukaannya.

  "Buset dah Dis, banyak bener kasetnya buat lo apain dah tuh kaset. Mau loe jual"pinta Vanka.

  "Gaklah, buat apa. Mau aku tonton, aku suka banget sama film kaya gini"ucap Gladis

  "Lah sejak kapan loe, suka nonton beginian. Biasanya juga drakor ato gak nonton bkackpink"ucap Acha menjilati ice cream miliknya.

  "Sejak kapan ya? Gak tahu. Hmm,, kayanya sejak di tolongin Gino"ucap Gladis sembari memilih beberapa kaset lagi

  "Gino? Kawannya si Frans itu ya, sejak kapan kalian kenal dan dia nolongin loe pas waktu loe berantem ama si Lila?"ucap Dedes.

   "Iya itu kedua kalinya, pas pertama waktu aku berantem sama Mama dan papa"ucap Gladis jujur, karena memang ia selalu terbuka pada ketiga sahabatnya.

  "Berantem? Loe kok gak cerita ama kita"ucap Acha sewot

   "Iya lupa buat cerita, nanti aku ceritain. Ayo kasir bayar ini dan singgah ke tempat makan. Disana aku bakal ceritain"ujar Gladis. Dan merekapun beranjak dari situ menuju kasir untuk membayar. Mereka singgah kesebuah tempat makan dan memesan beberapa jenis makanan untuk mengisi perut mereka yang sudah berbunyi. Gladispun menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tanpa ada yang ditambah ataupun dikurangi.

   "Loe jangan terlalu dekat ya ama Gino"ucap Dedes sewot yang membuat Gladis dan kedua sahabatnya memandangnya bingung.

   "Emang kenapa, diakan baik. Lagian kami gak terlalu dekat cuman kenal aja"ucap Gladis menyesap minumannya.

  "Iya gak suka aja"ucap Dedes ketus.

   "Lu napa dah Des, sakit loe?"tanya Vanka

  "Ga gua sehat kali.

  "udah deh jangan dibahas gua gak apa apa"ucapnya masih dengan nada yang sama.

  "Ehh,, dis. Elo kok bisa jadi suka film beginia"tanya Acha

  "Kan aku udah bilang tadi"ucap Gladis

  "Iyayah, gada alasan lain gitu"ucap Acha.

  "Gak papa, biar gak bosen aja dirumah. Emang kenapa sih?"ucap Gladis menyedok nasi ke mulutnya.

   "Gak apa apa sih, gua takut aja loe jadi terpengaruh karena sering nonton film kaya gitu"ucap Acha meminum jus miliknya yang membuat Gladis tersedak dan terbatuk.

   "Pelan pelan kali Dis"ucap Vanka sembari menepuk pundak Gladis

  "Uhuk,, uhuk,, aku kaget sama ucapan si Acha, gila aja gak mungkinlah aku ngikutin adegam film disini"ucapku dengan tawa renyah.

   "Heheh,,kali yakan. Soalnya kan ditipi tipi banyak yang kaya begitu karena sering nonton film pembunuhan mereka jadi pengen juga nyoba ngebunuh"ucap Acha menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

  "Ada ada aja lo,, kebanyakan nonton berita lo"ucap Dedes sembari melepar kentang goreng ke arah Acha. Merekapun tertawa karena ucapan Acha tapu apa mungkin hal itu akan terjadi pada Gladis? Tak mungkin ia cukup kuat untuk tak terpengararuh akan hal seperti itu.

  Menghabiskan waktu luangnya Gladis membantu Bi Isum memasak dan membereskan rumah, ia baru saja selesai menonton film yang ia beli tadi namun matanya sudah mulai lelah menatap layar televisi makanya ia beranjak untuk melakukan hal lainnya. Setelah semuanya selesai, Gladis dan para pembantunya makan malam bersama yang diajak oleh Gladis. Orangtuanya tak ada di rumah dan mungkin akan pulang larut malam. Entahlah ia mulai terbiasa untuk tak begitu mengharapkan perhatian orangtuanya dan melampiaskan kebosanannya dengan menonton film.Ia merasa ia sedikit terhibur melihat adegan itu. 

  Sehabis makan dan mencuci piring Gladis menuju kamarnya dan segera tidur. Ia tak ingin begadang karena ia sudah cukup lama tadi menonton dan juga ia tak ingin lagi kebablasan menonton yang membuat ia dapat telat lagi ke sekolah.



Maap banyak typo ya, baru belajar soalnya Mheheh😂

Jangan lupa tinggalin jejak ya. Vote dan comment sebanyak-banyaknya gratis kok gak bayar😋🍑
@Irna_aaaaaa di ig ya guys✨


 

 

  

Unobstructed(on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang