[8]

4 0 0
                                        

Sepanjang hari itu, Billa tampak sangat sensitif, dia tampak sangat tidak senang diperlakukan seperti bocah, ia memasang muka manyun kepada siapapun yang ditemuinya. Karena Billa yang terkenal bersahabat dengan banyak lelaki dan diantara mereka sebagian berada di kelas Bryan, menaruh emosi kepada Bryan dan Aceng yang sudah mengganggu Billa, begitu alasan mereka, padahal mereka memang sudah lama tak suka dengan dua sejoli tersebut, karena Bryan yang cool dan pendiam menarik perhatian cewe-cewe yang ada disekolah, dan Aceng yang riang membuat siapapun yang dekat dengannya merasa nyaman.

"Tuh anak gw liat makin lama, makin bangsat", ucap Bagas kepada teman-temannya.
"Iya nih, tonjok aja udah yok", saut Randi.
"Ntar, tunggu mereka yang mulai duluan" jawab Rian. Ketiga anak ini memang sudah terkenal sifat jeleknya di beberapa orang, bahkan dari SMP, hobi mereka adalah petentang-petenteng di kelas dan mengganggu anak-anak yang mereka anggap lemah, termasuk Regi. Hari itu pelajaran Olahraga, siswa kelas bryan dibebaskan melakukan kegiatan apapun. Laki-laki memilih berganti pakaian dikelas dan bermalas-malasan sebelum ke lapangan.

"Gas.. gas.. tolongin tarik ini" teriak Rian yang berusaha mencopot celana yang akan dikenakan Regi, setelah mendengar itu Bagas dan Randi segera menghampiri Rian dan membantunya menjahili Regi. Bryan dan Aceng sudah cukup terganggu dengan kegiatan mereka, tetapi memilih diam karena jika mereka ikut campur akan berabe urusannya.

Kegiatan menjahili itu tak sampai disitu saja, Regi yang sedang bermain basket di lapangan basket ditendang-tendangi dengan bola futsal oleh mereka bertiga. Di sekolah tersebut lapangan basket dan Futsal memang dijadikan satu. Buughh... Bunyi bola mengenai punggung Regi, lalu disambut tawa mereka bertiga. "Hahahaha, wih jahat lu ndi, sakit pasti tu" kata rian. Sekali lagi Bryan dan Aceng berusaha acuh dengan hal tersebut, alasannya sama seperti tadi. Bughh.. Bola futsal yang ditendang ke arah regi memantul ke arah kepala Bryan yang sedang mengikat tali sepatunya yang lepas.
"Eh sorry-sorry" kata Bagas yang berusaha menahan tawa nya, raut wajah Bryan sudah berubah karena berusaha menahan emosi nya. Bola itu ia kembalikan dengan cara menggelindingkan nya, saat Bagas berusaha mengambil bola itu dibawah, ia segera merebut bola basket yang dipegang regi lalu melemparnya sekuat tenaga kearah bagas. Panggg... Bunyi bola basket yang diisi angin cukup penuh dan beradu dengan wajah bagas , Bagas yang tidak sempat mengindar lansung terjungkir ke belakang. Randi dan Rian yang melihat itu langsung berlari mengejar Bryan dan mencekik leher nya
"maksud lu apa-apaan anjing"
Bryan langsung membalas mencekik leher Randi
"Apaa" jawab Bryan dengan mata melotot.
Aceng yang melihat itu langsung segera melerai Bryan,
"yan udah yan" sambil menarik tangan Bryan dari leher Randi.
Bugh.. Sebuah pukulan bersarang di pipi Bryan dan membuat tangan Bryan lepas mencekik Randi. Seketika emosi Aceng memuncak
"Anjing"
Bugh.. juga mendarat di perut Rian. Perkelahian pun tak terelakkan. Aceng melawan Rian dan Bryan melawan Randi, sedangkan Bagas masih kesakitan. Perkelahian tersebut bisa dibilang seimbang, karena Aceng sangat mendominasi Rian, banyak pukulan yang tepat pada daerah vital. Sedangkan Bryan dan Randi sedang bergumul ditanah. Sumpah serapah menggema di tengah sekolah tersebut membuat seluruh siswa yang ada dikelas bergegas melihat apa yang sedang terjadi. Pertarungan tersebut akhirnya bisa dihentikan setelah guru melerai mereka. Semua siswa disuruh agar kembali ke kelas masing-masing termasuk mereka ber-6.

Love In The Back SeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang