Prolog

184K 5.4K 108
                                    

"Max..." lirih Freya dengan tatapan mata sayu

"Damn" umpat Max dengan suara seraknya namun terdengar seksi ditelinga Freya

Max kembali melumat bibir Freya sementara ia menambah satu lagi jarinya dalam milik gadis itu yang telah basah.

"Shit, kenapa kau sangat rapat?"

"Max ini salah" rintih Freya tiada henti

Max menyeringai lalu mendekatkan bibirnya ditelinga Freya sementara kedua jarinya masih terus menggoda bagian pangkal paha Freya.

"Apa ini tidak terlambat kau baru menolakku sekarang?" bisik Max menggoda

Freya berusaha sekuat tenaga mengembalikan sisa-sisa kewarasannya, ia tidak ingin melakukan itu dengan Max yang jelas-jelas tidak mencintainya apalagi ini merupakan yang pertama untuk gadis itu.

"Jangan Max, aku tidak ingin melakukannya dengan seseorang yang tidak mencintaiku" ucap lirih Freya berusaha mendorong dada bidang Max yang berada di atasnya

"Jadi selama ini kau melakukan itu dengan para pria hanya karena mereka mengatakan mencintaimu, begitu?" hardik Max penuh emosi

Entah kenapa Max menjadi kesal mendengar penolakan dari Freya. Mendengar ucapan Max wajah Freya memerah sementara ia tidak bisa lagi mengendalikam gairah yang telah menguasai kepalanya.

"Apa maksudmu?"

"Kau sangat pintar berakting, seharusnya kau beralih profesi menjadi seorang artis bukannya model" jeda sesaat sebelum Max melanjutkan perkataannya lagi "Dan sekarang kau tidak bisa menolakku, sudah terlambat" desisnya dengan nada dingin

Sudut bibir Max terangkat membentuk seringaian menyeramkan, seketika alarm dikepala Freya berbunyi menandakan ia dalam bahaya. Freya ingin memberontak, ia bangkit berdiri tapi terlambat karena Max telah memerangkap kedua tangannya diatas kepala Freya, lalu mengikatnya dengan dasi milik Max yang entah sejak kapan telah ia lepaskan.

Max segera menanggalkan pakaian yang ia kenakan dengan tergesa dan memperlihatkan otot-otot tubuhnya yang terpahat sempurna dengan beberapa tatto terukir disana. Freya memalingkan wajah saat tanpa sengaja melihat benda tumpul yang telah mengeras diantara kedua paha Max. Besar, panjang dan berurat hingga membuat bulu disekujur tubuh Freya meremang. Itu tidak akan muat memasuki miliknya, batin Freya ketakutan.

"Kenapa kau terlihat malu-malu seperti itu? Bukankah kau sering melihat tubuh laki-laki seperti ini?" tanya Max sinis

"Max, please don't do that" Freya memelas dengan mata berkaca-kaca

"Aku akan memuaskanmu, kau cukup diam dan nikmati saja. Walau hanya mendapat wanita bekas pria lain tidak masalah karena aku sudah bernafsu" geram Max sebelum mendekatkan dirinya dan memangut bibir Freya secara brutal

Entah mengapa saat mengingat jika tubuh indah gadis di bawahnya ini telah dinikmati oleh laki-laki lain membuatnya sangat marah hingga membutakan hati dan pikirannya. Hanya kabut gairah yang menyelimutinya sekarang, hasrat ingin memiliki yang sangat besar ia rasakan atas diri Freya.

Sentuhan Max terasa berbeda dari sebelumnya, tidak ada lagi kelembutan yang dirasakan oleh Freya. Bahkan Max menyatukan milik mereka dengan paksa membuat Freya menjerit keras. Freya berusaha membuka ikatan pada pergelangan tangannya hingga terasa kebas. Namun sakit yang ia rasakan pada hatinya karena ucapan Max jauh melebihi perih pada bagian bawah tubuhnya.

Freya hanya bisa terisak pilu, ia merasa tubuhnya seperti terbelah menjadi dua. Benar-benar sakit bagai tercabik-cabik, tidak hanya kewanitaannya tapi rasa sakit itu menjalar hingga menyayat hati Freya.

"Akhhh sa-kitt..."

Max tak menghiraukan Freya yang merintih dibawah kuasanya, ia terus memompa dan memaju mundurkan kejantanannya dalam lubang surgawi Freya yang terasa sangat rapat. Alangkah terkejutnya Max saat tanpa sengaja melihat noda merah bercampur dengan cairan milik mereka merembes keluar dan mengenai seprai putih. Rasa amarah yang ia pendam selama ini pun menghilang seolah lenyap bagai debu tersapu angin.

"K-kau masih perawan?"

Seketika itu juga gerakan tubuh Max berhenti tanpa melepas penyatuan mereka. Ia menatap nanar gadis di bawahnya, ya Tuhan apa yang dilakukannya. Ia telah merusak seorang gadis, merenggut hal yang paling berharga dalam hidupnya. Bahkan ia melakukannya dengan paksa dan brutal.

"Ssttt jangan menangis, maafkan aku. Aku tidak tau jika ini pertama kalinya bagimu, aku pikir..." Max tidak mampu melanjutkan kata-katanya lagi

Max memeluk erat tubuh Freya yang bergetar hebat, ia juga mengecup seluruh wajah gadis itu dengan lembut sambil membisikkan kata-kata maaf dan sayang untuk menenangkannya.

"Aku membencimu Max" ujar lirih Freya masih menangis sesenggukan

"Jangan! Jangan katakan kau membenciku. Jangan membenciku please, i'm sorry. Really sorry my Angel" suara Max tercekat

Max tidak tega melihat Freya menangis dan tampak tak berdaya namun ia tidak bisa menghentikan penyatuan tubuh mereka. Rasa hangat, bahagia dan gairahnya sudah diubun-ubun tak kuasa untuk dibendung lagi.














Haiii ketemu lagi
This is my second story
Aku harap banyak yg suka dan terhibur membacanya
Kalau yg udah baca cerita pertamaku pasti tau deh klo aku emang suka buat cerita yg konfliknya ringan dan pastinya happy ending ☺️
Kalau penasaran add to library ya jangan lupa vote dan komennya
Wajib hukumnya buat klik tanda ⭐️ di setiap chapternya loh 😚

Nanti disetiap chapter juga aku isi visual pemain sesuai imajinasiku
Tapi klo kalian punya imajinasi sendiri jg gak apa-apa monggo silahkeunn 😻
Semoga kalian suka ya
Jangan lupa tinggalkan jejak
Thankyou so much guys 🙏🏻🙏🏻❤️❤️




02 Juni 2020
Windabp ❤️

I'm Always Be Yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang