Chapter 23

67.1K 3.3K 66
                                    

Seorang wanita cantik melajukan mobil sport Bugatti Divo membelah jalanan kota New York di hari sabtu pagi yang cerah ini. Di belakangnya tampak mobil SUV hitam merek Rolls-Royce Cullinan yang dikendarai Marco dan Luke pengawal pribadinya setia mengikuti kemana pun ia pergi. Saat hendak menikung ia tersentak kaget dan bergegas menginjak pedal remnya kuat-kuat. Dengan tergesa Freya menepi sebelum turun dari mobilnya, dua pengawalnya pun tampak sigap melakukan hal yang sama.

Kejadian itu benar-benar mendadak, entah dari mana datangnya gadis yang sedang tersungkur tepat di depan mobil hitamnya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian itu benar-benar mendadak, entah dari mana datangnya gadis yang sedang tersungkur tepat di depan mobil hitamnya sekarang. Freya yang terkejut karena seorang gadis tiba-tiba menyebrang jalan tanpa melihat kendaraan yang berlalu-lalang disekitarnya tidak sempat menghindar. Untunglah saat itu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan normal hingga tidak sampai menghantam tubuh mungil gadis itu dengan keras.

"Apa kau terluka?" tanya Freya khawatir

Freya segera menghampiri gadis muda itu, kemudian bersimpuh di sampingnya sambil menelisik dan memastikan keadaan gadis yang hampir saja ia tabrak tadi.

Freya segera menghampiri gadis muda itu, kemudian bersimpuh di sampingnya sambil menelisik dan memastikan keadaan gadis yang hampir saja ia tabrak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku karena menyeberang dengan terburu-buru. Aku tidak apa-apa sungguh, anda tidak perlu khawatir Nona" ucap gadis itu meringis pelan

Freya dapat melihat lutut gadis itu lecet bahkan mengeluarkan darah. Sweater navy lengan panjang yang dikenakannya pun robek pada bagian sikunya.

"Aku benar-benar menyesal hampir menabrakmu tadi, bagaimana jika kita ke rumah sakit saja untuk memeriksa keadaanmu? Sepertinya lutut dan sikumu terluka" kata Freya lagi sambil membantu gadis itu berdiri

Gadis itu menggeleng sebelum menatap Freya dengan sorot mata terkejut. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum terbelalak hingga seulas senyum cerah terbit diwajah cantiknya.

"Freya? Kau Freya bukan? Supermodel terkenal itu? Oh astaga mimpi apa aku bisa bertemu denganmu" pekik gadis itu nyaring

Freya hanya tersenyum geli melihat tingkah polos gadis di depannya itu. Ia dapat melihat sepasang mata abu-abu berbinar menatap kearahnya penuh minat sampai-sampai melupakan rasa sakit di lutut serta sikunya.

I'm Always Be Yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang