Setelah menyelesaikan pemotretan untuk produk perhiasan selama kurang lebih 2 jam, Freya cukup puas melihat hasil bidikan kamera sang photographer. Ia terlihat elegan dan berkelas menggunakan anting, kalung, cincin serta gelang berlian yang merupakan produk terbaru dari perusahaan itu. Setelah berganti pakaian dan berpamitan pada semua kru yang membantu kelancaran pemotretan hari ini, Freya melangkahkan kaki jenjangnya dengan riang sambil bersenandung kecil meninggalkan studio itu.
Ia menghampiri motor sport yang telah disiapkan oleh pengawalnya di depan gedung perusahaan karena ada janji makan siang dengan Briana, sahabatnya sejak dibangku junior high school. Mereka akan bertemu di sebuah restoran yang memang menjadi tempat favorite mereka berdua.
Freya terlonjak kaget mendengar teguran pria saat hendak memakai helm, seketika membuatnya mengurungkan niat kemudian meletakkan kembali helm itu di atas motornya.
"Jadi pembalap yang kami lihat di jalan tadi pagi itu kau ya Miss Freya?" suara Zion terdengar hingga membuat Freya menoleh ke arahnya
"Oh hai Mr. Wilson, apa anda melihat saya tadi pagi? Saya terburu-buru untuk pemotretan hari ini jadi terpaksa sedikit mengebut" Freya tertawa pelan
Tanpa sengaja mata Freya bersitatap dengan sepasang mata bernetra coklat yang sedang menatapnya tajam. Freya melempar senyum tipis untuk pria itu namun tak dibalas, membuat Freya mendengus kesal dan mengalihkan tatapannya kembali pada Zion.
"Jangan terlalu formal begitu, panggil saja aku Zion. Aku terdengar seperti ayahku jika kau memanggilku dengan Mr.Wilson" kekeh Zion menimpali dan dibalas Freya dengan tersenyum manis
Siapa pun yang melihat senyum Freya pasti akan terpesona, tak terkecuali kedua pria yang berada di hadapan gadis itu. Max yang hanya diam mengamati interaksi sepupunya dan Freya pun merasa tertegun melihat senyuman gadis itu. Dia benar-benar cantik, batin Max memuji Freya namun raut wajahnya tetap saja datar tak ada senyum menghiasi wajah tampannya.
"Baiklah Zion. Kau juga bisa memanggilku Freya, jangan pakai embel-embel Nona segala"
"Oke Freya, jadi kau akan pergi? Mau lunch bersama kami? Kebetulan sudah jam makan siang" tanya Zion setelah melihat jam tangan Rolex Day Date President yang melingkar dipergelangan tangannya
"Ah sayang sekali, aku sudah ada janji dengan seseorang. Kurasa lain kali aku akan menerima ajakanmu Zion. Aku duluan ya, Mr. Miller permisi" ucap Freya sopan seraya melirik Max yang dari tadi hanya diam memperhatikannya
Freya lalu melajukan motornya keluar dari pelataran gedung agensi itu diikuti dua motor lain dibelakangnya.
"Sepertinya dia bukan wanita biasa Max, kau lihat saja selalu ada pengawal yang mengikutinya kemana pun gadis itu pergi. Yang pasti itu bukan pengawal yang kau perintahkan untuk melindungi adik angkatmu bukan?" ungkap Zion menatap kearah Max yang lebih memilih bungkam sedari tadi
Max hanya membalas dengan menggedikkan bahu tak acuh. Ia merasa sedikit kesal karena Freya bersikap formal kepadanya seolah mereka tidak saling mengenal sebelumnya, sedangkan ia tampak akrab dengan Zion sepupunya. Entahlah Max tidak mengerti dengan perasaannya kini, ia lebih sering badmood jika bertemu Freya.
"Sudahlah, jangan mengurusi urusan orang lain. Paling itu pengawal dari pria-pria kaya yang gadis itu kencani. Ayo kita makan siang" sahut Max sinis lalu melangkah memasuki mobil
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Always Be Yours (END)
RomanceADULT STORY 🔞 "Nothing Hurt more than realizing he meant everything to you but you meant nothing to him" Kata-kata itulah yang cocok menggambarkan perasaan seorang Freya Angelicia Lucien, gadis berusia 23th. Super model Internasional yang cantik me...