Ch. 04

1.1K 217 29
                                    

"Senang bertemu denganmu, tuan Hansung~!!" balas Lia ramah

Hansung tersenyum. "Baiklah akan kujelaskan tentang ujian kali ini"

"Kali ini ujiannya sederhana. Kalian lihat pintu-pintu yang ada dibelakangku?"

"Lihaatt~!!" jawab Lia

"Dalam waktu 10 menit, temukan pintu yang tepat dan bukalah" lanjut Hansung

"Pintu yang tepat? Dari banyaknya pintu ini?" tanya Arthur

"Ya. Sederhana bukan?" jawab Hansung. "Totalnya ada 12 pintu disini. Dari semua pintu itu temukan pintu yang tepat yang akan membawamu keluar"

"Jika kalian bisa menemukan pintu itu dan membukanya, kalian lulus. Bagaimanapun, kalau kalian tidak berhasil menemukannya dalam waktu 10 menit kalian gagal. Dan jika kau membuka pintu yang salah dalam waktu 10 menit,--" Hansung menggantungkan ucapannya

"Kalian akan mati"

"!!!"

"Hah?!! Mati?!!" seru Lia

"Iya"

"Aahhh.... Merepotkan..."

"H-hei! Beri kami petunjuk lagi!" pinta Lia yang terlihat panik

Hansung tersenyum mendengar itu. "Sudah tidak ada petunjuk lagi"

"A-apa?? Tapi bagaimana--"

"Kalau begitu kita mulai ujian nya!"

"Tunggu!!"

"Aishh... Gimana ini, (f/n)??" Lia bertanya pada (f/n) yang sedari tadi diam

Tidak mendapati jawaban Lia pun kembali memanggil. Tapi kali ini ia ikut menoleh dan melihat (f/n) yang sedang mendongak. Lia ikut mendongak dan melihat jam besar diatas mereka.

"Hei, Hansung" panggil (f/n) tiba-tiba

"Ada apa?"

"Jadi intinya ujian ini adalah untuk menemukan satu pintu yang tepat? Begitu?" tanya (f/n)

Hansung meneguk minumannya dari cangkir merahnya.

Tanpa perlu diberitahu (f/n) sudah tau jawabannya.

"Jadi bagaimana ini, (f/n)..??" tanya Lia dengan wajah panik

"Hmmm... Hei kalian" (F/n) menatap kedua teman setimnya. "Berapa angka favorit kalian?"

"Eh?" Lia dan Arthur saling tatap-menatap bingung. Namun walaupun bingung mereka tetap menjawab pertanyaan aneh itu

"Umm... Aku sih 2" jawab Lia

"6.. Mungkin" kata Arthur

"Hmmm... 2 tambah 6 itu 8... Yasudah. Ayo buka pintu kedelapan" ujar (f/n) lalu menghitung pintu itu dari kiri. Setelah mengetahui pintu mana yang kedelapan, ia berjalan santai menujunya

Lia yang melihat itu cengo. "Hah?!! Hei! (F/n)!! Tunggu!!"

Sedangkan (f/n) berbalik berkedip polos. "Apa?"

"Jangan sembarangan membukanyaa! Nanti kalau kita mati gimana?!!" seru Lia

(F/n) tersenyum cerah. "Tidak mungkin tidak mungkin~ Kan insting ku pasti tepat~" lalu tanpa basa-basi lagi (f/n) membuka pintu itu

"Apa?? Tunggu--(f/n)!!!"

Sreeetttt...!!!

Pintu itu sudah dibuka oleh (f/n). Sedangkan kedua rekannya hanya menatapnya dengan wajah pucat.

The Tower, The Goals ⁽ᵀᵒʷᵉʳ ᵒᶠ ᴳᵒᵈ⁾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang