Ch. 07

978 198 28
                                    

(F/n) menatap permainan yang sedang berlangsung dengan wajah datar.

Namun berkebalikan dengan wajahnya, batin (f/n) malah berteriak khawatir. Bisa-bisa nyawa mereka dipertaruhkan juga disini.

'Jangan kalah, Bam..!'

Puk!

(F/n) menoleh kesampingnya dan melihat Arthur yang sedang menepuk-nepuk kepalanya pelan.

"Jangan khawatir..." ujarnya yang memakai nada malas seperti biasa

"Aku tidak tau apa hubunganmu dengan anak itu tapi aku sarankan kau jangan terlalu khawatir..."

(F/n) terdiam. Ia tidak pernah menyangka Arthur bisa seperti ini.

"Um... Aku tau" jawab (f/n) pelan lalu kembali menoleh keluar untuk menonton permainan

Arthur pun duduk disebelah (f/n).

"(F/n)..." panggil Arthur

"Hm?" balas (f/n) tanpa menoleh

"....." Arthur menyenderkan kepala belakangnya pada tembok. "Apa alasanmu menaiki menara...?"

"Eh?" (F/n) cepat-cepat menoleh lagi kearah Arthur

'Kalau dipikir-pikir... Selain untuk bertemu dengan Bam...,'

Manik (f/n) menyendu. 'Apa tujuanku kemari sebenarnya..?'

"Hmm... Bagaimana denganmu sendiri?" (F/n) memilih melempar balik pertanyaannya

"..... Alasanku menaiki menara ini adalah untuk mendapat penjelasan" ujar Arthur

"Sebelum datang ke menara, aku mempunyai teman perempuan yang berasal dari salah satu 10 keluarga agung... Hubungan kami sangatlah dekat. Bahkan banyak yang mengira kami itu berpacaran..."

"Lalu pada suatu hari, dia tiba-tiba datang padaku dan dengan gembiranya dia berkata kalau dia bisa saja terpilih menjadi putri Zahard. Aku pun turut senang. Karena itu aku membantunya..."

"Dia selalu datang padaku setiap hari. Tidak pernah absen satu hari pun. Tapi hari itu... ia tidak datang"

"Aku terus menunggu dan terus menunggu. Sampai entah sudah hari keberapa dia tidak datang, aku pun frustasi. Saat itu aku hendak membunuh diriku sendiri namun seorang 'dewa' datang padaku dan menawarkanku untuk menaiki menara..."

"....." (F/n) diam menatap Arthur yang sedang menunduk. Permainan 'Game Crown' pun sudah tidak lagi ia perhatikan

"....... Aku tidak menyangka seorang kau ternyata bisa sangat bucin"

"Diam kau"

"Mhnm... Aku bisa membantumu" ujar (f/n) tiba-tiba

Arthur mengangkat kepalanya dan menatap (f/n) heran. "Eh?"

"Aku bisa membantumu mencari perempuan itu" ulang (f/n) lebih tegas

"Benarkah...?"

"Ya. Beritahukan saja dia berasal dari keluarga mana"

"......"

".. Arthur?" tak kunjung mendapat jawaban, (f/n) terkejut melihat ekspresi Arthur yang seperti sedang berpikir keras

"Tunggu... Jangan bilang kau lupa?" tebak (f/n)

Arthur mengangguk kikuk.

"Kalau begitu ciri-ciri nya. Biasanya 10 keluarga agung memiliki ciri khas sendiri" ujar (f/n) setelah membuang nafas. "Ayo katakan. Rambut biru kayak keluarga Khun? Rambut silver kayak keluarga Arie? Anima seperti keluarga Lo Po Bia?"

The Tower, The Goals ⁽ᵀᵒʷᵉʳ ᵒᶠ ᴳᵒᵈ⁾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang