Note: tolong umpatin authornya aja ya :D
Yoongi tidak berangkat ke kantor. Seungwan sudah menghubungi interkomnya beberapa kali dan baru menyadari Yoongi tidak berada dalam kantornya ketika Seungwan masuk ke dalam sana. Yoongi juga tidak ada di dalam kamar tersembunyinya. Yoongi tidak sedang sarapan di kafetaria. Yoongi tidak sedang berkumpul di ruang rapat. Yoongi tidak ada dimanapun dalam kantornya.
Seungwan sampai di kantor dalam keadaan menyesakkan. Ingin marah, membutuhkan penjelasan, sedih dan kecewa, bercampur menjadi satu. Tapi menangispun Seungwan tak bisa. Jadi Seungwan memutuskan untuk pulang ke rumah lebih awal, berharap bertemu Yoongi disana, dan membicararakan semuanya.
Seungwan sampai di rumah pada pukul tiga sore, dan tidak menemukan tanda-tanda Yoongi ada di dalam sana. Mobilnya tak ada, pintu masih terkunci, dan semua lampu dalam keadaan mati. Seungwan melangkah dengan berat, masuk ke dalam rumah yang sunyi. Hatinya masih sama keadaannya seperti tadi. Dan Seungwan tahu ia tak akan bisa lebih baik sebelum ia bertemu dengan Yoongi.
Yoongi hampir tidak memunculkan diri di rumah maupun di kantor selam tiga hari. Hal itu semakin membuat Seungwan sedih, sekaligus marah. Sedih karena Seungwan jadi tahu kalau Yoongi serius dengan perkataannya kemarin, dan marah karena Yoongi menelantarkannya begitu saja.
Meskipun begitu, Seungwan tetap menunggu, di rumah dan di kantor. Pekerjaan kantornya jadi terbengkalai, dan hal yang dilakukannya selama di rumah hanyalah melamun. Usahanya untuk menghubungi ponsel Yoongi tak pernah membuahkan hasil. Yoongi tak pernah mengangkat panggilannya. Ia juga tak tahu harus menghubungi siapa karena Seungwan tak pernah kenal dengan teman Yoongi, dan ia terlalu takut untuk bertanya pada mertuanya, sedangkan nomor Jin dan Jisoo tidak bisa dihubungi.
Tepat pada hari ke empat, Yoongi akhirnya pulang.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam ketika Seungwan mendengar Range Rover terparkir di halaman depan rumahnya. Seungwan yang sedang duduk melamun di dapur terlonjak di tempatnya, ia terburu-buru bangkit dan berjalan keluar. Seungwan menggunakan piyama tidurnya, rambutnya tergelung dengan asal, dan kakinya telanjang. Ia membuka pintu kemudi mobil Yoongi, agak terlalu kasar, melihat Yoongi masih duduk di belakang kemudi, baru saja mematikan mesin mobilnya.
Rasanya Seungwan sudah ingin menangis, tapi ditahannya.
"Yoongi kita perlu bicara." Kata Seungwan tanpa basa-basi lagi.
Yoongi mengangkat wajahnya, hanya untuk menunjukkan betapa pucatnya wajah Yoongi sekarang. Pertahanan Seungwan mengendur. Sedikit. Emosinya tertekan dan perasaan khawatir melandanya. Tapi walaupun begitu Seungwan tetap berdiri di tempatnya, menunjukkan wajah menuntut.
"Apa lagi—" Yoongi menjawab dengan malas, nyaris mendesis.
"Kau bahkan belum bicara apa-apa, Min Yoongi." Jawab Seungwan, merasa bahunya terdorong ke samping, Yoongi baru saja melewatinya, mendorong Seungwan untuk menyingkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Million Dollars
FanficMin Yoongi itu kejam. Tapi keluarganya kaya raya. "Seungwan? Kamu punya uang?" Seungwan punya feeling. Ketika ibunya bertanya seperti itu, suatu yang besar akan terjadi padanya. "Ibu butuh berapa?" "Sepuluh juta dollar." . . . . Hello this is padfoo...