Chapter 4 Two Years in Anger

1.4K 300 8
                                    


Yoongi tak bisa mendiskripsikan betapa bencinya ia pada sosok adik kelas bernama Son Seungwan yang menyukainya. Salah satu dari sekian perempuan di kampusnya yang tergila-gila padanya. Perempuan itu dengan tak tahu malu, atau memang sudah tidak punya malu, mendekati Yoongi dengan cara yang tidak menyenangkan, selama penuh empat semester ia menghabiskan waktu berkuliah di Seoul National University. Tapi tidak seperti perempuan-perempuan lainnya, yang patuh padanya untuk berhenti mengikutinya, Yoongi sampai tak berdaya menghadapi perempuan blasteran Kanada Korea itu.

Ketika itu, minggu kedua awal semester lima bagi Yoongi dan gengnya. Keempatnya sedang duduk bersantai di kantin kampus. Do Kyungsoo, sibuk dengan buku tebalnya, Ilhoon, dengan game di ponselnya, Mark, menggoda adik-adik tingkat yang baru selesai menjalani masa orientasi dan Yoongi, dengan bekal makanan di hadapannya.

"Bekal makananmu membuat geng kita tampak tidak elite." Cibir Mark pada Yoongi. Yoongi mendelik, bekal makanan berisi bulgogi berkualitas tinggi itu nyaris menghantam wajah Mark.

Mark nyengir kaku.

Yoongi menjatuhkan lagi pandangannya pada bulgogi buatan ibunya, perkataan Mark tidak ada benarnya. Banyak sekali sekumpulan perempuan yang tanpa malu-malu menatap kearah meja mereka. Dari kakak senior sampai adik tingkat yang baru menyelesaikan masa orientasi mereka. Walaupun Yoongi sedang menyantap bekal makanan yang Mark sebut tidak elit tadi.

"Yang itu tampaknya menyukaimu." Kata Ilhoon pada Yoongi tanpa melepaskan pandangan dari ponselnya.

Yoongi tak mau repot-repot untuk memalingkan wajah. Sudah sangat terbiasa dengan perkataan teman satu gengnya itu. Kyungsoo menyeringai sembari melihat seorang adik kelas mereka-tingkat satu, dilihat dari nametag besar yang tersemat di dadanya.

Yoongi mulanya sibuk kembali menikmati bulgogi di hadapannya, namun bisik-bisik gossip di sekitarnya semakin keras terdengar, membuat Yoongi jengah, ia menegakkan kepalanya, dan melihat ketiga temannya. Do Kyungsoo menyeringai, Mark Tuan bersiul-siul dan Jung Ilhoon menganga. Ketiganya menubrukkan pandangan kearah yang sama-

"Halo kakak." Sapa seorang perempuan-adik kelas Yoongi yang ditujukan pada Yoongi. Ia berdiri dengan percaya diri di dekat meja mereka. Tidak mendengar, atau pura-pura tuli pada bisikan-bisikan tidak menyenangkan di sekitar mereka.

"Aku Seungwan." Katanya sambil nyengir. Sejenak Yoongi tahu apa maksud adik kelas itu menghampiri mejanya, untuk apa lagi kalau tidak mengajak Yoongi berkencan. Yoongi langsung merasa tekanan darahnya naik, siap meledakkan amarahnya yang muncul tiba-tiba, kapan saja.

Berusaha sabar, sekaligus berpikir positif, Yoongi hanya mengangkat sebelah alisnya sebagai respon.

"Aku menyukaimu, sunbae." Lanjut perempuan bernama Seungwan itu.

Yoongi merasa mual sekarang. Mungkin tekanan darahnya memang sudah naik. Ia mendelik pada Seungwan yang masih nyengir di hadapannya. Bukannya takut, Seungwan justru nyengir semakin lebar. Ia menjauh dari meja itu, lalu benar-benar pergi meninggalkan Yoongi yang marah, dengan gembira, berlari kecil sambil menyenandungkan nyanyian.

"Hebat." Puji Ilhoon yang sekarang menghentikan gamenya.

Mark bahkan bertepuk tangan untuk Seungwan.

"Dia pasti membuatmu sangat marah 'kan." Kata Kyungsoo menyenggol lengan Yoongi. Ia memperhatikan sekelilingnya; bisik-bisik yang sekarang didominasi kemarahan. "Dia pasti jadi target bullyan fans-fansmu yang lain."

"Baguslah kalau memang begitu." Balas Yoongi kejam.

Kyungsoo terkekeh, ia menepuk bahu sahabatnya itu, "Dia mungkin belum tahu. Dia masih di tingkat satu."

Ten Million DollarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang