•
•
•
~oOo~
Rahangnya mengeras, bergemelatuk menahan amarah yang memuncak. Matanya tajam berkilat marah sejak pesawat mendarat di tanah korea selatan. Jungkook melangkahkan kaki panjangnya dengan cepat dan tergesa-gesa hingga Jimin yang merupakan sekretarisnya kewalahan. Jimin dapat melihat kemarahan Jungkook yang tertahan. Pria itu sejak terakhir menelepon istrinya tiba-tiba mendadak menjadi sangat galak dan mengerikan. Memberikan titah dingin pada karyawan untuk bekerja cepat dan tak melakukan kesalahan. Jimin bahkan mengingat bagaimana atasannya itu memecat karyawannya sendiri yang hanya terlambat beberapa menit. Sungguh naas nasib seseorang bila dihadapkan oleh Jungkook yang tengah diliputi oleh amarah. Namun, semua sudah terlanjur. Jimin hanya berdoa agar karyawan yang di pecat oleh Jungkook mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan atasan yang baik hati-tentunya.
Jungkook segera bergegas pulang ke rumah. Dimana rasa rindunya tertahan oleh kemarahan tinggi pada sang istri. Jungkook bahkan dengan kasar menutup pintu apertemen manakala pria itu tiba di rumah. Eunbi tersentak kaget melihat kedatangan Jungkook. Ia ingin menyambut Jungkook namun pria itu justru langsung melengos masuk ke kamar dan membanting pintu kamar.
Eunbi mematung diam di depan pintu kamarnya dengan pandangan sendu, "Oppa, kenapa?" lirihnya pelan dengan hati gusar.
Seorang bocah kecil bernama Taeyong menatap bibinya dengan bingung. Ia berlari menghampiri bibinya yang diam mematung, "Imo, kenapa? Itu tadi siapa, Imo?" tanya Taeyong.
Eunbi menggelengkan kepalanya lalu tersenyum manis pada Taeyong, "Taeyong, pulang dulu ya. Ayo, Imo antar ke rumah."
Taeyong mengangguk patuh, kemudian mengambil mainan robotnya. Taeyong bercerita kecil tentang film kartun yang ia tonton pada Eunbi. Eunbi hanya menanggapinya seadanya dan tersenyum pada Taeyong.
"Imo, sedang sedih, ya?" Taeyong bertanya sendu. Ia bukanlah bocah kecil yang tak pernah mengerti tentang kesedihan orang-orang di sekitarnya. Taeyong memiliki rasa empati yang besar dan terbiasa dengan ibunya yang sering menyembunyikan kesedihan. Karena ibunya, Taeyong menjadi lebih mudah merasakan emosi dan perasaan orang-orang terdekatnya.
"Tidak, Taeyong. Ayo, nanti kapan-kapan bermain lagi bersama, Imo. Sekarang sedang tidak bisa, Imo harus melakukan sesuatu."
Taeyong mengangguk kecil kemudian menyengir kotak khasnya, "Oke, Imo!"
Eunbi segera menekan bel apertemen Yerin dan memulangkan Taeyong ke rumahnya. Setelah memulangkan Taeyong pada ibunya, Eunbi bergegas kembali ke apertemennya dan mengecek keadaan suaminya yang sepertinya sedang ada masalah.
Setibanya Eunbi ke apertemennya, ia justru mendapatkan hal yang sangat tidak biasa.
"EUNBI!"
Eunbi berlari kecil menghampiri Jungkook yang sedang berada di dapur, tersentak gugup saat melihat pandangan mata tajam Jungkook yang mengintimidasinya.
"Kau tidak memasak?! Suamimu pulang tapi kau hanya bermalas-malasan di rumah?! Apa kau tahu aku benar-benar lelah, Eunbi!" bentak Jungkook bersama dengan luapan amarahnya.
Eunbi tak mampu berkata-kata. Ia sendiri pun merasa aneh karena akhir-akhir ini malas untuk bergerak. Ia hanya ingin bersenang-senang dan bermain. Misalnya seperti bermain bersama Taeyong.
"O-oppa, kenapa? K-kenapa kau-" Sungguh hati Eunbi sangat sakit ketika Jungkook yang selalu lembut padanya kini membentaknya begitu keras hingga rasanya seperti sebuah batu menghantam hati Eunbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife || BTS JUNGKOOK
RomanceJeon Jungkook, pria 28 tahun yang gila kerja dan selalu menghabiskan waktunya untuk pekerjaan. Ia berniat untuk tidak menikah karena trauma dari masalalu. Namun, takdir berkata lain. Ia dijodohkan karena wasiat yang di tinggalkan sang kakek. Menika...