•
•
•
~oOo~
"OPPA, KAPAN PULANG?!" Eunbi berteriak keras langsung pada speaker ponselnya. Bukan meneriaki ponselnya—melainkan seseorang yang berada di sebrang telepon yang tak lain adalah suaminya—Jeon Jungkook. Kali ini Eunbi benar-benar kesal pada Jungkook, karena pria itu hanya terus mengumbar janjinya untuk pulang namun belum juga pulang ke korea. Sudah dua minggu, dan rasanya emosi Eunbi sudah berada di ujung karena merindukan sosok sang suami tercinta.
Di sebrang sana, Jungkook langsung terlonjak kaget mendengar teriakan menggelegar dari istri kecilnya namun sedikit bringas, ia mengusap dadanya sabar.
"Maafkan, Oppa. Oppa, benar-benar minta maaf, sayang. Sepertinya tiga hari lagi, Oppa disini."
"APA?!" lagi-lagi, di sebrang sana sontak Jungkook menjauhkan teleponnya. Ia bertanya-tanya, mengapa istrinya berubah menjadi mengerikan di tinggalnya selama dua minggu. Kemana istri manisnya? Yang jika marah hanya akan merajuk mengabaikannya.
"Sayang, jangan berteriak lagi. Kau ingin merusak pendengaranku, hm?"
"TERSERAH! MAKANYA OPPA PULANG!" balas Eunbi kembali berteriak kencang pada Jungkook. Emosinya benar-benar naik pitan sekarang.
"Jeon Eunbi!" Jungkook memberikan teguran penuh penekanan pada Eunbi tapi Eunbi tidak memperdulikannya.
"Terserah! Aku marah! Jangan telepon lagi!" Eunbi langsung mematikan sambungan telepon sepihak. Tanpa disadarinya seratus persen, Eunbi langsung mencari kata 'blokir' pada nomor suaminya. Eunbi mendengus keras lalu melempar ponselnya ke atas ranjang.
Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk berukurang king size. Tangannya mengangkat ke udara, memegang sebuah benda panjang kecil berwarna putih. Pandangannya yang tadi dipenuhi api kemarahan mulai menyendu.
"Aku merindukan, Oppa. Aku ingin memberikan ini pada, Oppa. Apa dia tidak merindukanku?!" monolognya lirih tanpa mengalihkan pandangannya pada benda yang ia pegang. Benda itu menunjukkan dua buah garis merah yang berarti positif. Mengerti artinya?
Ya, Eunbi positif hamil.
Saat Jungkook melakukannya Eunbi benar-benar lagi masa subur. Terlebih lagi umurnya yang masih terbilang remaja puber. Hormon dan kesuburannya melebihi wanita-wanita dewasa yang memiliki umur di atasnya. Padahal ia sudah membayangkan bagaimana ia memberikan sebuah kejutan kebahagiaan untuk sang suami. Namun, suaminya terus mengecewakannya. Suaminya masih sibuk dengan pekerjaannya dan terus menunda kepulangannya ke korea. Semua itu membuat Eunbi sangat marah pada Jungkook. Rasanya ia ingin menggaruk wajah tampan Jungkook, tapi sayang—ia terlalu mencintai pria itu.
Eunbi mengusap air matanya yang jatuh saking kesal dan rindu dirinya pada sosok sang suami. Ia bangkit dari berbaring, kemudian mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Ia menghela napas sejenak. Kemudian, kaki jenjangnya melangkah keluar kamar.
Ia berniat untuk keluar apertemen dan mengunjungi apertemen seseorang dan bermain dengan bocah kecil yang terlampau menggemaskan. Eunbi merasa sangat beruntung karena seseorang yang sering menjadi tempatnya ketika bosan itu tinggal di Jeons Apertement. Ya, apertement mewah yang berisikan orang-orang kaya bahkan para artis. Apertement milik suaminya. Ibunya memang sangat baik karena membelikan sebuah apertemen mewah pada wanita beranak satu itu.
Eunbi menekan belnya, kemudian tersenyum manis pada cctv yang merekamnya. Pintu apertemen terbuka, menampakkan seorang wanita cantik dengan kulit seputih salju yang memiliki senyum yang teramat manis dan imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife || BTS JUNGKOOK
RomantikJeon Jungkook, pria 28 tahun yang gila kerja dan selalu menghabiskan waktunya untuk pekerjaan. Ia berniat untuk tidak menikah karena trauma dari masalalu. Namun, takdir berkata lain. Ia dijodohkan karena wasiat yang di tinggalkan sang kakek. Menika...