#kediaman Putra

128 39 17
                                    

Custtt ready lagi gaes. Maaf sebelumnya mungkin tulisan gue ini jauh dari kata bagus. Apalah dayaku yang bermimpi terlalu jauh untuk menjadi seorang penulis yang handal😌. Happy reading! Semoga terhibur!.

Tok tok tok! (Suara seseorang mengetuk pintu)

Seseorang yang berada didalamnya mengabaikan asal suara. Agil Prasetya anak berusia 10 tahun yang asik memainkan game di ponsel, Sembari rebahan di kasur empuknya.

Tok!tok!tok! Suara ketukan pintu yang semakin kuat. Mungkin si pengetuknya yang tidak sabar karena lama menunggu tak ada jawaban.

"ANAK MAMI BUKA!" Seseorang yang sedang asik bermain game akhirnya merasa risih dan beranjak dari tempat tidur, lalu membuka kan pintu kamarnya.

Kamar yang bernuansa warna kuning, dan stiker sponge Bob dimana mana terlihat dengan jelas.

"Parah lu ya jadi adek. ga ada sopan sopannya sama kakak sendiri!," omel seseorang yang tadi mengetuk pintu.

Tanpa berfikir panjang ia langsung masuk dan mencari sesuatu didalam kamar Agil.

"Nyari apaan si kak?" Tanya Agil penasaran.

" HP-lo kemana?, Bagi kakak hotspot!" pinta Putra secara paksa.

"Engga ah,kakak kan udah di kasih ayah. Masa masih minta Agil sih," tolaknya.

"Eh anak kecil tau apa kamu?"

Putra yang kunjung tak mendapatkan apa yang ia mau akhirnya kesal.

"AAAAAAAAA,,, KAKAK!!!, MAMI, AYAH TOLONG!!!,KAK PUTRA YAH, AMPUN!!!"

Panggilan anak mami memang cocok untuk seorang Agil yang jika berurusan dengan Putra selalu melibatkan kedua orang tua nya.

Adel yang sedang berada di dapur dan Adamas yang asik membaca koran menghampiri mereka karena mendengar putra bungsunya teriak histeris.

"Ada apa ini Putra?!" Tanya Adamas.

"Ini yah, masa aku di smackdown sama kak Putra karena ga dikasih hospot. Padahal kan, kak Putra sudah diberi jatah sama ayah,"jelas Agil dengan jujur.

"Woi!!!, Gue yang di tanya bukan Lo!"

"Putra!!!, Kamu ayah hukum!. Uang jajan kamu ayah potong selama sebulan!" Jurus andalan Adamas dikala Putra yang terus mengganggu adiknya dikerluarkan.

Seketika bola mata putra setengah keluar dan hampir saja stroke mendengar nya.

"Lah si ayah, kenapa uang jajan mulu sih yang dijadiin tumbal?". Jawab Putra yang kala itu mengacak-acak rambutnya frustasi. Adamas, Adel,dan Agil lalu meninggalkan nya sendiri.

***

Keesokan paginya, Putra yang selalu mendapatkan wajah murung menghampiri motor ninja kesayangannya. Ketika ia mulai menyalakan motor, tiba tiba tak kunjung nyala. Lalu ia mengecek satu per satu bagian yang rusak. Tak satupun bagian motor kesayangannya yang rusak. Dan ia mencoba melihat tangki bensin, ternyata kosong.

"Waduh gimana nih, mana ayah motong uang jajan, bensin pake segala habis!"

Terfikir sejenak untuk membeli bensin, namun ia mengurungkan niatnya karena teringat utang uang kas yang menumpuk. Mau tidak mau ia harus berjalan kaki.
"Coba bendaharanya Tio,kan gue bisa ngutang dulu"

Sesampainya di sekolah, ia sudah dihadapkan dengan Pak Heru, satpam sekolah sekaligus orang yang diamanahkan untuk memberikan sanksi bagi murid yang terlambat.

"Hahaha, terlambat ya?" Ternyata Elena melihatnya dihukum.

Putra tak berkutik, saat Elena yang tertawa lepas bahagia menertawakan dirinya.

"Elena kenapa kamu tertawa?, Kamu juga saya hukum!" Komentar pak Heru yang kesal melihat kedua orang ini selalu saja berbuat hal yang sama.

Elena yang tertawa langsung terdiam lalu mencoba protes.
"Lah pak,kan saya cuma telat dua menit pak?" Yang ternyata protes nya tak sama sekali berefek.

Putra yang berada di sampingnya tak bisa menahan tawa. Melihat Elena yang saat itu bermuka melas,dan pipi chubby nya mengendur.

"Silahkan kalian membersihkan aula, boleh lanjut masuk kelas setelah bel berbunyi," hukumnya.
Mereka mengagguk tanda setuju,lalu bergegas pergi.

***

"Lo aja yang nyapu!" Putra tiba tiba memberikan sebuah sapu ijuk kepada Elena yang sibuk membersihkan jendela dengan kemocek birunya.

"Enak aja lo!, Gue teriakin nambah hukuman Lo!" Ancam Elena.

"Teriak aja," tantang Putra.

"PAK HERU!!! TOLONG!!! PUTRA GA MAU KERJA!!!"

Suara Elena yang sangat keras membuat gendang telinga Putra serasa ingin pecah.
Reflek putra menutup mulut Elena dengan telapak tangannya erat erat,lalu melepaskan setelah Elena memberontak.

"Apaan si loh, bau terasi juga."

"Eh itu apa!!!, tikus!, ada tikus!" Putra  tiba tiba teriak histeris. Dan kocar-kacir tanpa sebab.

Elena yang fobia tikus secara spontan memeluk erat Putra dan tak henti- hentinya memejamkan mata. Mulutnya selalu beristighfar dan berdoa agar selamat dari maut.

Putra tertawa hebat, hingga perutnya terasa sakit.

"Eh apaan si loh, lebay amat sih. Gue bercanda kali!"

Seketika Elena melepaskan pelukannya dengan jijik.

"Eh modus ya Lo!,meluk-meluk gue segala."

"Lah apaan sih kan Lo duluan yang meluk gue."

"Ah masa?"

Putra menaikkan sebelah alisnya.

Apa Itu Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang