# mereka berempat berulah lagi

46 8 1
                                    

Hai pembaca setia "Apa itu Cinta?". Satu kata buat kalian, I LOVE YOU 😘.

Ruang Perpustakaan, menjadi tempat favorit Elena baru-baru ini. Selain tempatnya yang nyaman dan tenang, Elena tidak akan bertemu dengan Putra yang selalu saja memulai masalah baru. Elena tahu, jika Putra adalah manusia yang 'Anti' dengan buku. Huruf-huruf yang berada pada buku sudah cukup membuat nya pusing, apalagi yang dilihat rumus rumus matematika dan fisika, bisa mati berdiri dia.

Keheningan dan kedamaian perpustakaan membuat Elena merasa tenang. Tak tanggung-tanggung, Elena sudah menyiapkan bertumpuk-tumpuk buku disampingnya untuk dibaca.

Memang, belum tentu ia bisa membaca nya semua. Sementara bel masuk hanya tinggal lima belas menit lagi. Elena memang selalu berangkat sekolah paling awal, bahkan lima menit sebelum gerbang sekolah dibuka. Semua kebiasaan barunya ini karena dapat hidayah dari Dinar abangnya yang selalu memberi contoh yang baik. Padahal, Dinar pun tak pernah sampai harus berangkat sepagi Elena.

"Boleh duduk?" Tanya seseorang membawa sebuah buku sejarah di dekapannya.

"Ini bangku sekolah, untuk umum kok. Silahkan aja," jawab Elena tanpa menoleh.

"Serius amat bacanya."

Ucapan orang itu membuat Elena tak bisa menolak untuk menoleh. Ternyata dia adalah Surya.

Surya duduk di depan Elena. Dan terus memandang Elena dengan senyum tipisnya.

"Eh kak Surya, maaf ya?"

"Enggak apa-apa kok, lanjutin aja bacanya," ucap Surya masih dengan tatapan yang sama.

Sebenernya Elena risih jika harus diperlakukan seperti itu. Namun apa boleh buat, tak mungkin Elena melemparkan kata-kata pedasnya ke Surya.

Mungkin saja Surya mau berbicara sesuatu, dari tatapannya saja sudah bisa di tebak. Elena menyudahi bacanya.

"Enggak kak, udah rapi kok."

"Gue- mau ngomong bentar boleh ga?" Ujar Surya terus terang.

"Boleh kok ka. Silahkan," sahut Elena.

"Jadi gini, gue-"

"Gue-"

"Kenapa kak?"

"Gue mau-" ujar Surya terbata-bata.

Elena mengernyitkan dahinya penasaran. Ia terus memperhatikan bibir Surya entah mau ngomong apa.

Surya pun terlihat sangat gerogi. Malihat wajah Surya yang gerogi mengingatkan Elena tentang Putra tempo lalu. Seperti inilah ekspresi Putra yang disuruh maju ke depan oleh Pak Angga karena ketahuan tidur di kelas.

Elena tak bisa menahan gelak tawanya. Ia terus tertawa hingga membuat penjaga perpus melotot.

"Kenapa?, Emang lucu ya?" tanya Surya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Enggak kok, lanjut aja."

"Ayo dong Sur, lo harus bisa. Sekali lagi nih," gumam Surya dalam hati.

Surya melekatkan pandangan nya ke Elena. Tubuhnya ia tegapkan dan wajahnya terlihat sangat serius.

"Njir, mau ngapain sih. Merinding nih gue," gumam Elena pelan.

"Jadi gini, gue ma-"

Tringg!!!

"Bel masuk, gue ke kelas duluan ya?" belum sempat Surya menyudahi ucapannya, bel masuk malah berbunyi. Elena yang dari tadi sudah merasakan hal yang tak enak memilih mengalihkan perhatian. Elena beranjak dari tempat duduknya menuju kelas.

Apa Itu Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang