Kontradiksi

1 0 0
                                    

Wise man say

Only fools rush in

But i cant stop, to falling in love with you

- Elvis Presley, Cant help to falling in love

----

Sudah dua minggu berlalu sejak terakhir kali aku bertemu Mawang. Aku suka dengan pengalaman itu. Beberapa hari ini banyak yang aku pikirkan. Maksudku, aku kembali mengingat betapa konyolnya kedekatan kita berdua. Tadinya aku memandang hal seperti pacaran adalah hal yang dilakukan orang tidak produktif dan konyol.

Hari ini sepertinya masak telur goreng enak. Kuputuskan keluar kamar menuju dapur kosan dan memasak telur.

Teman kosanku Nida, sedang telponan di depan kamar.

"Yaudahlah terserah kamu, aku juga males sama kamu," katanya, sepertinya membalas teman bicaranya di telpon.

Kuhampiri Nida setelah telur gorengku jadi.

"Kenapa lu?" tanyaku, sambil memakan telur yang tadi ku goreng.

Nida duduk di sebelahku, di undakan tangga ke tiga menuju kamarnya. "Biasa, Ifan marah Ja," jawabnya.

Pintu kamar sebelah kamar Nida terbuka, ada Ira baru buang sampah di sana kemudian berkomentar "ya, hari gini masi aja galau gara-gara pacar ga mutu lo," katanya.

Ira ikut duduk di tangga. Kemudian melanjutkan "inget umur lo, orang di luar sana galauin hal-hal kaya krisis yang mungkin terjadi, karir yang harus meningkat, pendapatan perkapita negara, kondisi politik Indonesia, dan lo? Masi aja pusing gara-gara pacar." Lalu, diam.

Aku rasa Ira benar, aku ikut tersinggung rasanya. Masalah seputar pacaran sepertinya sangat cemen.

Tak lama, Nela datang dari pintu luar sepertinya baru pulang entah dari mana.

"Ada apa nih pada ngumpul disini?" tanya Nela.

"Ini nih temen lu si Nida, Ifannya ngambek lagi." Dengan nada meledek.

Nela ikut duduk sebelah Ira. "Emang pacar kamu kenapa Nid?" tanyanya.

"Ifan ngambek, katanya gue udah ga sayang dia lagi gara-gara gue jarang chat sama dia. Gue tuh kalo harus chat rutin gitu males banget bosen woy. Lagian, gue kan juga punya kesibukan sendiri," jawab Nida.

Aku terdiam, rasanya sering sekali aku mendengar pacaran yang bosan seperti ini. Benar juga menurut Ira, pacaran itu masalahnya ga bermutu, ada begitu banyak masalah yang lebih bergengsi untuk dipikirkan.

"Nah kan, gue bilang apa. Udah lu tuh sama Ifan udah kelamaan. Mending cari pengalaman baru sama orang baru atau cari masalah lain yang lebih layak lu peduliin." Jawab Ira, menanggapi.

Sebenarnya betul juga, ada beberapa orang bilang Dating is a number game. Semakin sering kamu bermain semakin besar kesempatan menemukan the one-nya kamu.

Nida terdiam, begitu juga aku.

"Nih ya, emang orang sedih karena apa bisa lo tawar?" jawab Nela.

Kita semua diam. "Ga bisa kan? Bagi beberapa orang mungkin ini masalah kecil dan ga berbobot. Bagi orang lain mungkin ini setara alam raya besarnya." Lanjut Nela.

Aku terdiam. Kemudian berpikir.

"Nel, bukannya ini dipengaruhi sama hal yang kita peduliin ya? Maksud gue, kalo kita lebih peduli ke informasi seputar pacaran ya gue bakal peduli semua hal terkait pacar. Kalo gue lebih sering berminat cari informasi tentang politik ya keresahan gue terkait politik ga sih?" tanyaku.

ProtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang