Part 7

36 1 0
                                    

[Bantu vote dan komen ya guys! dengan begitu kalian ikut berpartisipasi dalam mendukung karya-karya si Penulis karena hanya dari situlah membuat penulis semakin bersemangat dan makin imajinatif lagi dalam membuat karya-karya yang lain. makasih]

Silakan membaca ...




Paginya aku terbangun dengan sangat bahagia, mungkin karena efek semalam jadi semuanya sekarang terasa berubah. Aku melihat cincin pemberian Tedi semalam benar-benar sangat indah tak kuasa ku menahan senyum.

Aku mengecek WA, tidak mendapat pesan apa-apa dari Tedi. Yah, mungkin saja dia lupa tidak apa-apa. Usai merapikan tempat tidur aku berjalan keluar kamar dan langsung menuju ke dapur, "Mama," gumamku yang langsung saja aku memeluknya dari belakang karena ia sedang duduk di kursi tempat makan.

"Gak biasanya pagi-pagi langsung meluk, ada apa sayang? hem," tanya mama. Ikatan ibu dan anak memang sangat tajam bahkan mama mengetahui sesuatu terjadi pada diriku. "Ma, aku boleh bilang sesuatu gak?" tanyaku."Iya boleh, kalau mama lihat muka kamu sepertinya ini kabar baik," tutur mama. "Tadaaa... (sambil menunjukkan sebuah cincin di jari manisku).

Ma tadi malam Tedi melamarku setelah ini dia akan bawa orang tuanya kesini, mama merestui kami kan?" tuturku. Mama hanya diam terpaku menatap cincin yang kukenakan lalu mama tersenyum lalu memelukku. Meski tidak berkata, aku anggap mama juga menyetujui hal ini.

Saat masuk kerja yang jadwalku  masuk siang, kusempatkan memberitahu kabar gembira ini pada teman-temanku termasuk Lulin, Ricis maupun Tari dan mereka juga nampaknya senang mendengar hal ini tapi meski aku sedikit merasa keganjilan terhadap mereka tapi itu mungkin cuma firasatku saja.

Disaat sedang sibuk melayani customer, salah satu temanku datang memberitahu bahwa aku dipanggil ke ruangan atasan. Aku minta tolong dia untuk menghendel pekerjaanku dan segera pergi.

(Tok..tok..) aku mengetuk pintu yang sedikit terbuka dan mengucapkan permisi "Oh! siska, silakan masuk," kata bosku. Aku masuk lalu duduk dengan baik "Baiklah siska berhubung hari ini pekerjaan saya padat jadi saya langsung ke intinya saja, mulai besok kamu akan dirumahkan selama sebulan. Tadi orang tuamu datang dan meminta izin untuk kamu dirumahkan sementara, dan setelah mendengar alasannya saya memberikan persetujuan untuk itu silakan manfaatkan waktumu dengan baik," tutur bosku.

Meskipun aku sedikit shok mendengar itu, tapi sebisa mungkin aku terlihat biasa-biasa saja. "oke siska, mungkin kamu bisa menanyakan perihal ini ke orang tuamu karena saya banyak pekerjaan jadi kamu boleh kembali bekerja," tuturnya. "Iya pak, baiklah terima kasih saya permisi dulu," kataku. "Sama-sama," balasnya dengan anggukan.

Sedikit memperlambat langkahku masih terngiang dipikiranku akan hal tadi, aku dirumahkan? mama datang kesini?. Ada apa yah tiba-tiba seperti ini?, oh! apa jangan-jangan mama meminta aku diliburkan karena perihal hubunganku dengan Tedi?.

Kan mama gak perlu repot-repot datang kesini cukup aku saja yang minta izin, tapi memang harus secepat ini?. Tedy aja belum membawa keluarganya untuk melamarku secara resmi, belum lagi menentukan tanggal pernikahan dan belum lagi membuat undangan. Tapi gak papa deh lebih cepat lebih baik. Hehehe.

Perjalanan pulang cukup memakan waktu dari biasanya dikarenakan volume kendaraan yang pada sehingga menimbulkan kemacetan, tapi syukurlah sekitar satu kilo lagi aku akan tiba dirumah.

Tidak lain lagi aku menyewa jasa grab sambil menatap jalan disebelah kiriku saat dimulainya perjalanan, dari kejauhan aku bisa melihat sosok yang memakai jaket hodie hitam berdiri didepan sebuah grosir kecil.

Malam-malam begini berdiri sendiri disitu terlihat sedikit mencurigakan, akan tetapi dia tidak menghadap ke grosir melainkan menghadap lurus ke jalan raya sambil pandangannya lurus kedepan. Grab yang kukendarai masih melaju disaat aku sedang fokus mengamati orang tersebut, tiba-tiba dia menatapku saat kami berpapasan pandangan.

Yang Tak Dapat KuhindariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang