05.Hukuman 18+

13.7K 223 8
                                    

WARNING⚠️
Bijaklah saat membaca!!

***

Cup

"Selamat pagi.."

Yoona menggeliat dengan kesal sambil menarik selimut untuk menutupi wajahnya dari serangan Sehun di wajahnya.

Cup

"Selamat pagi sayang.."

"Hentikan, kembalikan selimutnya!" Protes Yoona karena selimut yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya itu kembali terbuang ketika Sehun menariknya dengan kuat, bahkan ia dengan gilanya malah melemparkan ke sembarangan arah.

Sehun tertawa saat melihat wajah kantuk itu yang berusaha menyesuaikan dengan cahaya matahari. Membalikkan tubuh tangannya menarik selimut yang berada di lantai akibat lemparannya tadi.

"Kemarilah sayang." perintah Sehun.

Yoona mendekat dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul. Mengabaikan posisi tangannya memeluk pinggang kekasihnya dan membiarkan tangan Sehun bekerja sesukanya.

"Aku ingin melanjutkan hukuman yang semalam tertunda." beritahu Sehun. Menundukkan wajah lalu mengecup kedua mata, hidung dan terakhir bibir kekasihnya.

"Eugh, tapi aku masih mengantuk. Nanti saja bagaimana?"

Sehun mendengus. Jika seperti ini ia tidak bisa memaksa. serba salah. Padahal semalam ia berharap mereka akan bercinta, tapi ternyata harapannya hanyalah sebuah pemikiran yang telah ia bayangkan sebelumnya.

Pasalnya setelah mereka sampai, Yoona malah mengatakan dia sudah sangat mengantuk dan ingin beristirahat, otomatis ia hanya mendengus dan berdecak dalam hati sambil menuruti permintaan Yoona.

"Hm, baiklah. Sekarang kau lanjutkan tidurnya."

"Kau tidak jadi marah?" tanya Yoona mendongak menatap Sehun.

"Ohh, jadi kau berharap aku menunjukkan kekesalanku di depanmu. Begitu?" alis Sehun terangkat kesal.

Cup

"Jangan marah sayang, selamat pagi."

Sehun menghela napas panjang usai Yoona kembali membaringkan tubuhnya di kasur. Menundukkan wajah kembali, ia mencium bibir kekasihnya sekilas lalu menuruni kasur.

"Kau mau kemana?" tanya Yoona membuka kedua mata menatap punggung Sehun yang berjalan menuju pintu.

"Mencari makan di dapur, tiba-tiba aku lapar. Istirahatlah."

Yoona mengangguk, setelah punggung Sehun sudah tidak terlihat dengan pintu yang tertutup ia mulai memejamkan mata dengan perlahan.

*****

"Aghh..."

Tubuh Sehun terjatuh menindih tubuh Yoona dibawahnya. Mengangkat wajah ia mencium bibir kekasihnya sekilas lalu membaringkan tubuhnya di sebelah Yoona dengan tangan menarik selimut menutupi tubuh mereka berdua.

"Terimakasih sayang." tangan Sehun membelai pipi Yoona dengan lembut.

"Aku capek."

Sehun tertawa, menarik tubuh Yoona merapat ke tubuhnya tangannya semakin erat memeluk tubuh kekasihnya dari samping.

"Kalau begitu di lain waktu kau harus membuat kesalahan lagi lalu aku akan memberikan hukuman lebih, aku jamin kau tidak akan berjalan besok."

Yoona menapok mulut Sehun dengan punggung tangannya. Memberenggut kesal tangannya membalas pelukan kekasihnya.

"Aku jadi lapar Sehun." celetuk Yoona tiba-tiba.

"Kau ingin driver atau aku meminta pelayan menyiapkan untukmu?" tanya Sehun perhatian.

"Driver."

Sehun mengangguk paham. Sudah menjadi candu ia kembali mencium bibir Yoona lalu menuruni kasur dengan tangan mengambil jubahnya. Usai memasangkan menutupi tubuhnya ia berjalan mengambil ponselnya yang berada di atas meja.

"Kemarilah, kau ingin sarapan apa."

Yoona mendengus dengan mendudukkan tubuh di kasur plus selimut yang mengerat pada tubuhnya. Menuruni kasur dengan selimut Yoona berjalan mendekati Sehun.

"Kau tidak?" tanya Yoona menatap Sehun heran.

Sehun menggeleng, menunduk bibirnya mengecup kening Yoona yang duduk di pangkuannya.

"Tidak, aku sudah sarapan di bawah."

"Heh, jam berapa ini? Mengapa aku baru sadar kalau seharusnya bukan sarapan pagi melainkan makan siang."

Sehun mengeluarkan tawa pelan. Benar juga. "Ah benar, sudah pukul jam 12:21 ternyata." jawab Sehun menunjukkan layar ponselnya.

"Ini semua gara-gara kau Sehun." protes Yoona menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Sehun.

"Kenapa aku?" tanya Sehun tidak paham. Apa salahnya?

"Gara-gara kau yang ngotot memberikan hukuman itu aku jadi melewatkan sarapan pagiku." jawab Yoona menarik wajahnya. Bibirnya mengecup bibir Sehun sekilas.

"Tapi kau juga menikmatinya, jangan munafik." tuduh Sehun mengusap pipi Yoona sayang. "Kau minum pilnya?" Tanya Sehun yang baru teringat.

Yoona mengangguk.

Sehun menghela nafas lega setelah itu karena tadi ia mengeluarkannya di dalam. Bukannya ia dan Yoona tidak mau mempunyai anak sekarang, tetapi ia sendiri harus menunggu sampai Yoona menghabiskan pendidikannya dulu.

Lagipula keduanya sudah sepakat dan tidak akan mempermasalahkan ini, jadi keduanya memilih menikmati dan menjalankan saja. Selagi mereka bahagia tentunya.

My Ex-Boyfriend Is My Daddy! Where stories live. Discover now