03.Marah?

8.8K 225 17
                                    

WARNING⚠️
Bijaklah saat membaca!!

***

Ini sudah malam sabtu, dan Yoona sama sekali belum dari kepulangannya waktu itu mengabari dirinya. Jujur saja, ia sendiri merasa tidak nyaman dan tidak tenang. Tidak biasanya Yoona tidak mengirimkan pesan atau menghubunginya.

Ckckck.

Beberapa hari ini juga ia begitu sibuk, jadi tidak ada sempat untuk mengunjungi kampus tempat kuliah Yoona. Dan mengapa pula kekasihnya itu tidak mengirimkan pesan atau menelponnya?

Lagi, Sehun mengecek layar ponselnya, apakah ada notifikasi atau ada berita terbaru. Tetapi, sekali lagi ia berdecak kesal karena hasil yang ia harapkan ternyata nihil.

Sehun melemparkan ponselnya ke ranjang king sizenya setelah itu, ia mengusak rambutnya frustasi dengan menghempaskan tubuhnya di sofa yang berada di dalam kamar itu.

"Kemana, Yoona? Apa jangan-jangan dia pergi bersama kedua Sahabat gilanya itu lagi? Awas saja kalau itu benar terjadi."

Seharusnya Yoona sudah mengabarinya agar ia pergi menjemputnya, tapi mengapa sampai sekarang belum ada juga kabar seperti sebelumnya?

Besok adalah hari dimana seperti biasanya Yoona akan menginap di Mansionnya sampai hari minggu tentunya, jadi mengapa sekarang Yoona tidak mengabarinya, di mana keberadaannya.

Tring!

Sehun menoleh kearah ranjang, di mana ponselnya tergeletak, ia dengan cepat beranjak dari duduknya lalu menuju ranjang.

Ia akan benar-benar menghukum Yoona kalau saja kekasihnya itu ternyata sedang mengerjainya.

Sehun mengumpat dengan kesal ketika mendapati nama si pengirim pesan. Ia pikir itu Yoona, tapi ternyata, sialan si Kai.

"Ada apa?" Tanya Sehun datar setelah menjawab panggilan dari Kai, Sahabatnya karena pesan yang di Kirimkan Kai hanya ia abaikan.

"Ckck.. Kau tidak berniat kemari? Aku memiliki satu mainan baru yang masih sangat segar."

"Sudah?" Tanya Sehun malas.

"Kau tidak mau?"

"Sebentar." Sehun langsung mematikan sambungan telepon.

Ia menghempaskan dirinya ke ranjang dan menatap langit kamar, sekali lagi ia mengecek ponselnya, apakah ada notifikasi dari Yoona, tapi hasilnya selalu sama yang membuatnya semakin frustasi.

"Kemana Yoona?" Sudah berulang kali menghubungi nomor Yoona, tapi hasil juga selalu sama, padahal nomor Yoona sedang aktif.

Apa sibuk? Tapi tidak mungkin pesan dan teleponnya di abaikan.

Sehun memejamkan matanya, jujur saja ia paling tidak suka jika sudah dibuat penasaran dan cemas seperti ini, jika sudah terungkap, maka orang itu akan ia berikan pelajaran yang setimpal karena sudah membuatnya uring-uringan.

Pria itu menegakkan tubuhnya lalu berdiri, ia mengambil kunci mobilnya dan memasukkan ponsel ke dalam kantung celananya, berjalan dengan perasaan kesal menuju kendaraannya.

Biarkan saja, kalau Yoona akan mendiamkannya nanti karena tahu ia bermalam di club lagi, itu urusan belakang. Toh, itu tidak akan terjadi lagipula. Ia tahu itu.

Dan lagipula, ia pernah bermain dengan seorang wanita disaat dulu dirinya dan Yoona sedang menjalani hubungan tapi ternyata apa yang ia takutkan tidaklah terjadi, melainkan wanita itu yang terkena keamukan dari Yoona, mengenaskan.

Setelah menghabiskan waktu hampir 20 menit, akhirnya kendaraan berkaki empat milik Sehun berhenti di area parkiran club malam tempat biasa mereka datangi.

Sebelum keluar dari dalam mobilnya, Sehun kembali mengecek ponselnya, tapi sekali lagi, pria itu berdecak kesal karena hasil pun masih sama.

"Damn it!" Umpatnya penuh emosi sambil meremas pegangan setir.

Sehun keluar dari dalam mobil dengan perasaan kesal dengan wajah tidak bersahabat, pria itu berjalan masuk, mengabaikan godaan-godaan para wanita yang berada di dalam tempat tersebut.

My Ex-Boyfriend Is My Daddy! Where stories live. Discover now