Seperti yang sebelumnya aku bilang di cerita Posesif My Husband, kalo ceritanya selesai maka aku bakal lanjutin cerita ini. Btw, semoga alurnya gak kalian lupa. Tapi kalo mulai lupa tolong baca lagi dari part awal biar gk lupa ya? thanks.
WARNING⚠️
Bijaklah saat membaca!!***
Yoona menghentikan larinya dengan napas memburu, sesekali ia menoleh ke belakang guna memastikan Pria itu tidak mengejarnya atau mata-mata Kakeknya tidak membuntutinya yang lagi-lagi melarikan diri.
"Damn! Dia akan menjadi daddy ku?!" tanya Yoona dengan berteriak nyaring.
Ia yakin mereka tidak akan menemukannya karena sekarang ia berada di atap tempat ini. Syukurlah ia berlari dengan sekuat tenaga jadi sedikit merasa aman.
"Sial, mengapa aku ingin menangis rasanya huh?!" gumamnya dengan perasaan kesal. "Apakah dunia sangat sempit sampai-sampai harus menjadikan takdir seperti ini? Damn!"
"Berisik!"
Yoona menoleh terkejut saat mendengar suara seseorang. Memicingkan mata ia berjalan mendekati orang itu yang tengah duduk sambil merokok di ujung sana.
Damn, ia pikir hanya dirinya di tempat ini. Ternyata masih ada satu manusia lagi dan wait-dia terlihat tampan dengan benda sialan itu diantara kedua jarinya itu. Damn! It looks cool.
"Maaf, aku pikir tidak ada orang disini selain aku. Ah memalukan, pasti kau mendengar semuanya." raung Yoona kesal. Melipat tangan di depan dada sambil menatap pria di depannya itu.
"Hm."
Yoona berdecak. Pria ini tidak ada bedanya dengan kekasihnya itu. Damn! Yoona menggeleng tegas untuk menjauhkan predikat sebelumnya itu.
"Ini tempat umum, siapapun bisa mendatangi tempat ini untuk menghilangkan penat."
Yoona memutar mata. Yang benar saja. Tempat seperti ini apakah bisa menghilangkan penat?
"Jadi siapa namamu? Kita belum berkenalan." tangan Yoona terulur ke depan, tepat di depan wajah pria di depannya itu.
Pria itu membuang puntung rokoknya ke lantai lalu mematikannya dengan cara menginjaknya. Mengangkat wajah guna menatap uluran tangan di depannya itu.
Ia menghela napas. "J."
"Aku Yoona, kau bisa memanggilku Yoona." seru Yoona memperkenalkan namanya.
Hah, ternyata melupakan kejadian beberapa menit lalu sangat cepat. Damn, tapi kenapa pria ini tidak kunjung melepaskan tangannya! Dan apa itu? Ia tidak salah lihat bukan?
What the hell!
*****
Sehun melangkahkan kaki dengan cepat menuju atap tempat pertemuan mereka dengan keluarga wanita sialan itu setelah melihat perginya kekasihnya beberapa jam lalu tadi dengan bantuan cctv.
Mengapa Yoona tidak mau mendengar terlebih dahulu penjelasannya huh. Dan lagi, ia tidak mungkin menerima perjodohan bodoh itu. Belum lagi, wanita itu adalah ibu kekasihnya sendiri.
Damn! Dunia benar-benar sempit!
Langkah Sehun terhenti saat melihat kekasihnya yang tengah berduaan dengan seseorang yang tidak ia ketahui. Lagi, rasa marah mendominasi.
Sehun memilih mendekati kedua orang di depan sana dengan rahang mengeras. Tidak lupa dengan kepalan di tangannya itu.
"Yoona?"
Sehun bisa melihat pemilik nama itu menoleh dengan terkejut. Melangkah maju, tangannya menyentak kasar penyatuan tangan yang merusak kornea mata tersebut.
"Kita harus bicara." ujar Sehun menarik pergelangan tangan Yoona.
Yoona menepis dengan gerakan cepat. Tatapan tajam langsung ia lemparkan pada Sehun. Tangannya terlipat di depan dada.
"Tidak ada yang harus kita bicarakan bastard. Dan lagi, kalian berdua sama, memuakkan!" bentak Yoona kesal.
"Ayolah, aku tidak menerima lamaran sialan itu. Dan lagi, aku tidak tau kalau wanita itu adalah ibumu." ucap Sehun dengan memelas. Sangat tidak suka situasi ini.
"Dan kau pikir aku akan percaya?" alis Yoona terangkat tinggi. Senyum mengejek ia lemparkan pada Sehun yang terlihat menahan kesal. "Dengar aku Sehun, lebih baik kau kembali dan temui mereka sebelum kedua orangtua mu mencap-ku sebagai perempuan yang buruk. Aku tidak mau, terlebih sebentar lagi aku akan menjadi-"
"Kau berucap seperti itu seakan aku akan menikah wanita sialan itu! Kau pikir aku mau? Tidak sialan!" sela Sehun kesal.
"Permisi, bisakah kalian meninggalkan tempat ini? Suara kalian mengganggu ketenangan saya."
Yoona dan Sehun spontan menoleh. Yoona meringis ketika baru mengingat teman kenalan barunya barusan yang sedari tadi menonton pertengkarannya dengan Sehun.
Berbeda dengan Yoona, Sehun malah menunjukkan raut wajah tajam. "Jika kau terganggu maka enyahlah." balas Sehun kesal. "Ikut aku!" tangan Sehun kembali menarik pergelangan tangan Yoona untuk segera meninggalkan tempat itu. Dalam hati ia bernafas dengan lega karena Yoona tidak menolak lagi. Ia ingin segera menyelesaikan masalah dan salah paham ini dengan segera!
Mau konflik atau nggak usah?
YOU ARE READING
My Ex-Boyfriend Is My Daddy!
RomantizmWARNING! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA ⚠️ [ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE, SILAKAN DIFOLLOW AGAR PARTNYA BISA TERBUKA] "Aku menikahi Ibu mu karena punya alasan. Dan aku, akan tetap mencintaimu." Sehun Yoona harus menerima kenyataan pahit ket...