√16

78 15 1
                                    

"Mampus. " umpatnya. tidak peduli kebingungan Nouka saat ini.

"Lo anaknya Tante Nonik? "

"Hah? Itu nama mama gue. Lo kenal? "

"Bukan kenal lagi, mama lo calon mama mertua gue. Kalau jadii.... "

"Lo...lo yang mau dijodohin sama abang gue? Elara Nanda? "

Shit!

Nouka pernah bilang kalau dunia emang sempit banget, tapi gak sesempit ini juga!

Oh jangan lupakan, kedua orang tuanya kini menatap mereka berdua.

Nouka tidak mungkin mau diberi cap telah merebut calon istri kakaknya sendiri!

"Lah, pacar kamu Ela? "

"Abang kamu tuh udah mama mau jodohin sejak dalam kandungan sama anaknya tante Amirah. Seumuran kamu loh, cuman beda beberapa bulan aja. "

"Ohh. " balas Nouka tidak tertarik. Abangnya udah pernah cerita kalau hidupnya ga sebebas dia. Mama sudah mengatur perjodohan sejak dia bayi dan tentu saja Nouka bersyukur karena bukan dia jadi targetnya.

"Lo gak ada niat buat gantiin gue jadi calon cewek itu? "

"Selamat malam tante. " sapa Ela berusaha tenang tapi ga bisa sama sekali.

"Ya ampun Ela, kamu makin cantik aja. Ini kalian beneran pacaran? "

Ela mati kutu, dan kini matanya menatap cowok yang dari tadi menatap ke arah mereka berdua. Ela ingin membantah tapi dia tidak mungkin membuat Nouka malu karena telah menyewanya dan dia juga bisa ketahuan karena buka jasa jasa begituan.

"Iya ma, Nouka emang pernah cerita ke aku kalau dia punya pacar. Tapi kaget juga sih kalau pacarnya ternyata anaknya tante Amirah. " Cowok yang bisa Ela tebak ada Agra yang sering diceritakan mama itu berceletuk.

"Ma sumpah, aku ga tau kalau cewek yang mau dijodohin sama abang itu pacar aku. "

Oh bagus, Ela jadi dilempar lempar begini. Cewek itu menunduk, berdecak karena terjebak suasana yang sangat tidak nyaman ini.

"Kalian emang belum pernah ketemu kan? Mama maklum kok. "

Ela menghela napas, sedikit lega. Sedikitnya lagi was-was takut tante Nonik melapor ke mamanya dan dia ketahuan berbohong sama mama.

"Kalian berdua duduk dulu. Kita bicarain baik-baik masalah ini. "

Ela sungguh kagum dengan ketenangan tante Nonik dan suaminya. Ia kira mereka berdua akan dimarahi abis-abisan.

Nouka menariknya ke kursi yang tepat di depan Agra itu.

Sedang Nouka mendekat ke arah kakaknya, membisikkan sesuatu.

"Jadi gimana, Ela? Katanya kamu nerima perjodohan ini, tapi kamu pacaran? "

"Engg... Sebenarnya aku belum terima untuk lebih serius tante, aku cuman bilang mau kenalan langsung dulu sama orang yang mau dijodohin sama aku. Tapi ternyata aku malah.." ucapannya terhenti karena bingung ingin menjawab apa. Dan tante Nonik sepertinya sedikit peka karena perempuan yang seumuran dengan mama itu langsung memotong ucapannya.

"Gak papa, tante paham kok. Jadi kamu pasti bakal milih Nouka kan?"

Di depannya, Nouka menggeleng. Sedang Agra si kakaknya terlihat tenang.

Dan Ela, jangan ditanya dia gemetar. Tidak tahu harus menjawab apa. Bahkan sekarang di kepalanya ia ingin mengatakan sejujurnya yang terjadi.

"Kamu sama Nouka aja, lagian saya udah punya pacar juga. Baru kali ini Nouka bawa pacar sampai ketemu orang tua yang pertanda dia serius. " Agra bersuara. Nouka mendongak menatap cowok itu. Sedikit sinis karena cowok itu beneran menolaknya mentah mentah. Harga dirinya tercoreng!

"Tapi, abang? "

"Aku udah punya pacar, Ka. Lagian visi misi mama tetap tercapai kan, mama tetap bisa besanan sama tante Amirah? "

"Boleh ga aku ga milih?" Tentu saja Ela hanya bisa berucap dalam hati.

Saat ini, dia seperti dilempar ke sana kemari seperti tidak diinginkan. Agra, cowok yang akan dijodohkan dengannya ternyata menolaknya mentah-mentah dan Nouka yang tentu saja tidak punya perasaan padanya.

"Bagus deh, berarti aku sama Ela bisa bareng kan ma? " Ela tau jawaban Nouka hanya untuk mencairkan suasana.

"Ya ga papa sih buat mama, tapi kalian gak berantem kan, karena Ela? "

"Ma, aku udah punya pacar dan ternyata pacar Ka itu anaknya Tante Amirah. Pas kan, sesuai banget sama maunya mama. Aku dan Ka ga mungkin berantem."

"Papa setuju aja sih, berarti gak ada lagi acara perkenalan untuk Nouka sama Ela kan? Mereka udah pacaran 5 bulan. " sekali bersuara, papanya Nouka malah membuat Ela makin merinding. Mereka bahkan hanya kenal nama saja, saling mengenal apanya??

"Iya mama juga setuju, jadi kalian mau tunangan kapan? "

Ela rasanya ingin pingsan saja.

*

"Lo kok gak jujur sih? "

"Gue ga mungkin jawab jujur kalau lo punya pekerjaan jadi pacar sewaan. "

Ela mengiyakan dalam hati, walaupun masih kesal.

"Soal mama bakal gue tahan apalagi sampai bahas pertunangan. "

"Bagus deh, tapi Ka, abang lo beneran ga mau ya sama gue? "

"Lo suka sama abang gue? "

"Gakkk, maksud gue tuh gue gak semenarik itu? "

"Dia bulol banget sama pacarnya, lo bukannya gak menarik tapi dimatanya sekarang ya cuman pacarnya aja. Bagus kan ada gue? Lo gak jadi orang ketiga. "

"Bagus gimananya, gue ngerasa ga diinginkan tau gak? Abang lo nolak gue mentah mentah, gue diselingkuhin dan lo pastinya gak tertarik sama gue. Gue jelek banget. "

"Gue kapan bilangnya sih ga tertarik sama lo? "

Oh tidakk, buaya satu ini bertindak lewat kata-kata manisnya dan Ela harusnya menepis kata-kata manis itu bukannya mematung.

Take a Chance with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang